#Part 36 PUTUS!

30 4 0
                                    

Happy reading!!!

Setelah melihat kembang api dan mengantarkan gadisnya pulang. Satria memutuskan untuk langsung pulang kerumah tanpa ingin mampir kemanapun. Ia sangat lelah hari ini.

Ceklek

Satria membuka pintu rumahnya. Tertampilkan dua orang paruh baya yg sedang asik menonton tv diatas sofa.

"Satria pulang"ucap Satria dan langsung menaiki tangga melewati kedua orang tuanya.

"Sat? Duduk sini"ucapan sang papah berhasil menghentikan langkah Satria untuk menaiki tangga menuju kamarnya.

Satria berjalan menuju sofa dengan langkah gontai. Sungguh kali ini Satria benar-benar sangat lelah. Ia sudah sangat mengantuk.

"Kenapa pah?"ucap Satria setelah duduk di antara papah dan mamahnya.

"Papah tidak suka basa basi. Papah ingin kamu putuskan Karin"Satria menatap papahnya dengan kening yg dikerutkan.

"Papah bercandanya gak lucu"jawab Satria dan langsung bangkit menuju ke kamarnya. Lagi-lagi langkahnya terhenti karna sang papah mengucapkan hal yg aneh menurut Satria.

"Papah serius. Papah ingin kamu putuskan Karin. Kalau bisa malam ini juga"

Seperti diterjang badai disiang bolong.

Satria berbalik dengan kasar menghadap sang papah

"Kenapa pah?"sang papah hanya mengedikan pundaknya.

"Mamah juga ingin kamu putuskan Karin secepatnya"sahut Adinta Marina-Mamah Satria.

"Tapi kenapa Mah? Pah? Kemaren waktu Satria bawa Karin kerumah sepertinya kalian setuju kalau Satria sama Karin. Tapi sekarang kenapa tiba-tiba kalian ingin Satria putusin Karin?"kesal Satria dengan cairan bening yg mulai metes

"Papah bilang putusin ya putusin!"nada bicara Arga Aditama-Papah Satria naik satu oktaf dan langsung melenggang pergi.

"Mah?"Satria menatap sang mamah. Berharap sang mamah mau menjelaskan apa alasannya.

Adinta sungguh tak tega melihat putranya sampai menangis. Putranya sangat mencintai gadisnya itu. Adinta mengusap kepala Satria dan kemudian bangkit melenggang menyusul sang papah.

Dan dibelakang sana sang papah sedang menahan tawa melihat ekspresi sang anak.

"Pah? Mamah gak tega ih"ucap Adinta sedikit berbisik karna takut terdengar oleh Satria setelah sampai di depan Arga.

"Udah mah. Di tega-tegain aja"jawab Arga masih terkekeh

"Tapi pah-"

"Ini buat surprise mah. Pasti nanti mereka sama-sama terkejutnya. Lucu pasti nanti. Udah ayo tidur. Papah ngantuk"ucap Arga kemudian menggandeng Adinta ke delam kamar untuk tidur.

Dan Satria masih bergeming diatas sofa dengan tv yg masih menyala. Tatapan Satria kosong. Ia sangat bingung. Kenapa sang papah dan mamahnya ingin ia memutuskan Karin? Apa alasannya?

Satria meraup wajahnya gusar dan beralih menjambak rambutnya frustasi.

"Gue sayang sama Karin. Gue gak mungkin mutusin dia tanpa alasan."gumam Satria lalu langsung melenggang pergi kekamar.

Di tempat lain diwaktu yg sama. Karin. Ia sedang menangis didalam kamarnya. Setelah pulang kerumahnya, bunda Karin juga menyuruh hal yg sama seperti kedua orang tua Satria.

Karin duduk menggelosor di samping tempat tidurnya. Duduk memeluk lututnya sendiri dan menelungkupkan wajahnya disana. Ia menangis.

Seperti Satria. Karin juga sangat bingung. Kenapa tiba-tiba bundanya menyuruh Karin untuk memutuskan Satria? Ada apa sebenarnya?

MY LIFE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang