pulang

946 89 17
                                    

"APA KAU INGIN MATI!!!..." Bentak seseorang yang menyelamatkannya dari maut tadi.

"Ayah..." Lirih Taeyong dengan tatapan kosong dan air mata yang perlahan keluar dari mata bulatnya.

"Ada apa?..." Tanya Lucas seseorang yang menyelamatkannya tadi dengan lembut.

"Ayah...hiks...ayah..."Dipeluknya erat tubuh kokoh Lucas.

" Ayo pulang...mama kawatir sama Taeyongi...ayah gendong seperti dulu yah..." Ucapnya dengan mengendong tubuh mungil sang anak.
.
.
.
.
.
.
"Kenapa bermain jauh sekali?... Kata mama tadi Taeyongie terluka?..."

"...."Tak ada balasan ia tau itu

"Kita obati kaki Yongie...."

"Ayah..." Akhirnya ada kata yang keluar dari bibir merah sang anak yang membuatnya lega.

"Ada apa?..." Balasnya lembut

"Ayah sayang Taeyongie?..." Entah kenapa dapat Lucas rasakan nada bicara sang anak yang seperti putus asa.

"Tentu...ayah sayang Taeyongie melebihi ayah sayang diri ayah sendiri..."

"Ayah..." Panggil sang anak .

"Hemm..." balasnya dengan bergumam dan membenarkan posisi agar sang anak merasa nyaman.

"Ayah rela melakukan apa saja untuk Taeyongie?..." Dapat Lucas rasakan pelukan dari Sang anak yang mengerat

"Ya..." Jawabnay pasti.

"Bagimana jika Taeyongie ingin ayah untuk mati?..." gumam sang anak.

"Ayah....akan mati...tapi setelah memastikan kalian terjamin..."

"Lalu...ba-bagimana...hiks...jika Taeyongie ingin mati...Tolong bunuh Taeyongie ayah...hiks... Sakit...semua ditubuh Taeyongie sakit...tapi hati Yongie lebih sakit
...bahkan rasanya mati tidak akan sesakit ini...hiks...hiks... Ayah...sakit...sakit sekali ... Rasanya dada Yongie sesak dan mau meledak..." Ucap sang anak dengan isak tangis yang menyayat hati, membuat Lucas merasa gagal menjadi seorang ayah dan merasa gagal akan janjinya kepada Mingyu.

"Taeyongie... Ingin pulang ayah..." Rengeknya seperti anak kecil dengan air mata yang mengalir deras.

"Kita pulang... Iya Yongie pulang... Mama sudah menunggu Yongie dirumah...mama akan mengobati luka Taeyongie... Yongie tau tidak mama hari ini memasak untuk kita...Yongie bukannya selalu bilang ingin memakan masakan dari mama?... Yongie juga bilang ingin diobati dengan mama ketika luka juga kan?...Dan papa ingat Yongie bilang ingin disambut dengan pelukan mama ketika pulang kerumah..." Ucapnya menjelaskan hal-hal kecil yang ia yakini jawaban dari pertannyaan sang anak.

"..." tak ada balsan hanya isak tangis kian keras yang keluar dari bibir mungil sang anak.

"Ketika Taeyongie sudah mendapat tempat pulang yang Taeyongie inginkan kenapa mau pergi?...Yongie ingin tempat untuk pulang seperti apa?..." Jelasnya dengan menahan tangis mendengarkan isak tangis sang anak yang seakan menyayat hatinya dengan begitu dalam.

Penyesalan sebagai orang tua yang merasa gagal menjaga senyum dibibir mungil sang anak  dah kebahagiian dari diri anaknya.

Sungguh rasanya Lucas lebih hancur mendengar tangis anaknya namun harus ia tahan agar ia tak terlihat rapuh saat itu juga karna bagai manapun juga dia adalah kepala keluarga,tiang kokoh yang menjadi penyangga dalam rumah agar rumah tersebut bisa berdiri tegak.
Ia tahan semuanya tanpa ada keluh kesah, yang ia pedulikan adalah kebahagiian dan kenyamanan keluarganya agar mereka pulang kedalam perlindungannya kokoh yang ia bangun.

T

B

C




     Ini cuma unek-unek gue sebagai kepala keluarga.
Walau gue masih kecil tapi gue satu-satunya laki-laki dikeluarga gue. Jadi sebisa mungkin gue berusaha agar bisa diandelin sama Mama dan adek gue.

Sorry malah curhat :v

OrigamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang