⚫COLD LUNA (21)⚫

3.3K 186 7
                                    

Pagi ini Juan terlihat sudah rapi dengan pakaian casualnya, laki-laki itu terlihat sedang menata rambutnya sambil menatap pantulan dirinya di cermin.

Setelah di rasa bagus, Juan segera menyambar tas punggung berwarna hitamnya dan menyampirkannya di bahu kirinya.

"HORMAT KAMI, KING JUAN!" Sama seperti pagi sebelumnya, semua anggota inti pack akan memberikan penghormatan kepada Juan saat lelaki itu sampai di ruang makan.

Juan hanya mengangguk dengan senyum yang sangat tipis, setelah itu laki-laki setampan dewa yunani itu duduk di kursi miliknya.

"Kalian boleh duduk!" Suara Juan tetap terdengar datar dan dingin hanya saja wajahnya tak sekaku biasanya.

Semua anggota inti pack mulai duduk di kursi masing-masing dan Juan mengeluarkan perintah untuk memulai sarapan.

"Aku akan ke kampus dan ke kantor hari ini. Jake, gantikan aku di pack selagi aku tidak ada! Dan kalian jaga pack, jangan sampai ada rogue yang menyerang perbatasan lagi! Mindlink aku jika dalam keadaan darurat!" Perintah Juan dengan wajah dinginnya sembari menatap para sahabatnya satu per satu.

"BAIK ALPHA, PERINTAH DILAKSANAKAN!" Ucap kelima anggota inti Royale Pack serentak.

Berbeda dengan suasana packhouse Juan yang cukup kaku, suasana rumah Alena terlihat hangat dan sedikit heboh. Sepertinya sifat dan sikap dingin Alena mulai menghilang dari tubuh gadis itu.

"Kak, apa kau melihat sepatuku?" Tanya Alena yang berjalan menuruni tangga dengan sedikit panik.

"Sepatu yang mana?" Tanya Alano bingung.

"Itu, sepatu yang berwarna putih dengan corak hitam, yang baru kakak belikan satu bulan yang lalu." Jawab Alena sambil menatap setiap sudut ruangan rumahnya.

"Aku tidak tahu, sudah kau cari nanti saja lebih baik sekarang kau sarapan! Kau bisa memakai sepatu yang lain jika tak menemukannya." Saran Alano membuat Alena cemberut.

"Tapi aku ingin memakai sepatu itu hari ini." Rengek Alena dengan bibir yang mengerucut beberapa senti.

"Astaga, lebih baik kau sarapan sekarang dan jika kau ingin memakai sepatu itu aku akan membantumu mencarinya setelah sarapan, bagaimana?" Tawar Alano sambil menahan gemas.

"Baiklah, kurasa itu cukup adil." Ucap Alena setuju dan langsung pergi ke ruang makan.

"Astaga, anak itu benar-benar!" Ucap Alano sambil menggelengkan kepalanya.

***

Saat ini Alena sedang berada di cafetaria kampus, ia tengah menunggu Dimitri yang masih belum datang.

Hari ini Alena diantar oleh kakaknya karena Dimitri sedang memiliki urusan dan lelaki itu berjanji akan menyusul ke kampus sebelum mata kuliah dimulai.

Mata Alena memindai ke arah sekitar, terlihat beberapa mahasiswa yang berlalu lalang sambil membawa makanan ataupun minuman di sekitarnya.

Alena hanya memandang sekitar dengan tatapan datar sampai matanya tanpa sengaja memandang sebuah objek yang tengah berjalan mendekat ke arahnya.

Sorot matanya terlihat dingin, dengan cepat gadis itu memalingkan wajahnya lalu mengambil tasnya dan bangkit dari tempat duduknya.

Namun, baru dua langkah ia berjalan tangan kirinya dicekal dengan kuat tapi masih terasa lembut.

"Mau apa kau?" Tanya Alena dingin.

LUNA QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang