AKU CEMBURU

8.5K 422 5
                                    


POV : ADRIAN

Aku bener-bener tidak habis fikir sama kelakuan Bella. Buat apa coba, ngaku-ngaku kalau aku adalah calon suaminya. Cih ! Niat ajah ogah.

Perawat hatiku gimana ya sekarang ? Apa dia marah sama aku.

Baru ajah mau deketin, si boneka Annabel malah menghancurkannya.

Bodoh..bodoh..! Kenapa juga aku gak jelasin langsung? Malah diam membisu. Kalau gitu kan dia bakal percaya sama si Annabel itu.

Fikiranku kacau, aku kehabisan akal.

Nafsu makanku hilang seketika. Ini salahku, tidak tegas menjadi seorang laki-laki.

Aku tahu, Bella dari dulu berambisi untuk memiliki aku, tapi big please ! Aku bener-bener gak suka sama dia. Sedikitpun.

Dari dulu, dia selalu mengekoriku. Dia lah parasit dalam hidupku. Aku sudah menekankan sama dia, sampai kapan pun, aku tidak akan pernah mau sama dia.

Tiba-tiba gawaiku berdering, ku lihat panggilan masuk dari Reno.

Ah, syukurlah, setidaknya ada tempat aku berbagi mencari solusi.

"Assalamu'alaikum, Ren. "

"Wa'alaikumussalam, aku udah deket nih dari ruangan kamu. Tunggu ya." Jawabnya dari seberang.

"Oh baiklah. Aku tunggu."

Ku lirik, si Annabel masih disana. Ngapain dia masih disini sih. Lagian mamah juga kemana, lama banget perginya.

Bunyi pintu di ketuk terdengar. Bella langsung berdiri hendak membuka pintu. Rupanya Reno sudah tiba.

"Hey,Bro. Sorry telat, banyak masalah tadi di kantor."

"Iya, gak apa-apa," ku lihat dia sendiri. Ah kesempatan bagus untuk sharing. Tapi si Annabel ini gimana ? Masa dia mau nguping sih.

Aku ada ide untuk mengusir dia secara halus. Senyum langsung mengembang dari bibirku.

"Hey, Annabel. Kamu tau jalan pulang ke rumah kamu kan ? Tolong lakukan itu untuk saya, gih !"perintahku.

"Bilang ajah ngusir,"sungutnya. "Gak perlu capek-capek ngusir, aku juga udah mau pulang dulu, hari ini aku ada pemotretan."lanjutnya.

"Oh,baguslah. Buruan gih !"

Dia pun menghentakkan kaki, lalu pergi meninggalkan kami berdua. Ah, leganya.

"Oiya,Bro, kemaren kamu bilang mau ngenalin aku sama inceran kamu kan ? Mana ?"ujarnya.

"Sabar dulu kali, saya mau cerita dulu sama kamu. Ini tentang kelakuan Bella."

"Bella kenapa emang ? Masih ngejar-ngejar kamu ? Haha"

"Iya nih, tau tuh anak."gerutku."Tau gak, aku lagi usaha buat deketin dia, eh malah gagal total gara-gara dia"

"Gagal gimana ?"tanyanya serius.

"Tadi kan kita berdua disini, soalnya dia yang ngerawat luka aku, udah lancar ceritanya, udah balas-balas senyum, bahkan tampa sadar udah tatap-tatapan gitu. Eh si Bella malah datang ganggu, lebih parahnya, dia ngaku-ngaku calon bini gue."

"Lah, jadi gimana dong, padahal dikit lagi kan? "

"Bantu dong, ikut ngomong kek kalo Bella bukan siapa-siapa"

"Yaudah, panggil dulu orangnya. Gimana mau bilang sama dia, dia ajah kagak disini kan ?"

"Bentar ya, sekalian, kamu nilai, cocok gak sama aku."

Reno hanya mengangguk.

Ku tekan bel berharap dia datang.

Lima menit kemudian, dia belum datang. Ku tekan lagi kuat-kuat belnya.

Perawat HatikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang