Epilog 2

4.2K 307 27
                                    

Abis jalan seharian jadi lupa update:(









Perasaan gugup hendak menyelimuti keadaan hati seseorang yang sedang bercermin.

Sudah berkali-kali dia menetralkan detak jantungnya, namun sepertinya pihak keberuntungan tidak beserta padanya.

"Ayolah sung, wajah lo berkeringat terus nanti riasannya berantakan ih!"

Felix mencebikkan bibirnya kesal karena sudah dua kali dia mempercantik wajah sahabatnya.

"Gua gugup lix, yatuhan."

Gumamnya merapalkan doa untuk dihilangkan kegugupannya.

"Sung, ayo keluar udah ditunggu ayah."

Panggil hyunjin dibalik pintu ruang tata rias yang sedikit terbuka.

Jisung menghela nafas, kaki jenjangnya dia bawa kearah ayahnya yang sedang berdiri tegas dihadapan pintu cokelat.

"Ayo sung, udah dimulai."

Hyunbin menggandeng tangan anaknya dengan tatapan lurusnya.

Pintu cokelat tersebut terbuka bersinar membuat jisung menutup matanya sedikit.

Jisung dibawa menuju altar dengan sorakan meriah serta bunga yang bertaburan disetiap langkahnya.

Setelah sampai di altar, hyunbin turun untuk menyaksikan upacara pemberkatan anaknya dengan minho sebagai pasangan suami istri.

"Kedua mempelai sudah siap?"

Tanya seorang pendeta dengan suara khas orang tuanya.

Minho dan jisung mengangguk, membuat sang pendeta ikut mengangguk.

"Saudara Lee minho, maukah anda menerima saudara hwang jisung sebagai istri yang dijodohkan oleh Tuhan didalam pernikahan yang kudus? Maukah engkau mengasihi dia, menghibur dia, menghormati dan memelihara dia baik pada waktu suka maupun duka?"

Tanya sang pendeta kearah minho.

"Ya saya akan bersedia menerima saudara hwang jisung, Mengasihi nya, menghiburnya, menghormati serta memeliharanya dalam keadaan suka maupun duka."

Sang pendeta menatap kearah jisung dengan serius.

"Saudara Hwang jisung, maukah anda menerima saudara Lee minho sebagai suami yang dijodohkan oleh Tuhan didalam pernikahan yang kudus? Maukah engkau mengasihi dia, menghibur dia, menghormati dan memelihara dia baik pada waktu suka maupun duka?"

Jisung menghela nafasnya secara perlahan untuk menenangkan dirinya.

"Ya saya akan bersedia menerima saudara Lee minho, Mengasihi nya, menghiburnya, menghormati serta memeliharanya dalam keadaan suka maupun duka."

"Baiklah, silahkan mengucapkan janji suci dihadapan seluruh tamu serta tuhan dimulai dari mempelai pria.

"Saya Lee minho, mengambil engkau saudara Hwang jisung untuk menjadikannya sebagai istri saya. Dengan janji suci yang mengikat, saya akan menjaga dirimu, mengasihi dan menghormati engkau sampai maut memisahkan kita."

"Silahkan calon mempelai istri mengucapkan janji suci."

Perintah sang pendeta menatap keduanya.

"Saya Hwang jisung, mengambil engkau saudara Lee minho untuk menjadikannya sebagai suami saya. Dengan janji suci yang mengikat, saya akan menjaga dirimu, mengasihi dan menghormati engkau sampai maut memisahkan kita."

Sang pendeta mulai membacakan doa untuk kedua mempelai dengan suara bisik-bisik, setelah selesai ia langsung menyuruh keduanya saling memasangkan cincin.

Kedua mempelai selesai memasangkan cincing ke jari manisnya, sang pendeta tersenyum kearah minho maupun jisung.

"Sekarang silahkan kalian berdua berciuman karena telah resmi menjadi sepasang suami istri."

Minho maupun jisung sama-sama menahan rasa malu nya dihadapan para tamu.

"Ayo ciuman!"

Seru felix dengan suara melengkingnya.

Semua penonton bersorak untuk menyuruh minho dan jisung berciuman.

Dengan segera minho menarik pinggang ramping milik istrinya, mendekatkan wajahnya kearah jisung yang sedang membulatkan matanya.




Cup!




"Yah! Penonton kecewa!"

Teriak seungmin dengan muka kesalnya karena gagal melihat adegan yang di tunggu-tunggu.

Semua penonton ikut bersedih karena minho yang sekedar mencium pipi gembil milik jisung.








****






Setelah acara pemberkatan, semua orang masih berkumpul disekitar altar karena ada acara pelemparan seikat bunga yang melambangkan keberuntungan untuk seseorang yang mendapatkannya.



"Satu, dua dan tiga!"

Hup!

Woojin membulatkan matanya ketika ia menangkap seikat bunga tersebut secara bersamaan dengan seorang perempuan yang mempunyai pipi gembil serta rambut potongan sebahu.

Begitu pula wanita tersebut merasa terkejut karena pergerakan refleks nya.

"Akhirnya woojin mau nyusul!"

Seru minho dengan suaranya yang menggelegar.

"Syukurlah rin, kamu nggak jomblo lagi."

Ledek shuhua kearah wanita tersebut.










Musuh + (minsung) is really finally.


Akhirnya selesai juga work yang ini, terima kasih untuk dukungan kalian yang ngebuat semuanya jadi indah di setiap hari saya.

Hehe~

Sampai bertemu di cerita selanjutnya kawan!

Bye-bye!

Musuh + (Minsung) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang