Yang kangen minsung, yang kangen minsung. Cangcimen cangcimen.
"Minho!"
Teriak seseorang dengan balutan dress biru muda yang menambah kesan manis di tubuhnya.
Minho menoleh ke sumber suara, tersenyum tipis kearah perempuan yang meneriakinya.
"Lagi ngapain?"
"Oh, gue lagi mau beli lensa mata."
Jawab minho dengan pandangan yang menuju ke sekelilingnya, mencari tata letak sebuah optik.
"Loh, lo pake lensa mata?"
Tanya si perempuan tersebut dengan kerutan di dahinya.
"Iya, lo baru nyadar emang nya li?"
Lia si perempuan tadi hanya mengangguk dengan imut.
"Yaudah gue duluan ya li."
"Gue mau ikut."
"Ehm, okay."
Disini lah minho dengan lia, optik yang terlihat sedikit mewah dengan kacamata yang tersusun rapih dan berbagai tipe lensa mata.
Minho menyibukkan dirinya dengan memilih lensa mata yang ada di rak, berbeda dengan lia yang melihat ke sekeliling optik.
"Ho, itu jisung sama eric kan?"
Lia menepuk bahu minho sedikit heboh, membuat sang pemilik bahu menoleh melihat apa yang dimaksud dengan lia.
"Lah jisung ama eric ngapain dah?"
"Kayaknya sih pacaran deh ho, romantis banget coba. Segala dirangkul gitu jisungnya."
Ocehan lia membuat wajah minho terlihat kusut lebih parah dari sebelumnya.
"Lagian juga jisung nggak ngerti banget apa ya? Udah punya pacar malah dianggurin dan pergi jalan bareng orang lain. Murahan banget ew."
Setelah membayar lensa yang dibeli, minho langsung melangkahkan kakinya keluar dengan tergesa dan berteriak nama jisung dibelakang orang yang dimaksud.
Mau tak mau jisung dan eric menoleh, dengan lengan eric yang merangkul bahu si pemuda tupai itu.
Lia disamping minho, merangkul lengan kekar minho dengan posesif.
"Kenap—"
"Murahan."
Teriak minho dengan lantang kearah jisung, membuat para penjual dan pembeli di sekitarnya melihat seraya berbisik.
"Maksudnya?"
"Lo murahan sung, nempel sana-sini."
Kilatan kebencian terpancar dimata minho, jisung hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan kuat.
Mulutnya seakan kelu untuk berbicara, tubuhnya kaku untuk bergerak.
"Apa yang lo maksud itu diri lo sendiri?"
Tanya jisung menatap mata minho dengan sendu, terlalu sakit hatinya dipanggil dengan kata murahan.
"Gua? Lo yang murahan hwang jisung."
"Mikir dong bang, otak jangan di dengkul."
Protes eric dengan tatapan kesalnya kearah minho.
"Terserah lo deh hwang jisung, pekerjaan lo kan emang murahan."
Minho membawa langkahnya untuk keluar dari mall yang diikuti dengan lia setelah si perempuan itu memberikan senyuman miring tanda ia telah memenangkan minho.
Eric menyuruh semuanya kembali untuk mengerjakan kegiatannya masing-masing, sementara jisung hanya bisa mengusap air matanya dengan tatapan kosong dan tangan yang bergetar.
"Gua mau pulang ric."
"Ayo gua anterin."
****
"H—hiks.."
Jisung terisak di depan pintu rumahnya, membuat Hyunjin yang sedang memangku Jeongin langsung terkejut.
Sedangkan rumah hanya ada mereka berdua karena Hyunbin dan Hitomi sedang berada di malaysia.
"kak jisung kenapa?"
Tanya Jeongin dengan nada lembut kepada Jisung, tangannya membantu Jisung untuk berpindah ke sofa.
"Jeong, sakit.."
Lirihan jisung membuat hyunjin tak tega memarahi adiknya yang pulang dengan tangisan.
"Jangan sedih, ayo cerita sama Jeongin."
Jisung langsung menceritakan apa yang membuat nya sedih dengan terisak.
"Sabar kak, mungkin dia salah paham."
"Minho sialan, udah gua kasih amanat biar nggak nangisin adek gua."
desis hyunjin mengepalkan tangannya dengan kuat, emosi nya memuncak sampai ujung kepalanya.
"Pokoknya kamu harus fokus sama ujian kamu, setelah itu kamu pindah ke rumah nenek di malaysia."
Tegas hyunjin dengan perasaan yang sudah bulat untuk memindahkan jisung ke luar negri.
Tatapan jeongin mendadak berubah dengan tatapan takut kehilangan, jantungnya berpacu takut kehilangan hyunjin.
"Jeongin tenang aja, saya cuma nganterin jisung ke malaysia setelah itu balik lagi ke korea."
Jisung memikirkan keputusan hyunjin, dia terlalu berat untuk meninggalkan korea karena beberapa sahabat nya disini.
"Abang nggak nerima penolakan ya, hwang jisung."
Setelahnya hyunjin mengangkat tubuh jeongin untuk pergi ke kamar karena si pemuda manis miliknya sudah mengantuk dan berniat untuk menginap.
"Andai kisah kita sama kayak bang hyunjin dan jeongin, ho."
Lirih jisung melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam kamarnya sendiri.
TBC—!
Mencium bau-bau akan tamat unsh.
Hayo dek Jeongin jadi dewasa banget di chapter ini:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuh + (Minsung) [Completed]
De TodoMengisahkan tentang kehidupan Jisung yang selalu diusik oleh pria bernama 'Lee Minho' ✧☽ஓ wɑʀɳiɳg! ஓ☾✧ BxB/YAOI, Drama Everywhere. ©Komurola24 (( Highest rank )) #1 in chanmin #6 in hyunjeong #11 in Hyunin