7

1.6K 169 23
                                    

2 tahun lalu

"Hei teman-teman...lihat...si culun Kang Mingyu... aku berani bertaruh dia pasti memberi uang kepada kepala sekolah agar dia bisa loncat kelas..." Ucap salah seorang dari gerombolan anak tersebut.

"Hei lihat sombong sekali dia...
Woi babi jelek...mau kemana kau buru-buru..." Ucap yang satunya dengan menarik tangan seorang anak yang tengah mereka bully

"Oh iya...aku dengar kau itu tidak lebih baik dari kedua kakak mu itu...siapa namanya?...ah Kang Younghoon...dan Kang Daniel?..." Ejeknya salah satu yang tubuh tegap,sambil mendorong tubuh Mingyu kearah teman-temannya.

"Ja..jangan...lepas...Mingyu...mau masuk kelas..." Lirihnya berusaha untuk lepas dari tangan kakak kelas yang lancang memasuki bagian dalam seragamnya

"Apa?...mau mauk?...kau binal sekali ingin kami masuki...tubuh mu tidak buruk juga...malah sangat mengoda..."Bisik yang berambut coklat menghirup perpotongan leher sikecil dan sesekali mengecupnya

" Hiks jangan..."tidak dapat digambarkan lagi keadaan Mingyu saat itu seragamnya sudah sobek bagian sana sini

"Ngak mau...jangan...Mingyu... Ngak mau...sakit...hiks...jangan...
Mama tolong Mingyu... Sakit..."
Brontaknya ketika merasakan sesuatu yang berusaha masuk dalam tubuhnya. Berusaha menjauh namun tubuhnya ditahan oleh yang lain.

"Diam lah atau kami akan lakukan ini dengan kakakmu Kang Daniel itu..." Ancamnya

"Hiks...jangan...sakit...sakit..." seketika rasa sakit yang menyerangnya semakin menjadi karena seseorang yang satu memasukinya,Padahal yang satu belum dikeluarkan dari dalam tubuhnya.

"Sakit...keluarkan...jangan...sakit..hiks...sakit..." Bapat dirasakannya darah yang perlahan keluar

Mereka memper lakukannya bagaikan hewan selama empat jam.

Empat jam yang menyiksanya

Empat jam yang membuatnya hancur hingga sehancur-hancurnya

Empat jam yang membuanya
lebih memilih mati lebih baik
.
.
.
.
.
.

"Mingyu pulang..." Lirihnya dengan melangkah tertitih menahan rasa sakit

"Kau sudah pulang...cepat ganti baju...papa mama sudah telat...kakak mu sudah pasti lama menunggu..." Ucap sang ayah tanpa menyadari perubahan yang dialami sang anak

"Aku tidak ikut kalian pergilah...aku mau tidur..." Balas Mingyu sang anak dengan melangkah menuju kamar dan menutupnya pelan

Setelah mendengar suara mobil menjauh diluapkannya tangis yang ia tahan.

"Hiks...mama papa apa tidak sadar Mingyu pulang hanya dengan baju olah raga...hiks...
bahkan pipi mingyu lebam karena ditampar...bibir mingyu sakit rasanya seperti mau pecah...hiks...sakit..." Isaknya

"Kalian jahat sama Mingyu... Hiks...Mingyu benci kalian...
kalian jahat...lebih baik Mingyu nakal saja...kalian pasti akan sadar kalo Mingyu itu hidup...iya...harus nakal..." ucapnya meyakinkan diri membulatkan tekat untuk mendapat perhatian dari kedua orang tuanya
.
.
.
.
.
.
"KANG MINGYU!!! BERKELAHI??
SUDAH BERAPA KALI KAU BUAT MASALAH DALAH SATU BULAN INI!!!" Teriak sang ayah mengelegar dengan menatap sesosok yang malah dengan asiknya bermain game dan sosok itu adalah Mingyu.

"Brisik bodoh..." Balasnya acuh

'Bug'

Tanpa diduga Sehun yang saat itu dihingapi persaan marah malah memukuli sang anak yang menurutnya kelewatan.

"SEHUN!!!APA YANG KAU LAKUKAN!!!"Pekik Luhan begitu melihat sang suami memukuli sibungsu dengan membabi buta

" BIARKAN AKU MEMBUNUH ANAK TIDAK TAU DIRI ITU!!!"
Teriaknya kesetanan

"DASAR TUA BANGKA SIALAN...
KAU INGIN MEMBUNUHKU HAH...KAU MAU?...BUNUH...AYO BUNUH..." Balas Mingyu dengan berusaha membalas pukulan sang ayah namun ditahan oleh Younghoon dan Daniel.

"KURANG APA AKU DALAM MEMBESARKAN DIRIMU HINGGA KAU TIDAK TAU CARA BERTERIMA KASIH HAH!!!..."Raung Sehun

" KAU MEMBESARKANKU DENGAN APA BODOH...KAU HANYA MEMBERIKU UANG...KAPAN KAU DAN ISTRIMU MEMBERIKU KASIH SAYANG...KAPAN...lepas aku mau pergi..."Ucapnya dengan melangkah keluar rumah tanpa semua orang sadari Mingyu menutupi celananya yang ternyata sekarang berubah warna karena darah.

"Ku mohon jangan mati...hiks...
sakit sekali...jangan mati monster kecil...jangan pergi..." Sesuat apapun dirinya hanyalah bocah 13 tahun, tetap akan menangis dan merengek ketika merasakan sakit.

"Sakit...darahnya banyak sekali...
hiks.... tolong...." Paniknya begitu menyadari begitu banyak darah yang mengalir disela kakinya.

"Hei nak...ada apa...kenapa kau?..." Tanya seorang wanita tua

"Bibi...hiks...sakit..." Adunya

"Astaga...kau pendarahan?...ayo kita kerumah sakit...aku akan pangg orang...Tolong...tolong..." Lega yang dirasa Mingyu ketika ada orang yang menolongnya.

"Jangan tutup mata ok...
pertahankan kesadaran..." peringatnya namun rasa sakit dan lelah mendominasi tubuh Mingyu hingga kegelapan yang mendominasi semuanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dipagi hari Mingyu tersadar dan mengetahui dirinya kehilangan monster kecilnya untuk selamanya dia menangis sangat kencang meraung dan menangis terus menangis.
Dia benci semua yang ada didunia ini dia mencoba mengakhiri hidupnya setiap saat kapanpun yang ia bisa untuk menemui bermain dan memeluk monster kecilnya



"Hah...hah...hah..." Kenapa mimpi itu yang muncul sialan bangsat bajingan

"Mingyu..."

"Kak Daniel... Hiks...kakak..." Gue benci mimpi itu bukan gue benci kejadian itu.

"Kakak...hiks...kakak..." Entah kenapa air mata gue ngak bisa berhenti malah semakin banyak keluar

"Jangan menangis...baby nanti ikut sedih..." Tunggu baby?jadi gue ngak bakal kehilangan lagi?

"Baby?..." ulang gue lagi sambil natap mata kakak gue ngak mau dia cuma ngasih harapan palsu.

"Iya...tapi kondisi kamu dan baby masih lemah..." lega banget rasanya.

"Gyu...udah jangan nangis...
mama sama papa mereka panik banget waktu tau lo pendarahan hebat...mama sampek pingsan waktu tau lo keritis...papa bahkan sampek hampir kena serangan jantung..." Oh jadi mereka peduli

"Oh iya gyu...ada yang mau ketemu sama lo..."

"Bangsat!!!"

'Cup'

~Tbc

OrigamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang