[28]

2.7K 320 14
                                    

Pagi hari ini suasana sekolah terasa berbeda, karena adanya situasi horor yang menyelimutinya.

Ujian nasional atau yang sering disebut dengan ujian kelulusan sedang terjadi di SMA Distric sedang berlangsung sejak dua hari yang lalu, membuat sebagian para siswa maupun siswi lebih serius.

Jisung, Felix, Seungmin dan Jeongin yang sudah keluar kelasnya langsung menuju kantin favorite nya.

"Susah banget yaampun!"

Jisung mengeluh seraya meregangkan otot-otot tangannya.

"Iya susah banget, jeongin sampai kesel."

"Apaan jeong, lo keluar duluan ya!"

Jisung menyenggol bahu Jeongin dengan pelan.

Sedangkan yang disenggol hanya menampilkan cengiran lucunya.

"Kamu dijemput siapa nanti, Jeong?"

Tanya felix yang masih menyeruput kuah mie ayamnya.

"Oh aku sama kak hyunjin."

Jawaban jeongin membuat felix mengangguk dan melanjutkan kegiatan menyeruput kuah mie ayam nya lagi.

"Jangan suka diseruput, nanti kena baju jadi kotor."

Sebuah tangan kekar menahan mangkuk felix yang bentar lagi menggapai bibir plum milik cowok manis tersebut.

"Eung, kak changbin!"

Felix menolehkan kepalanya ke samping setelah meletakkan mangkuknya dimeja semula.

"Kalo masih laper, pesen aja lagi."

Changbin mengambil kotak berisi tisu lalu membersihkan bibir felix setelahnya.

"Lo nggak sama nancy, bin?"

Tanya seungmin dengan tatapan bingungnya, karena perlakuan changbin ke felix seperti orang pacaran.

"Nggak, ternyata bener yang dibilang bang hyunjin."

Jawab changbin dengan cengiran khas nya kearah seungmin dan teman felix yang lainnya.

"Kak, ayo pulang mau makan masakan mama."

Felix merengut lucu, membuat changbin langsung menguyel pipinya yang sedikit berisi.

"Iya ayo, gua mampir ya lix."

"Iya tenang aja, pokoknya perut felix harus terisi lagi."

Setelah pamit kepada teman-temannya, felix langsung menarik tangan kekar milik changbin dengan tergesa.

"Kak, aku izin pulang duluan ya. Soalnya kak hyunjin udah didepan gerbang."

Jeongin tersenyum manis kepada jisung dan seungmin yang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Ah iya Jeong, hati-hati ya!"

Kata jisung dengan seungmin secara bersamaan, membuat kekehan kecil terdengar dari kedua belah bibir milik jeongin.

"Iya kak, daah!"

Jeongin berlari keluar kantin menuju gerbang sekolahnya, menyisakan seungmin dengan jisung di kantin.

"Gua duluan ya min, lo sama chan kan?"

Tanya jisung setelah mengusap mulutnya dengan tisu.

"Enggak, chan ada latihan basket. Ayo naik bus berdua!"

Ajak seungmin menarik tangan mungil milik jisung dengan tergesa.

Langkah jisung terhenti ketika bertemu minho di gerbang, detak jantungnya berpacu lebih cepat karena perkataannya yang terulang di pikiran jisung seperti kaset rusak.

"Sung?"

Seungmin melambaikan tangannya dihadapan wajah jisung yang memandang kosong kearah minho.

"Murahan, gue murahan."

Gumam jisung dengan genangan di kedua mata cantiknya.

Seungmin yang sudah tau ada apa antara minho dengan jisung, tanpa membuang waktu dia menarik lengan jisung ke halte bus.

"Tenang sung, it's okay!"

Ujar seungmin setelah duduk di halte bus bersama jisung yang selalu menggumamkan kata murahan.



****




"dua hari lagi sung, jangan lupa kemasin barang-barang lo."

Ujar hyunjin didepan pintu kamar milik jisung yang sedikit terbuka.

Sedangkan jisung yang lagi main ponsel nya diatas kasur langsung mengangguk patuh dengan ucapan kakak nya.

"Jisung kangen minho, huhu.."

gumamnya mengerucutkan bibirnya lucu, mungkin jika ada minho disitu maka pipi jisung akan habis karena diuyel oleh pemuda tampan tersebut.

Jisung melangkahkan kakinya ke depan jendela kamar, membuka tirai serta jendela nya agar angin bisa masuk ke kamar miliknya.

Memejamkan matanya menikmati angin sejuk malam, tersenyum simpul saat matanya menangkap jejeran bintang di malam hari.

"Gua kangen banget napadah.."

Gumam jisung menggembungkan pipi gembilnya dan jari mungil nya mengetuk jendela di sebelahnya yang tidak terbuka.

sedetik kemudian, jisung menyipitkan matanya saat melihat motor yang dia kenal sedang terparkir di samping rumahnya.




Motor minho, dengan pemiliknya yang sedang menatap tulus kearahnya juga.

Dengan kecepatan, jisung berlari keluar rumahnya membuat tatapan bingung hyunjin yang sedang menonton televisi.


Tetapi nihil, jisung tidak menemukan apapun disamping rumahnya.

Senyuman miris terpatri di wajahnya, dan segera melangkahkan kakinya masuk kerumah lagi.



Tbc.

Enakan happy ending or sad ending guys?

Musuh + (Minsung) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang