[19]

2.7K 300 4
                                    

Jangan lupa untuk meninggalkan vote dan komentar di cerita ya!

[ ⚠ Warn, ada sedikit adegan dewasanya. ]














Di pagi hari, felix merasa pusing yang sangat menyakitkan bagi kepalanya.

Kejadian tentang changbin yang berbuat kasar kepadanya terus teringat di pikirannya.

Felix tertawa pelan merasa bodoh telah mempercayai perkataan changbin di hari yang sudah berlalu.

Dia berniat untuk izin tidak masuk sekolah karena kondisinya saat ini yang berantakan.

Setelah mengirim beberapa pesan ke wali kelasnya, felix langsung merebahkan tubuhnya di kasur lagi.

Dan terlelap menjemput alam mimpinya.




××××



"Felix mana chan?" tanya pemuda beraura gelap

"Oh dia sakit, jadi nggak masuk." jawab chan

"Oh gitu, makasih info nya."

changbin segera berlari kearah parkiran dan mengendarai motornya dengan kecepatan penuh menuju apartemen felix.

Bip bip bip..

"Felix, lo kenapa?!" pekik changbin melihat felix yang terus menampar pipi nya sendiri

Yang lebih muda mendongak menatap wajah cemas milik changbin, dia terkekeh pelan.

"Kenapa kesini, kak?" tanya felix dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa

"Khawatir, lo kenapa nampar pipi sendiri." tatapan changbin yang menusuk membuat felix sedikit merinding

"Felix suka tamparan kak changbin." ujar felix dengan senyuman lebarnya

Changbin hanya terdiam membeku karena jawaban felix, hati nya sesak.

"Ayo kak tampar felix lagi, tarik rambut felix lagi."

Tangan changbin ditarik-tarik oleh felix menempelkan di pipi kanannya dan memukul-mukul pipi nya sendiri menggunakan tangan changbin.

"bodoh, kenapa masih mau sama gue?" tanya changbin

"Felix nggak punya alasan buat ngejauh dari kakak, ayo felix mau ngerasain kasih sayang dari kak changbin."

Felix menampar pipinya semakin brutal dengan tangannya sendiri, changbin langsung menahan kedua tangan mungil milik felix.

"Berhenti suka sama gue ya? Gue nggak tau mau dengan cara apa lagi biar lo bisa ngerasain kasih sayang gue." changbin tersenyum pahit dihadapan felix

"Felix nurut aja sama kakak, tapi harus janji ya buat bahagia sama kak nancy."

Tatapan menyeramkan yang ditunjukan felix kepada changbin yang menganggapnya itu adalah tatapan menggemaskan.

"Lo juga harus janji buat nggak nyakitin diri lo sendiri, pipi lo udah terlalu merah lix." changbin menatap lembut kearah pipi felix

"Kadang felix merasa cemburu sama kak nancy, cuma ya felix bisa apa kak?"

felix memaksa untuk tertawa kecil, terdengar sangat menyakitkan ditelinga changbin.

"Gue pulang, jangan lakuin aneh-aneh." changbin menjauhkan tubuhnya dari felix

Namun waktu seakan berhenti saat felix menarik kerah seragam milik changbin dan menyatukan kedua belah bibir mereka cukup lama.

"Maaf, felix lancang."

"ehm, iya ngga apa-apa. Gua cabut."

Felix tersenyum pedih saat badan changbin menghilang dari apartemen miliknya.



****


Jeongin menghela nafas lelah karena menghadapi kekasihnya yang tampaknya sedang merajuk padanya.

"Kak, dimakan ih!" rengek jeongin menyodorkan satu suapan bubur yang ada disendoknya

Tidak ada balasan dari hyunjin..

"Ngeselin tau nggak kak? Aku udah pulang dengan selamat tapi malah diginiin!" gerutu jeongin menaruh mangkuk bubur serta sendoknya dengan kasar diatas nakas

Hyunjin hanya menatap tak acuh kearah jeongin, membuat yang lebih muda menahan rasa ingin menangisnya.

Merasa tidak tahan dengan rasa rindu nya kepada sesosok makhluk imut miliknya, hyunjin langsung menarik tangan jeongin untuk menyatukan kedua belah bibirnya dengan milik jeongin.

Melumatnya dengan sedikit lembut, menahan tengkuk yang lebih muda.

Sedangkan jeongin sesekali membalas lumatan hyunjin dengan gerakan amatir, wajar karena jeongin tidak pernah melakukan ciuman dengan orang lain kecuali hyunjin.

Tanpa izin, lenguhan halus jeongin lolos dari kedua belah bibirnya.

Wajah jeongin memerah, tangan mungilnya bergerak untuk memukul bahu hyunjin dengan pelan.

Ciuman terlepas, hyunjin mengusap saliva diujung bibir jeongin yang entah milik siapa.

"Kakak takut kehilangan kamu, jeong." lirih hyunjin memeluk tubuh kecil milik jeongin dengan erat

"Cukup kakak kehilangan mama aja, jangan kamu."

Jeongin telah mendengar isakkan milik hyunjin, seperti tersayat hati jeongin mendengarnya.

"Maaf udah buat kakak sedih, jeongin udah berdoa sama tuhan untuk tetap di sisi kak hyunjin kok."

Jeongin mengelus rambut belakang milik hyunjin dengan lembut, membuat yang dielus merasa tenang dan berakhir terlelap dengan nyaman.

"Aku sayang kamu, asal kakak tau." bisik jeongin seraya merebahkan tubuh hyunjin di kasurnya



















TBC—!

Apasi komu, drama betul:(

Musuh + (Minsung) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang