3 tahun kemudian...
Hari berlalu begitu cepat.
Tanpa wanita itu sadari, ia masih menunggu orang itu datang.
Seseorang yang meninggalkan nya tanpa sepatah kata.
Orang yang meninggalkan luka, luka yang sulit untuk di sembuhkan.Hari hari yang sulit ia lewati, selalu ada Felix yang menemani, begitu juga dengan sahabat perempuannya.
Gadis berambut hitam lurus itu bergegas keluar rumah nya, karena ia sudah telat untuk bertemu dengan Felix, tapi, matanya melihat ada punggung yang begitu familiar di sebelah rumahnya.
Tapi, siapa perempuan yang ada di sampingnya?Chan, lelaki itu melihat ke arah Alea, begitupun dengan perempuan yang bersamanya.
Alea terkaget, begitu sakit hatinya melihat Chan dan Perempuan itu.
Lelaki itu hanya diam melihat Alea yang sudah berlari menjauh dari pandangannya."Siapa itu?" Tanya perempuan yang bersama Chan.
"Alea." Jawab Chan.
Wanita itu terus berlari sambil menahan rasa sakitnya.
Ia berhenti di depan sebuah rumah berwarna cream.
Ada seorang lelaki di dalam rumah itu. Saat ia melihat ada Alea di luar rumah nya,dengan gesit ia menghampirinya."Le! Lu kenapa? " tanya nya dengan khawatir.
Yang ditahan pun tak ter bendung. Air mata lolos begitu saja tanpa bilang permisi.
"Lu kenapa?!" Tanya Felix yang makin khawatir.
Alea memeluk Felix sambil menangis.
Lelaki itu pun mencoba menenangkan Alea dengan menepuk pelan bahunya.
"Nangis aja dulu, gapapa, bahu gua kuat kok buat nahan lu." Ucap Felix.
Setelah lumayan lama Alea menangis di pelukan Felix.
Akhirnya ia mulai berbicara. Ia menceritakan kalau ia bertemu Chan dan seorang perempuan."Lu tau, betapa sakitnya hati gua." Ucap Alea masih dengan menangis.
"Gua tau itu sakit." Ucap Felix.
Dan Alea semakin menangis mendengar itu.
Setelah ia puas mengeluarkan semua emosinya dengan menangis. Akhirnya ia berhenti.
"Lix," panggilnya.
"Hm?" Tanya Felix.
"Gua pengen ke pantai." Pinta Alea.
"Yaudah, kita ke pantai." Ucap Felix.
"Tunggu di mobil ya, gua mau nelpon abang lu dulu izin." Ucap Felix.Dan Alea pun menuruti perintah Felix.
Sementara, Felix sedang berbicara di telpon dengan Taeyong yaitu Abang Alea.Setelah lumayan lama, akhirnya Taeyong mengizinkannya, dan Felix segera menyusul Alea ke mobil.
"Gimana?" Tanya Alea saat Felix masuk mobil.
"Boleh." Jawab nya.
Mobil jalan, dan hanya hening di antara mereka.
"Le, mau makan dulu gak?" Tanya Felix memecah keheningan.
Alea hanya menggelengkan kepalanya.
"Makan ya, tar lu sakit lagi Le." Bujuk Felix.
Dan Alea tetap menggelengkan kepala nya.
Dan ia pun memutuskan untuk tetap membeli makanan.
Felix menepikan mobil nya."Tunggu bentar ya, gua beli burger." Ucap Felix. Lalu ia keluar mobil, hingga tak lama menunggu ia pun kembali dengan burger di tangan nya dan juga minuman.
"Makan nya sambil jalan ya. Lu harus makan, tuh gua udah beliin." Ucap Felix.
Alea tidak menyentuh burger itu sama sekali, jangan kan menyentuh untuk meliriknya saja ia enggan.
Perjalan pun sampai, Dan ia melihat Alea sedang tertidur.
"Le..." panggil Felix.
Alea bangun, ia membuka perlahan matanya yang langsung di suguhi oleh sunset dan deburan ombak.
"Indah ya sunset, tapi sayang udah kasih kenangan indah dia pergi ninggalin." Ucapnya tiba tiba.
Air matanya lolos setelah berbicara begitu.
Felix memeluknya, mengelus rambutnya, menenggelamkan wajah perempuan itu di bahu nya.
Ia tak berbicara. Tapi ia terus memberikan ketenangan dan kenyamanan pada Alea.
"Hati gua sakit liat lu gini Le." Ucap Felix.
"So, please. Jangan sedih berlarut larut." Lanjutnya lagi.Setelah beberapa menit Alea menangis di pelukan Felix.
Mereka keluar mobil, dan duduk di atas pasir dan di depan mobil.Alea mencoba untuk memakan burgernya walau tak mau.
Setelah mereka fokus memakan burger. Akhirnya Alea berdiri dan berjalan mendekati air.
Ia berjalan menyusuri perisir. Felix datang.
"Lix, thanks ya." Ucap Alea yang kini berada di hadapan Felix, dengan rambut yang tiup angin, mata yang sebab.
Sebuab senyuman dengan terpaksa ia tunjukkan untuk Felix.
"Thanks lu udah mau ajak gua kesini, gua ngerasa agak lega. Yah walaupun masih sedikit sakit." Lanjut nya yang kini tengan menatap lautan yang luas.
"AAAAAAAAAA." Alea berteriak seakan mengeluarkan semua beban.
Lalu ia tersenyum. "Gua kuat, gua pasti bisa gak boleh sedih terus. Lupain Chan!" Ucapnya.
Felix terkekeh. Ia mengacak rambut Alea "gini dong, jangan sedih terus." Ucap Felix.
Hay
Maaf ya lama banget ㅠㅠ
Maaf juga chapter ini cuma dikit banget
Aku sibuk gak sempet mampir kesini
Maaf udah bikin kalian nunggu, aku bakal usahain ya cepet.
Makasih yang udah sabar nunggu.
Lv u all
Btw happy 15k
Aku ga nyangka banget ㅠ ㅠ
Makasih buat kalian yang selalu kasih support
Neol saranghae
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Mine || Bangchan [Completed]
Random" lo milik gue," Chan " gue milik ortu gue," Alea