Aku ingin ini hanya mimpi buruk

544 44 4
                                    


Sore hari selepas pulang sekolah ku putuskan untuk ke kantor Jaehyun selagi menunggunya selesai rapat ku putuskan untuk tiduran dilantai berlapiskan bulu yang lembut dan hangat.

'Dert'

Deringan dari benda persegi yang biasa ku gunakan untuk berkomunikasi membangunkanku dari tidur lelapku.

"Halo." Sapaku dengan mata masih menutup akibat rasa kantuk yang masih menyerang.

'Apa benar ini keluarga saudara Jeno.'

Deg


"Apa maksutnya?" kerutan muncul di dahiku.



'Saudari Lee Jeno meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal dikarenakan menabrak pembatas jalan ketika berkendara dalam keadaan mabuk.'





'Buk'








Seketika dunia seakan lenyap dan kosong . Tanpa bisa ku tahan tubuhku limbung kehilangan pijakan dan terjatuh.

"Astaga. Mark!!! " Teriak Jaehyun panik dan memelukku.

'Halo, halo , saudari Mark. 'Tak ada kata yang dapat ku lontarkan dari bibirku untuk menjawabnya. Hanya air mata bodoh yang bisa keluar .

"Mark. " panggilnya .

'Grep'

Ku peluk erat tubuhnya , sangat erat seakan aku bisa menghancurkan tubuh tegapnya.

"Hiks. Hiks. " Isakan kecil lolos dari bibirku .

"Tak apa ada aku disini. " ku rasakan belaian dan kecupan lembut yang ia berikan padaku, mengingatkan perlakuan lembut Jeno padaku selama ini.

"Dia pergi. Hiks. " Lirihku dengan mengigit bibir dalamku kuat untuk mengurangi sesak didadaku yang serasa ditimpa batu besar yang sangat menyakitkan dan membuatku sulit bernafas.

"Dia harusnya bahagia." Sial semua ini salahku, harusnya aku mati sejak dulu bukan malah hidup dan membuatnya semakin menderita. Harusnya kau bahagia dengan seseorang yang tulus mencintaimu.
Harusnya aku mati sejak dulu agar Jeno bisa bahagia .

"Kenapa kau pergi. " Lirihku, kau bahkan belum mengetahui kehadiran anakmu tapi kau sudah pergi.

"AKK!!!SIALAN KAU !!! HARUSNYA KAU HIDUP DAN BAHAGIA !!! INI SEMUA SALAHKU !!! AKKK!!! " Teriakku berusaha lepas dari Pelukan Jaehyun yang tengah membelengukku.

"Mark tenanglah. " Tak ku pedulikan segala omong kosong ini yang ku pedulikan hanyalah Jenoku.

"HARUSNYA AKU YANG MATI!!! JENO MAAFKAN AKU!!! HARUSNYA AKU YANG MATI!!! " Teriakku dan ketika berhasil keluar dari pelukan Jaehyun segera ku ambil pisau lipat yang selalu berada dimejanya. Segera ku arahkan pisau itu menuju Urat nadiku.

'plak'



"MARK SADARLAH!!!" Ku rasakan panas yang menjalar pada pipiku dan ku lihat darah yang mengalir akibat tangan Jaehyun yang menghalangi pisau ini untuk mengakhiri semuanya.

"AH IYA!!! Jaehyun ayo bunuh aku. " Segera ku beri pisau ini pada tangannya yang tadi terluka dan ku arahkan pisau ini tepat pada perutku yang sudah lumayan membesar.

"Ayo. Jeno pasti senang bertemu denganku dan baby . ayo. " Ku pasang senyum ceria dan segera ku tusukkan pisau itu pada perutku namun Jaehyun dengan menyebalkannya malah menghalangi dan melempar pisau itu.

"Kau gila Mark!!!. " Bentaknya

"Kau tak akan tau segila apa aku ini. Aku hanya ingin Jeno bahagia, sejak ia kecil hanya rasa sakit yang ia rasakan. Tak ada pelukan hangat atau senyuman hangat baginya. Sejak kecil ia sudah rusak. Hiks. Dan aku malah berjanji untuk selalu bersamanya dan membuat senyum untuknya. Hiks. Pada akhirnya janji itu hanya omong kosong. " Pelukan Jaehyun ku rasakan kian mengerat.

"Aku hamil anaknya. " Ku rasakan bahu tegapnya menegang ketika tau akan hal itu.

"Aku ingin dia bahagia . semua dia berikan padku tanpa meminta balasan. Semua dia berikan padaku dengan senyuman. Dia menyerahkan semua hidupnya untuk senyumanku. Tapi yang ku berikan hanya omong kosong. Aku tak ubahnya sebuah sampah. " isakan tangis kian keras dan berubah jadi raungan , aku harap Jenoku kembali.

Aku hanya ingin Jenoku pulang dan ingin memelukknya. Aku hanya ingin Jenoku pulang dan berbincang hangat denganku.

Tak banyak kata yang ia lontarkan namun aku paham akan tatapan mata nya. Kami akan bersantai diteras bersama aku akan mengodanya dan dia dengan senyuman dan pelukan akan membalas godaanku.

Kami akan berpelukan pada malam harinya seraya menceritakan apa saja yang kami lalui pada hari ini san hal-hal kecil lainnya, kami berbincang hingga larut malam dan ketika aku mengantuk dia akan memelukku.

Iya aku harus pulang dan nanti dia akan menyambutku.

"Ayo pulang. " Ucapku dengan senyuman dan menarik Jaehyun keluar kantor dengan riang.



Namun.



'Buk'





Tubuhku tak bisa ku gerakkan dan ku lihat darah yang mengalir pada sela kakiku sebelum semua mengelap.




T









B









C



OrigamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang