Kini Alea tengah duduk di kursi taman, ia menunggu seseorang.
Felix, lelaki itu datang dengan wajah yang bisa dibilang datar."Hey," sapa Alea, ketika ia melihat Felix yang mendekat.
Mereka berdua pun duduk.
Hening, tidak ada yang mulai berbicara duluan."Udah makan?" Tanya Alea memecah keheningan.
"Udah." Jawab Felix singkat.
"Semalem kamu ke rumah?" Tanya Alea.
"Aku nemuin bunga di depan pagar." Lanjutnya.Felix diam, ia tak menjawab ataupun merespon pertanyaan Alea.
"Kamu liat aku sama Chan?" Tanya Alea ragu.
"Iya." Jawab Felix dingin.
"Lix, kamu salah paham," ucap Alea.
"Le, gua tau, gua gak bakal bisa gantiin Chan di hati lu kan." Ucap Felix sambil tersenyum miris.
Alea kaget dengan pernyataan Felix. Ia ingin menjawab Tidak, tapi mulutnya tidak bisa berbicara seakan di kunci.
"Lu diem, gua anggap iya." Ucap Felix.
Felix pergi melangkahkan kaki nya, ia semakin menjauh dari pandangan Alea.Sebenernya, Felix mendengar sesuatu yang lebih semalam.
Flashback on_
Felix, ia berdiam diri mematung melihat kekasihnya berpelukan dengan Chan yaitu sahabat nya sekaligus orang yang meninggalkan Alea.
Lelaki itu hendak menemui mereka berdua, tapi...
"Le, gua sayang lu." Ucap Chan sambil memegang tangan Alea.
Alea hanya diam, ia tak memberi jawaban.
Felix yang mendengar pun langsung membuang bunga yang ia bawa untuk melamar kekasih nya itu.Ia pergi meninggalkan Alea bersama Chan dengan sakit hati.
Felix tak pulang ke rumah. Tapi ia pergi ke tempat yang bisa membuat ia tenang.Ia selalu berpikir, "gua gak akan pernah bisa gantiin Chan di hati Alea." Pikiran itu, yang selalu menganggu nya.
Ia memutuskan untuk menyerah.Flashback off_
Kini Alea masih terduduk di kursi taman itu.
Tapi, kini bukan dengan Felix ia duduk.Laki-laki berkulit putih. Chan, kini ia ada di samping Alea.
Mereka tengah berbincang.
Hingga suasana tiba-tiba menjadi tegang.
Saat Chan menanyakan jawaban dari Alea."Le, gimana? Lu udah ada jawabannya?" Tanya Chan.
"Gua tanya sekali lagi, udah ada yang gantiin gua di hati lu sekarang?" Tanya Chan.
Satu pertanyaan yang membuat Alea tak bisa tidur semalaman.
Ia terus berpikir, ia harus bagaimana?
Ia sudah ada Felix, tapi kenapa dirinya tidak langsung menjawab pertanyaan Chan.Apakah ia masih mencintai Chan? Perasaan yang ia sendiri pun tak tahu.
Tapi yang pasti, setiap ia memejamkan mata, bayangan lelaki itu selalu muncul, lelaki yang selalu ada untuk dirinya, yang selalu menemaninya, laki-laki pemilik deep voice itu orangnya.Chan hanya masalalu untuk Alea, masalalu yang tak harus di lupakan, tetapi masalalu yang ia kenang untuk di jadikan pelajaran hidupnya.
Tiba-tiba ia teringat akan senyuman Felix, sikap lembut nya, dan kadang kebodohan nya yang membuat Alea merasa nyaman.
"Felix." Satu kada terucap dari mulut Alea.
Chan hanya tersenyum "Felix? Dia cowo yang baik buat lu Le." Ucap Chan.
"Jaga dia baik baik, dia juga bakal jagain lu dengan lebih baik dibanding gua." Lanjut Chan.
Ia berkata seperti itu sambil menahan sakit di dadanya.
Rasanya seperti... Luka ditaburi garam.
Perih bukan? Ya itulah yang Chan rasakan sekarang."Felix, Chan! Gua pergi duluan ya!" Ucap Alea ketika ia teringat sesuatu.
Ia pergi berlari meninggalkan Chan.Alea teringat sesuatu, ia harus menjelaskan semuanya ke Felix sebelum terlambat.
Ia berinisiatif pergi ke danau, karena biasanya Felix kesana jika sedang merasa stres.Dan benar saja, Felix ada di sana, ia tengah terduduk di atas rumput dengan kepala tertunduk.
"Lix," panggil Alea ragu.
Felix menoleh ke arah suara, ia melihat Alea yang sudah duduk di pinggir nya.
"Gua mau jelasin sesuatu," ucap wanita itu gantung.
"Lix, lu salah paham. Gua sama Chan gak balikan," ucap Alea.
"Lu tau? Gua emang sayang sama dia, tapi ada orang lain yang masuk ke kehidupan gua, dia punya deep voice, kadang nyebelin sih, rese, tapi dia baik, dia gapernah bikin gua nangis, dia selalu ada sama gua dalam kondisi apapu." Cerita Alea.
Felix menoleh kearah Alea, ia menatap lekat mata bulat itu.
"Dan lu tau? Gua gabisa lepasin dia demi masalalu gua yang masih gua sayang, sedikit." Ucap nya.
"Lix, Chan cuma masalalu gua, sekedar masalalu, dan sekarang, lu yang bakal jadi masa depan gua." Lanjut Alea dan ia tersenyum.
Felix pun ikut tersenyum mendengar itu, kini rasa sakit hati nya berubah menjadi hangat.
Ia memeluk Alea."Maaf, aku udah salah paham." Ucap nya sambil memeluk Alea.
"Dan, makasih Le, lu udah pilih gua." Lanjutnya.
Felix meraba saku jaket nya.
Kotak, yang di dalam nya sebuah cincin.
Ia mengeluarkan nya."Le, gua serius sama lu, tadinya gua mau kasih ini semalam, tapi malah yaaa gitu," ucapnya sambil terkekeh.
Alea kaget melihat cincin yang Felix pegang. Ia tersenyum manis.
"Le, will you be mine? Jadi milik gua seutuhnya." Ucap Felix.
Alea mengangguk, ia tersenyum, bahkan air matanya menetes karena ia sangat bahagia.
Felix memakaikan cincin itu ke jari Alea.
"Cantik," ucap Alea saat melihat cincin itu terpasang di hari nya.GARING BANGET YA ㅠ ㅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Mine || Bangchan [Completed]
Random" lo milik gue," Chan " gue milik ortu gue," Alea