" stop Chan!!! " teriak Alea.
.
.
Suasana menjadi hening, atmosfir diantara kami bertiga menjadi semakin dingin.hanya terdengar suara nafas yang berderu diantara Chan dan Felix yang menghentikan kegiatannya.
Alea pergi meninggalkan mereka berdua.
cairan yang sudah naik membuat pandangan Alea sedikit kabur, akhirnya air mata keluar dari mata bulat miliknya dan membasahi pipinya.
Grep
seseorang yang memiliki tangan dingin dan sedikit berkeringat memegang pergelangan tangannya yang menghentikan langkahnya.
Alea membalikan badannya melihat, siapa orang yang memegang tangannya dengan air mata yang terus mengalir.
Felix, dia pemilik tangan dingin yang sedikit berkeringat itu.
Felix menarik Alea kedalam pelukannya, ia mengelus puncak kepala Alea.
" udah atuh le nangisnya, " Felix membuka suara.
masih terdengar suara isakan tangis Alea saat ia sedang mengobati luka Felix.
sudut bibir nya sedikit tergores akibat pukulan dari Chan.
" udah Le jangan nangis terus, gue gapapa," jelas Felix.
Alea menempelkan kapas dengan obat merah ke luka, dan Felix sedikit meringis.
" gapapa apanya! muka lo bonyok gini gegara bogemannya si Bangchan, " Alea masih melakukan kegiatannya mengoleskan salep ke lukanya Felix dan menutupnya dengan plester.
" thanks ya le," sebuang lengkungan terlukis di bibir Felix.
"adanya gue yang bilang makasih ama lu Lix," Alea membalas senyuman sahabatnya itu.
" Le... tapi lo gapapa? " Felix bertanya dengan sangat hati hati.
" gue gapapa Lix," Alea tersenyum.
Felix mengacak rambut Alea sambil tersenyum.
"Gue balik ya," Felix pamit pulang.
"Tiati ya, makasi Lix," Alea tersenyum,dan ia mengantarkan Felix ke depan rumahnya.
.......
coming soon
Haloooo ^^
Ehehe mon maap ya garing
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Mine || Bangchan [Completed]
Random" lo milik gue," Chan " gue milik ortu gue," Alea