34

276 34 2
                                    

Seorang perempuan tengah duduk di kursi kamarnya.
"Haruskan gua terima?" Gumamnya.

Lalu ia memejamkan matanya.
Mengingat semua memori dengan laki-laki bernama Lee Felix itu.
Sebuah senyuman terlukis di bibirnya, saat ia mengingat dimana saat mereka kecil sedang bermain.

"Lix, apa gua pantas buat lu?" Gumamnya masih dengan mata tertutup.
"Apa lu bakal selalu ada buat gua?" Lanjutnya.
"Gua takut, lu ninggalin gua kayak Chan." Ucap nya mulai lirih.

Setetes air mata lolos melewati pipinya.

"Lu kenapa?!" Tanya seorang laki-laki yang entah sejak kapan ada di belakangnya.

Dengan cepat Alea menyeka air matanya dan melihat ke belakang.

"Gua gapapa kok bang." Ucapnya sambil tersenyum.

"Boong, lu nangis kan! Lu di apain sama Felix tadi?!" Tanya Taeyong.

"Gua gak di apa apain bang." Jawabnya meyakinkan sang abang.

"Terus kenapa nangis? Inget Chan?" Tanya Taeyong.

"Bang, apakah gua harus buka hati lagi?" Tanya nya.

"Buat siapa?" Tanya Taeyong.

"Felix." Jawabnya.

"Gua masih trauma, tapi gua nyaman sama dia. And u know, dia hari ini bikin gua seneng." Lanjutnya sambil tersenyum.

"Why?" Tanya Taeyong.

"Gua di ajak ketemu Vivi sama Elia." Jawabnya.

"Semua terserah lu, kalo lu nyaman sama dia, kenapa nggak nyoba buat buka hati. Ilangin trauma lu, gua dukung apapun yang terbaik buat lu." Jelas Taeyong sambil memegang bahu adiknya.

Alea langsung memeluk Taeyong.

"Thanks ya bang, lu emang yang terbaik. Mau pacaran aja gak sama gua?" Tanya Alea sambil terkekeh.

"Bego g. Siapa yang mau sama cewe yang jarang mandi kayak lu." Ucap Taeyong.

Lalu mereka berdua tertawa dalam pelukan.
"But, I love u. Jangan sakit, nanti gua juga sakit. Lu tau, ikatan batin kita itu nyata. Temuin kebahagiaan lu, dan gua juga bakal bahagia." Ucap Taeyong sambil mengelus kepala adik satu satunya.

"Love you too abang jelek. Cewe yang jadi jodoh lu nanti beruntung ya, dapetin abang gua yang baik gini." Ucap Alea sambil terkekeh.
"Tapi sayang, masih jomblo." Lanjutnya.

"Jomblo gini banyak yang suka." Ucap Taeyong.

...................


"Felix bodoh banget si lu jadi orang!!!"  Umpat nya kepada diri sendiri.
"Alea tuh masih galau, pasti dia bakal nolak lu!" Lanjutnya.
"Bakalan potek inimah gua!" Gerutunya sambil melemparkan badannya ke kasur miliknya.

Ting

Suara notifikasi chat dari hp Felix.
Ia melihat hp nya, dan melihat siapa pengirimnya.

"Alea, apa nih deg deg an anjir!" Gerutunya.

Alea

Besok bisa ketemu?
Di taman jam 08:00 malem

Isi chat nya Alea.
"Apa nih, jangan jangan dia mau kasih gua jawaban! Jantung tenang dong." Gumam Felix sambil memegang dadanya.

Malam sudah mulai larut. Tapi, laki-laki itu belum tertidur. Ia masih gusar.
"Gimana kalo gua di tolak? Gimana kalo gua di terima?" Pikirannya.

"Macam mau ujian aja besok anjir deg degan!" Gumamnya.

..................

Hari ini pun tiba, Alea tengah bersiap siap untuk bertemu dengan Felix di taman.
Ia hanya mengenakan jeans dan kaos yang dimasukkan, dan tidak menguncir rambutnya.

Ia memejamkan matanya, dan menghembuskan napas panjangnya saat ia keluar dari rumah.

Ia menyalakan motornya dan pergi melesat.
Tak butuh waktu lama bagi Alea untuk sampai di taman.

Punggung seorang laki-laki yang tak asing bagi Alea.
"Lix." Ucap Alea.

Felix membalikkan badannya dan iya tersenyum.

"Sorry ya, gua telat." Ucap Alea sambil mendudukan dirinya di pinggir Felix.

"Gapapa, gua juga baru dateng." Jawabnya.

"Langsung aja ya, gua sebenernya mau jawab yang kemaren," ucap Alea.

Felix diam dan menunggu jawaban Alea.

"Gua... Gua belum bisa Lix.. Sorry, gua masih trauma, gua belum bisa buka hati." Ucap Alea.

Felix tersenyum ke arah Alea. Tapi hatinya sakit.

"Gapapa Le, gua tau, pasti sulit buat lu buka hati lagi. Terlebih, lu pasti masih butuh waktu kan." Jelasnya dengan tersenyum.

"Makasih Lix, lu udah ngertiin gua. Lu emang yang terbaik." Ucap Alea ikut tersenyum.

"Tapi Le, apa masih ada kesempatan buat gua? Gua bakal tunggu kapan pun itu." Ucap Felix dengan serius.

Alea menganggukan kepalanya sambil tersenyum. "Tapi, lu bisa berhenti kalo udah gak kuat nunggu." Ucapnya.

"Oke,Thanks ya udah kasih gua kesempatan." Ucap Felix dengan senang.

"Mm, Lix gua gak bisa lama-lama, harus balik lagi." Ucap Alea.

"Yaudah, lu hati hati bawa motor nya jangan ngebut." Ucap Felix.

"Oke, duluan ya." Ucap Alea.
Lalu, ia pergi meninggalkan Felix.

Lelaki itu hanya bisa menatap punggung wanita yang ia sukai mulai menjauh dari, hadapannya.

Masih terasa sakit di hati, tapi ia bertekad akan membuat Alea menyukainya.
Semangatnya membara.

"Gua bakal buat lu ilangin trauma lu!" Gumam Felix.

Alea mengendarai motornya menuju ke arah danau.

Ia duduk di kursi yang ada di sana, dengan ditemani sekotak susu pisang.
Ia memikirkan sesuatu. "Apakah ini jawaban yang bener?" Batinnya.
"Gua nyaman sama Felix, tapi gua masih belum bisa lupain Chan." Batinnya lagi.

Alea mengambil sebuah buku dari dalam box motor nya.
Sebuah buku novel yang dibelikan oleh Chan.

Alea membacanya sampai selesai.
Cerita tentang sepasang kekasih yang berpisah dengan senyuman.

"Beda banget sama kisah gua." Ucap nya. Lalu ia meletakkan buku itu di pinggirnya. Ia beranjak dari duduk nya untuk pulang kerumah dan meninggalkan bukunya.

Angin malam ia lewati dengan kesendirian. Banyak nya kendaraan yang berlalu lalang.
Hari semakin gelap, tapi jalanan semakin ramai.

"Baaaang Taeeee." Panggil nya saat sudah sampai dirumah.

"Adek bawa martabak nih, mau gak?" Tanya Alea dengan berteriak.

"Taro aja di meja, gua lagi nugas bentar." Jawab Taeyong dari kamarnya.

"Yaudah adek ke kamar ya." Ucap Alea.

........................

Kalian tim mana nih?
Tim AlChan (Alea-Chan)
Atau
AlFel (Alea-Felix)
Atau mungkin...
Tim AlTae (Alea-Taeyong)
Xixixi Sibling goals banget ya AlTae tuh
ㅠ ㅠ

It's Mine || Bangchan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang