Happy reading!!!
Sebulan sudah bunda Karin berada di singapur untuk melakukan penyembuhan.
Hari ini adalah hari kepulangannya. Dan khusus untuk hari Karin memutuskan untuk izin dari sekolah dan menyambut kedatangan sang bunda.
Satria. Dia juga izin untuk tidak berangkat kesekolah. Ia hanya ingin menjaga Karin. Ia tidak ingin Karin kenapa-napa, jadi ia memutuskan untuk izin juga dan menemani gadisnya untuk menyambut kepulangan sang bunda. Itung-itung buat caper sama camer:v
Dan hari ini. Karin berada di rumahnya yg dulu. Rumah yg penuh akan kenangannya bersama ayah dan bundanya. Namun semua itu berganti semenjak ayahnya meninggalkannya untuk selama-lamanya. Semua masa-masa indah bersama ortunya berubah menjadi masa-masa kelamnya.
Masa yg menjadikan dirinya seoranh gadis yg dingin, cuek, dan tak peduli.
Karin awalnya menolak untuk pulang ke rumah itu. Ia lebih memilih untuk menyambut bundanya di rumah sang nenek. Namun, Satria berusaha meyakinkan Karin kalau tidak akan terjadi apa-apa pada bundanya.
Dan kata Satria. Apa salahnya jika dicoba? Kalau kita gak pernah coba kan gak akan tau:v
Dan alhasil Karin hanya menyetujui ucapan Satria.
Mobil taksi online sudah sampai di pekarangan rumahnya.
Karin tidak menjemput bundanya. Dia ingin menyambut bundanya saja di rumah. Karin masih takut. Jadi Karin meminta tolong neneknya untuk menjemput bundanya dibandara seorang diri. Untung saja sang nenek belum terlalu tua, jadi belum linglung deh:v
Seorang wanita paruh baya keluar dari mobil taksi online disusul dengan nenek Karin.
Wanita yg Karin panggil bunda itu tersenyum sangat hangat kepada dirinya.
Karin sungguh merindukan senyuman itu. Senyuman yg telah lama hilang dari hidupnya kini telah kembali.
Bunda Karin-Cyntiya Camberlin mulai melangkahkan kakinya untuk menginjak rumah itu. Di depan pintu masuk sudah berdiri Karin dan Satria.
Tiba-tiba saja bunda Karin memegangi kepalanya dengan kedua tangannya setelah melangkah ke rumah itu.
"Bun? Bunda? Bunda gak papa kan?"ucap Karin panik sambil memegangi kedua tangan sang bunda.
Cyntiya beralih memandang Karin setelah lama memegangi kepalanya.
'Oh god! Kenapa dengan bunda?!'batin Karin
Cyntiya memandangi Karin dari bawah sampai atas.
Manik mata cyntiya bertemu dengan manik mata Karin. Mereka beradu tatap cukup lama, seakan memberi tau akan kerinduan masing-masing. Dan tiba-tiba.
"Maafin bunda Karin"lirih Cyntiya dengan memeluk Karin.
"Maafin bunda nak. Maafin bunda selama ini bunda gak bisa jagain kamu. Bunda gak bisa jadi ibu yg baik buat kamu. Maafin bunda, Karin. Bunda minta maaf"lanjut Cyntia dengan menangis dalam pelukan sang putri.
Karin sungguh tak bisa menahan cairan putih untuk tidak keluar dari matanya. Karin benar-benar sangat membenci keadaan ini. Keadaan saat dirinya menangis.
"Bunda gak perlu minta maaf sama Karin. Bunda gak salah"ucap Karin di tengah tangisnya.
"Maafin bunda nak"lirih Cyntiya.
"Bunda udah sembuh aja Karin udah seneng banget bun. Bunda gak perlu minta maaf sama Karin"jawab Karin dengan air mata yg masih mengalir.
"Don't cry my girl"ucap Cyntiya dengan mengusap air mata Karin menggunakan ibu jarinya.
"Bunda tadi kenapa? Kepalanya sakit ya bun?"tanya Karin mengingat kejadian bundanya memegangi kepalanya.
"Bunda gak papa sayang. Bunda cuma masih pusing aja. Jangan sedih lagi ya?"Karin hanya menjawabnya dengan berdehem dan kembali memeluk sang bunda.
"Anak bunda sekarang udah besar ya. Udah cantik"ucap Cyntiya setelah melepas pelukannya.
"Bunda bisa aja. Bunda juga tambah cantik kok"goda Karin
"Kalo yg itu siapa? Pacar kamu ya?"goda Cyntiya dengan mencolek dagu Karin. Karin hanya malu dan menutup wajahnya yg mungkin sekarang sudah memerah.
"Saya Satria tante. Saya pacarnya Karin."ucap Satria mengulurkan tangannya memperkenalkan diri, dan ulurannya dengan senang hati di balas oleh Cyntiya.
"Bun? Jadi Satria yg udah bantuin Karin buat kesembuhan bunda. Semua biaya rumah sakit di tanggung sama Satria. Dan Satria yg selalu menjaga Karin disaat bunda gak bisa jagain Karin"jelas Karin
"Tante benar-benar mengucapkan banyak terima kasih sama kamu Satria. Terima kasih telah menanggung semua biaya rumah sakit tante. Makasih juga kamu udah selalu jagain Karin disaat tante gak bisa jaga Karin. Sekali lagi terima kasih ya nak Satria"ucap Cyntiya
"Sama-sama tante. Itu udah kewajiban Satria buat selalu jagain camer sama calon masa depan Satria"Cyntiya menggapi ucapan Satria dengan senyum senangnya. Ternyata disaat dirinya tak bisa menjaga putrinya, masih ada yg menjaga Karin.
"Rin? Bella mana?"
"Bella masih sekolah bun. Jadi dia gak bisa ikut buat nyambut bunda pulang"jelas Karin
"Kok kamu sama Satria gak sekolah? Kalian bolos ya?"tanya Cyntiya curiga.
"Enggak bun. Kita gak bolos kok. Kita udah kirim surat buat izin."
"Kok Satria juga?"
"Iya dong tante. Kan buat nyambut camer"pede Satria dengan cengirannya.
"Bisa aja kamu. Panggilnya Bunda aja biar sama kaya Karin. Kan katanya mau jadi pendampingnya Karin"ucap Cyntiya dengan senyumannya. Karin membelalakan matanya. Ia benar-benar tak menyangka jika sang bunda akan mengatakan hal itu. Padahal kan bunda baru bertemu dengan Satria. Tapi kenapa sudah percaya begitu saja dengan Satria. Bundanya ini benar-benar ya!
"Bunda apaan sih?"Karin menutup mukanya dengan kedua tangannya.
"Halah. Kamu pake malu-malu segala"ledek Cyntiya pada Karin.
"Udah bun kasian Karin. Pipinya udah kaya kepiting rebus tuh"ucap Satria dengan mencolek pipi Karin.
"Ya sudah bunda mau masuk dulu ya. Ayo nek masuk. Sampe lupa kan kalo ada nenek"ucap Cyntiya dengan menggandeng tangan nenek Karin.
"Nenek seneng kamu udah sembuh Cyn. Nenek seneng bisa liat kamu sama Karin ketawa bareng lagi"ucap nenek Karin-Dara Naini.
"Ya sudah nenek sama bunda masuk dulu ya. Nak Satria?"lanjut Dara
"Iya nek?"jawab Satria yg merasa namanya di panggil
"Nenek titip cucu nenek ya. Kalo dia bandel cubit aja ya"Karin benar-benar tak habis fikir dengan nenek dan bundanya. Kenapa mereka bisa secepat itu akrab dengan Satria.
Karin memajukan mulutnya beberapa centi.
"Udah gak usah dimaju-majuin mulutnya."celetuk Satria setelah Dara dan Cyntiya sudah masuk kedalam rumah.
"Emang kenapa?!"tantang Karin
"Nanti gue tambah gemes sama lo"jawab Satria dengan mencubit kedua pipi Karin.
"Satria sakit!"rengek Karin dan Satria langsung melepaskan pipi Karin.
"I'm sorry babe"ucap Satria dengan mengelus pipi Karin.
Deer deer deer!!!
Sampai sini dulu yey part kali ini:v
Janga lupa vote and coment:vLope you semuaaaa:v
Next...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LIFE ✔
Novela Juvenil[TIDAK ADA REVISI] ‼️Banyak typo bertebaran‼️ "Satu hal yang gak gue percaya di dunia ini!" 'CINTA!' -Karina. ••• "Gue bakalan lelehin hati lo cewe es!" "Gue bakal buktiin ke lo! Kalo cinta itu ada!" -Satria. . . . ⚠️PLEASE DON'T COPY MY STORY⚠️ ...