[30]

3.7K 320 21
                                    

Seungmin menampilkan wajah kebingungan nya saat bel masuk sekolah telah berbunyi, menatap tajam kearah pintu kelas yang terbuka.

"Jeong, kok Jisung nggak masuk?"

Tanya seungmin yang sudah menyerah untuk menunggu kehadiran lelaki bergigi tupai tersebut.

"Kurang tau deh, aku nggak dikabarin."

Dusta Jeongin dengan mati-matian menahan ekspresi wajah polosnya yang tidak tahu apa-apa.

Suara sepatu pantofel milik pak jaebum sudah terdengar memasuki kelas, mau seungmin atau jeongin segera menghadap ke depan menatap pak jaebum.

"Pak, jisung nggak masuk karena sakit ya?"

Tanya seungmin yang ditujukan pada pak jaebum.

"Jisung udah pergi ke malaysia buat kuliah, dia nitip pesan buat temen deketnya suruh ngecek loker masing-masing di saat istirahat."

"Ke malaysia?!"

Seungmin membulatkan matanya dengan sempurna, ekspresi terkejutnya tidak ia sembunyikan kali ini.

"Iya, sudah-sudah ayo kita belajar."

****

Saat ini jisung sedang memakan rotinya sembari menunggu pengumuman tentang keberangkatan pesawat tujuannya.

Hyunjin sedang mendengarkan lagu melalui headset nya, menghilangkan rasa ragu nya untuk melepas jisung dan rasa bersalahnya pada minho.

Dalam diam, jisung berharap minho datang dan mengobrol dengannya di akhir pertemuan.

Namun itu hanya—

"Hwang Jisung!"

Deg!

Seluruh badan jisung maupun hyunjin menegang, jantung milik jisung berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Pasti mimpi.."

Jisung menggeleng secara brutal, namun tak lama kepala jisung berhenti saat merasakan sentuhan di kepalanya.

"Maafin gue sung, sumpah demi apapun gue sayang sama lo."

Kata si pemuda dihadapan jisung dengan lirihnya.

Sedangkan si pemilik kepala yang dielus hanya memejamkan mata untuk meyakinkan dirinya agar kuat dengan tekadnya.

"Perhatian, para penumpang pesawat korean air dengan nomor penerbangan KE324 tujuan kuala lumpur dipersilahkan naik ke pesawat melalui pintu A11."

Jisung maupun hyunjin segera berdiri untuk bersiap menuju pesawatnya.

saat jisung melangkahkan kakinya, dia merasakan tangannya telah ditahan sama minho yang menatapnya sendu.

Dengan satu helaan nafas, jisung menepis tangan minho cukup kuat.

"Cukup ho,"

Suara jisung terdengar lirih di telinga hyunjin maupun minho, kedua mata nya menatap wajah sendu milik kekasihnya.

"Semua nggak akan pernah berubah. Lo minho, musuh bebuyutan gue. Dan mulai hari ini hwang jisung bakal merubah dirinya sendiri."

"Tapi sung—"

"Makasih buat semuanya. i'm really love Lee minho, if you want to know this."

Genggaman tangan minho terlepas, dengan segera hyunjin menarik tangan mungil milik adiknya untuk menuju pesawat mereka.

Setelah menghilangnya punggung hyunjin dan jisung dipandangannya, minho langsung menarik rambutnya frustasi.

"Lee minho bodoh, terlalu bodoh!"

Teriakan frustasinya mengundang beberapa pasang mata kearahnya yang tengah sibuk menggerutu dengan kedua tangan yang menarik rambutnya.

"Ibu, paman ini kenapa?"

Terdengar suara anak kecil yang sedang berdiri tak jauh dari tubuh minho berada.

"Mungkin saja dia tidak waras, ayo pergi nak."

Sang ibu dari anak tersebut langsung menarik tangan anaknya tergesa-gesa.

Tidak mempedulikan perkataannya, minho langsung membawa langkahnya untuk mencari taxi dan segera pulang kembali kerumahnya.

Mengepalkan kedua tangannya dengan erat, mencari suatu suhu hangat dari tangan jisung yang tadi dia sentuh.

Sayangnya nihil, tidak ada apapun yang dia dapat.

Merasa bodoh karena telah menurut pada perintah lia yang melarangnya untuk mendekati kekasihnya dengan ancaman akan membunuhnya.

Merasa bodoh dengan perasaannya yang mudah memanas saat membeli kontak lensa nya.

Terlalu bodoh saudara Lee minho ini, menyia-nyiakan sebuah mahkota demi berlian yang gampang menghilang dengan sendirinya.










Ini tentang kisah lee minho yang bodoh karena telah meninggalkan pemuda bernama hwang jisung, dan pada akhirnya dirinya yang merasa bersalah disertai penyesalan.













Musuh + (minsung) have been finished.
Check the epilogue in next chapter!

Musuh + (Minsung) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang