33

259 40 1
                                    

Satu minggu waktu berlalu
Terasa begitu lama bagi Alea.

Ia menjalani hari hari sulit. Tapi, tidak terlalu sulit, karena selalu ada sahabat nya yang menemani.

Wanita dengan rambut di kuncir itu tengah duduk di kursi depan rumah nya.

Ia sesekali melihat hp nya untuk mengecek jam.

Tin tin

Suara klakson motor dari luar pagar rumah nya.
Dengan berjalan sedikit cepat ia menuju keluar rumah.

Seorang laki-laki pemilik pipi tirus, dan ada freckless di pipinya sedang tersenyum ke arah Alea.

"Mau kemana sih?!" Tanya Alea.

"Udah ikut aja." Ucap Felix.

Alea menaiki motor berwarna putih milik Felix.

Perjalanan pun tak lama mereka tempuh.
Felix memberhentikan motor nya di depan cafe.

"Ngapain kesini?" Tanya Alea.

"Bawel." Ucap Felix. Lalu, ia menarik tangan Alea untuk masuk ke dalam.

Disana sudah ada Vivi dan Elia yang tengah duduk dan berbincang.

"Gais." Ucap Felix.

Lalu kedua perempuan itu melihat kearah Felix dan langsung mereka heboh.

"Aleaaaaa sayaaaang." Ucap Vivi.

"Babyyyyyy." Ucap Elia.

Mereka berdua dengan senang menyambut Alea.

"Gais, gua kangen kalian." Ucap Alea sambil tersenyum.

Lalu mereka bertiga berpelukan.

Felix senang melihat Alea akhirnya tersenyum kembali. Sudah seminggu, sejak Alea ditinggal oleh Chan, Felix tak pernah melihat Alea tersenyum lagi.
Hanyak mata sembab yang sering laki-laki itu lihat di mata Alea.

"Kalian apa kabar, jahat ya lupain gua." Ucap Alea.

"Gak gitu, gua sibuk nih akhir akhir ini." Ucap Elia.

"Dia mah sibuk pacaran sama si Han." Ucap Vivi.

"Hah?! El?! Lu pacaran sama si Han?" Tanya Alea kaget.

"Jahat banget ya lu, gak ngasih tau gua." Lanjutnya.

"Hehe, baru seminggu sih, gua gak enak mau cerita ke lu. Kan lu abis ditinggal, masa gua cerita kalo gua jadian." Jelas Alea.

"Yaampun lu! Yaudah lah, yang penting gua dapet pj." Ucap Alea lalu mereka tertawa.

"Pesen sana lu mau apa, gua traktir." Ucap Elia.

"Ohiya Le, kita udah tau kok semua nya dari Felix. Bisa bisanya ya si Chan giniin elu." Ucap Vivi.

"Sabar ya, cowo gitu gak pantes lu tangisin." Lanjut Elia.

Lalu mereka bertiga kembali berpelukan.

"Cewe, kalo pelukan enak ya liatnya, tapi kalo cowo pelukan jiji liatnya." Gumam Felix sambil menggelengkan kepalanya.

"Skip ah gak mau sedih sedih lagi gua.
Eh lu gimana ceritanya bisa jadian sama si Han, El?" Tanya Alea.

"Gua gatau sih, tapi yang pasti. Gua sama dia sama sama saling suka. Dan, entah kapan perasaan itu muncul. Mungkin, pas di puncak." Ucap Elia.

"Pas di puncak?" Tanya Felix yang ikut bergabung ngobrol akhirnya.

Elia menganggukkan kepalanya.
"Pas kita mau belanja itu lho Al. Yang mobil keabisa bensin. Kan gua ditinggal sa si Han berdua." Jelas Elia.

"Terus terus?" Tanya Alea kepo.

"Ya gitu, gua ngobrol banyak sama dia, sampe gua ngerasa nyambung sama dia, dan ngerasa nyaman." Ucap Elia.

"Uwuwuwu gemaaaay." Ucap Alea.

"Apa cuma gua yang jomblo disni." Ucap Vivi dengan sendu.

"Lu gak sendiri." Ucap Alea.

Waktu berlalu begitu cepat, mereka saling melepas rindu, berbagi cerita dan membuat kenangan baru.

"Gua gak bisa balik kamaleman nih, bisa bisa di slepet sama bang Taeyong." ucap Alea.

"Yah.. Eh tapi, gua sama Elia juga mau balik kok." Ucap Vivi.

"Yaudah, hati hati kalian. Kapan kapan maen ke rumah gua." Ucap Alea.

"Duluan ya gais." Ucap Felix.

Lalu mereka keluar Cafe, dan menaiki motor untuk kembali pulang.

Ditengah perjalanan.
"Lix, thanks ya udah ajak gua ketemu Elia sama Vivi." Ucap Alea di bahu Felix.

"Sans, gua cuma gak Mau liat lu sedih terus." Ucap Felix.

"Makasih Lix, gua sekarang udah mendingan." Ucap Alea. Lalu tangannya melingkar di perut Felix, dan kepalanya di tidurkan di bahu lelaki itu.

"Mau mampir dulu gak?" Tanya Felix.

"Kemana?" Tanya Alea.

"Kemana aja." Ucap Felix.

"Tar gua di gantung bang Taeyong balik malem." Ucap Alea.

"Gak bakal, kan sama gua." Ucap Felix.

"Yaudah," ucap Alea.

Felix membelokkan motornya, dan melajukkan kecepatan motor dengan sedikit tinggi.

Butuh waktu cukup lama untuk sampai ke tempat tujuan.

"Mau kemana sih?" Tanya Alea.

"Tunggu aja, bentar lagi sampe." Ucap Felix.

Terdengar deburan ombak dari kejauhan.

Pantai, Felix membawa Alea ke pantai.
"Pantai?" Tanya Alea ketika mereka sudah sampai.

Felix mengangguk sambil tersenyum.
"Gua tau, lu pasti butuh tempat buat nenangin diri. And this, tempat yang cocok buat lu." Jawab Felix.

Alea tersenyum. "Thanks Lix." Ucapnya. Lalu ia memeluk Felix.

Mereka berdua berpelukan, dan di saksikan oleh senja yang mulai menurun serta suara deburan ombak.

"Lu tau gak?" Tanya Alea yang sedang menyandarkan kepalanya ke bahu Felix.

Mereka tengah duduk di atas pasir dan menyaksikan senja yang mulai menghilang.

"Chan ibarat kan senja. Dia datang membawa kebahagiaan, dan pergi meninggalkan sejuta kenangan." Ucap Alea sambil menatap langit.

"Le, lu tau gak?" Tanya Felix.

"Hm?" Tanya Alea.

"Gua gak mau jadi senja. Karena gua gak mau datang lalu pergi ninggalin kenangan. Tapi, gua mau jadi karang." Ucap Felix.

"Kenapa?" Tanya Alea.

"Karena gua bakalan menetap di satu hati, walaupun banyak cobaannya tapi gua bakal tetep bertahan." Ucap Felix sambil menatap Alea.

Tatapan mereka bertemu dengan sangat lama.

"Gua sayang lu, gua tau mungkin ini waktu yang gak tepat karena lu baru ditinggal Chan dan mungkin lu masih trauma untuk memulai hubungan. Tapi, gua udah gak bisa mendem ini sendiri lagi." Ucap Felix dengan terus menatap Alea.

.........................

It's Mine || Bangchan [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang