[24]

2.6K 318 0
                                    

Setelah kejadian dimana hyunjin memberi tahu satu fakta tentang nancy sang kekasihnya, sampai saat ini changbin hanya berdiam diri dirumahnya.

Iya, changbin pulang kerumahnya.

"Changbin, ada nancy dibawah."

Suara sang mama menginterupsi kegiatan changbin yang sedang berdiam diri.

"Tolong bilang kalo changbin lagi males keluar, ma."

Jawab changbin tanpa membuka pintu kamarnya.

Meskipun sedang dilanda pusing, changbin selalu bersikap halus kepada mama nya.

Dahi nya mengkerut karena suara gaduh dilantai bawah, dengan segera changbin membawa langkahnya ke lantai bawah.

"Bilang aja tante nggak izinin aku ketemu changbin kan?!"

Nancy meninggikan suaranya dihadapan mama changbin dengan wajah marahnya.

"Nancy, lo apaan sih?!" teriak changbin menghampiri nancy

"Liat tuh, mama kamu nggak izinin aku ketemu kamu!"

Nancy mengadu pada changbin dengan menunjuk mama changbin yang menampakkan wajah lelahnya.

"Gua yang nggak mau, sekarang lo pergi." tegas changbin

"Tapi kan aku mau—"

"Pergi sekarang juga nancy!" teriak changbin dengan tegasnya

Mau tidak mau, nancy melangkahkan kakinya pergi dari rumah changbin dengan hentakkan.

"Mama nggak apa-apa?"

Tanya changbin dengan nada khawatirnya.

"nggak apa-apa, kamu belum makan dari pagi. Makan dulu ya?"

"Iya ma, aku lap— ini apa ma?!"

tanya changbin yang menangkap keanehan pada pipi bagian kanan milik mama nya.

"Ini cuma—"

"Nancy nampar mama, iyakan?" tegas changbin

"Nggak kok, percaya sama ma—"

"Changbin nggak bisa dibohongin, ayo makan bareng aku terus nanti ku kompres pipi mama."








Kali ini changbin sedang mengompres pipi milik mama nya dengan tatapan kosong, perasaan bersalah telah menyeruak ke hatinya.

apa felix mengompres pipinya saat itu?

pikiran changbin telah penuh dengan pertanyaan diatas, merasa khawatir.

"aku berandalan ma."

Perkataan changbin membuat mama nya menatap anaknya dengan pandangan bingungnya.

"aku nggak suka mama disakitin, tapi aku nyakitin felix beberapa hari yang lalu."

Changbin menunduk meremas kain kompresnya yang ada ditangannya, memejamkan matanya frustasi.

"Nyakitin gimana bin?" tanya sang mama dengan nada lembut

"Nampar dia, tarik rambut dia, hempasin dia dengan kasar." jawab changbin dengan lirih

"Jujur mama sedikit kecewa karena kamu memperlakukan felix begitu, tapi coba kamu minta maaf ke dia."

mama changbin mengelus surai milik anaknya dengan halus, memberikan senyuman tulus untuk anaknya.

"Tapi kan salah dia suka ke aku ma." elak changbin

"Perasaan terkadang tidak mengenal tujuan untuk berlabuh, perasaan tumbuh dengan sendirinya dan nggak bisa disalahin bin."

"Mama tau kamu nggak suka sama orang tua kamu, karena mama sama ayah kamu itu pasangan yang menyimpang kan?"

Pertanyaan sang mama membuat changbin tertohok, merasa terpojok.

"Kamu udah mulai suka sama felix, ketauan dari sikap kamu ke dia."

Mama changbin menatap anaknya dengan serius.

"Maaf udah benci dengan orang tua sendiri ma." changbin menunduk dalam

"pahami perasaan kamu sendiri, minta maaf sama felix." perintah sang mama

"Iya ma."










TBC—!

Merasa bosan nggak sama work saya yang ini?

Maaf ya kalau bosan, saya nggak bisa bikin work dua sekaligus.

Musuh + (Minsung) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang