Happy reading!!!
Bel rumah Karin berbunyi. Tanda ada orang yg berdiri di balik pintu bercat coklat itu.
"Hai Rin?"Karin hanya mengernyitkan keningnya setelah membukakan pintu dan tampak Satria sudah berdiri dengan seragam lengkapnya.
Seakan tau dengan pertanyaan yg ada di fikiran Karin
"Gue kesini mau jemput lo"
"Gue bisa brangkat sendiri"jawab Karin dengan nada dingin.
"Ini bukan tawaran! Ini perintah! Jadi mau gak mau lo harus ikut sama gue"entah mendapat mukjizad apa, tapi Karin langsung meraih helm yg di berikan oleh Satria dan naik ke motor Satria.
Mereka berdua membelah jalanan ibu kota dengan kecepatan rata-rata.
Setelah sampai di parkiran sekolah, Karin turun dan membiarkan Satria memarkirkan motornya.
Mereka berdua jalan beriringan di koridor. Banyak pasang mata yg menatap mereka dengan tatapan yg sangat sulit di artikan. Banyak juga yg membicarakan mereka.
Tapi menurut Satria itu adalah hal yg biasa. Namun tidak untuk Karin. Dia terlihat sangat risih.
Terlebih tadi Satria langsung menggandengnya dan membawanya berjalan beriringan melewati koridor yg sudah ramai karena memang jam sudah menunjukan 6.55,dan itu berarti sebentar lagi akan bel masuk.
Dan bodohnya Karin tidak menolak sama sekali.
"Sat?!"panggil Karin dengan menghantikan langkahnya yg di ikuti oleh Satria.
"Ya"jawabnya singkat sambil memandang wajah Karin.
"Lo ngapain sih gandeng tangan gue segala?!"sewot Karin dengan nada dinginnya
"Emang kenapa?"sahutnya dengan menautkan kedua alisnya
"Banyak yg liatin"jawabnya sinis. Namun Satria tidak mempedulikan perkataan Karin, dan melanjutkan perjalanan menuju kelas yg tertunda tadi. Tak lupa Satria juga masih menautkan tangannya dengan tangan Karin. Seakan Satria memberi tau kepada semua siswa maupun siswi kalo Karin adalah miliknya meskipun Karin belum menjadi miliknya.
"Hiiii sebel deh gue liatnya"
"Hiii mau juga dong di gandeng ama cogan SMA Nusa Mulya"
"Kok Karin si yg di gandeng!"
"Gak rela ihh"
"Gue jadi pengen jadi Karin deh"
"Males banget liatnya!"
Dan masih banyak lagi omongan dari para siswa-siswi untuk Karin dan Satria.
"Sat! Lepasin tangan gue!"ucap Karin sambil memberontak melepaskan tangannya. Namun naas usahanya gagal, karena tenaga Satria lebih kuat dari pada dirinya.
Satria tidak mempedulikan berontakan dari Karin. Satria hanya menatap lurus koridor tanpa mempedulikan berontakan Karin.
"Satria!"sentak Karin. Dan hal itu membuat Satria akhirnya nelepaskan tangan Karin.
"Ciee!! Ketahuan nih yey yg baru jadian!"sorakan langsung saja keluar dari dalam kelas X MIPA 2 yg sedari tadi sudah mengintip di jendela.
Karin hanya memutar bola matanya jengah. Dia sangat heran kepada teman-temannya terutama pada sahabatnya, Bella. Kenapa mereka ingin sekali kalo dirinya dan juga Satria jadian!.
"Sat jangan lupa PJ lo!"ucap Bima sambil menepuk-nepuk bahu Satria.
"Kalo masalah itu mah gampang coy"sahut Satria enteng.
"Siapa juga yg jadian!"suara dingin itu mampu membuat semuanya mendungus kecil tanda kekecewaan karna tak mendapat makanan gratis.
"Rin? Udah deh, gak usah malu-malu lagi sama kita. Pake acara boong kalo lo sama Satria enggak pacaran"celetuk Bella.
Karin sungguh jengah sekali mendengar pernyataan itu. Dia tidak ingin meladeni teman-teman dan sahabatnya, Bella.
Percuma juga ia mau menjelaskan sampai mulutnya berbusa pun tidak akan ada yg mempercayainya.
"Terserah"setelah mengucapkan itu, Karin langsung melenggang masuk kedalam kelasnya yg tadi langkahnya sempat terhenti karena teman-temannya yg sudah menghadangnya di depan kelas.
"Sat!?"
"Apaan?"
"Ini yg bener yg mana sih? Yg bener lo atau si Karin?"Dion yg sedari tadi hanya setia menjadi penonton akhirnya ikut bicara karna rasa penasarannya.
Dengusan kecil keluar dari mulut Satria. "Belum" Setelah itu Satria langsung memasuki kelasnya dan duduk di bangkunya di belakang Karin.
"Sat?"
Satria mendongak dan hanya menjawab dengan berdehem saja.
"Lo sabar ya kalo mau lelehin hati sahabat gue. Tetep semangat oke!"ucap Bella memberi semangat pada Satria.
"Kenapa Karin gak mau nerima gue ya Bel? Padahal gue udah lakuin apa aja buat dia. Tapi kenapa dia gak pernah buka hatinya buat gue? Gue juga punya hati Bel. Gue juga punya perasaan yg harus di hargai Bel. Pada saatnya juga gue bakalan lelah dan nyerah buat perjuangin Karin, Bel. Berjuang sendirian itu gak enak Bel."ucap Satria panjang lebar. Satria sunggu tak sadar bahwa dia duduk di belakang Karin, dan otomatis Karin mendengar semuanya.
Bella juga memahami perasaan Satria saat ini, karena Bella juga mengalami hal yg sama seperti Satria. Mencintai seseorang dan harus berjuang sendiri.
Tapi sebenernya salah si Bella juga sih, kenapa dia kagak ngomong ke Bima kalo dia suka. Katanya si gengsi! Masa iya cewe ngomong suka lebih dulu! Harga diri dong coy!
"Lo harus sabar Sat"setelah itu Bella langsung kembali duduk di sebelah Karin.
'Maafin gue Sat! Gue harap dengan perilaku gue yg kek gini lo bisa mundur buat pertahan sama gue! Karna gue gak akan percaya lagi yg namanya cinta! Itu semua bullshit! Cuma omong kosong! Dan gue gak mau lo terus-terusan kecewa karena gue!'
'Gue juga gak tau Sat! Apa gue udah suka sama lo? Atau belum? Atau gak akan pernah? Gue juga gak tau Sat! Maafin gue!'batin Karin terus berkecambuk.
Hati Karin sangat tersentuh. Ia sangat merasa bersalah pada Satria, ia sadar kalo selama ini ia sangat mengacuhkan Satria. Dan tanpa ia ketahui Satria sangat kecewa dan ia mendengarnya langsung dari mulut Satria barusan.
Mungkin Satria bener-bener gak sadar kali ya kalo ada Karin:v atau Satria emang lagi nyindir?:v ah dasar Satria:v
Setelah itu bel masuk pun berbunyi.
Hayo hayoo:v
Baper nda?:v
Sampai sini dulu yey:v makasih buat readers yg masih setia buat baca:v
Jangan lupa vote and comentnya ya:vLope you semuaa:v
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE ✔
Подростковая литература[TIDAK ADA REVISI] ‼️Banyak typo bertebaran‼️ "Satu hal yang gak gue percaya di dunia ini!" 'CINTA!' -Karina. ••• "Gue bakalan lelehin hati lo cewe es!" "Gue bakal buktiin ke lo! Kalo cinta itu ada!" -Satria. . . . ⚠️PLEASE DON'T COPY MY STORY⚠️ ...