Dimitri menatap kosong hamparan pohon pinus dari atas balkon kamarnya. Dahinya berkerut bingung teringat kejadian tadi pagi.
Saat ini ia berada di Lord's Castle, kastil utama kerajaan vampire yang berada di tengah hutan seperti Packhouse milik kerajaan werewolf.
Ingatannya kembali berputar pada gadis yang duduk bersama Alena di cafetaria. Mungkin gadis itu yang Juan kirim untuk Alena, hanya saja Dimitri merasa aneh dengan gadis itu.
Gadis itu seperti menatapnya dengan tatapan berbeda, seperti tatapan terkejut dan terluka?
Dimitri tak ingin membaca pikiran orang lain tanpa persetujuan dari sang pemilik, dia hanya akan membaca pikiran orang lain tanpa ijin saat keadaannya darurat.
Entahlah, Dimitri tak ingin tahu tentang apa yang terjadi dengan gadis werewolf itu. Fokusnya saat ini hanya untuk Alena dan tentang Alena, pikirannya sudah dipenuhi dengan Alena, satu-satunya sahabat manusia yang ia miliki.
Alena sangat berharga untuknya walaupun ia tidak akan bisa memiliki gadis itu, Dimitri akan berusaha menjaga keselamatan gadis itu apa pun yang terjadi.
Dimitri tersenyum kecil mengingat betapa manjanya Alena padanya saat mereka masih kecil dulu, tatapan matanya selalu melembut saat bertatapan dengan Alena.
Tak lama kemudian pendengaran tajam Dimitri menangkap suara langkah kaki yang menggema menuju kamarnya, Dimitri segera melesat menuju pintu kamarnya dan membukanya.
"Pangeran, kerajaan di serang oleh sekelompok vampire liar dan rogue!" Seorang prajurit vampire berdiri di depan Dimitri dengan mata merah menyalanya yang menatap Dimitri takut.
Mata biru Dimitri berubah menjadi merah pekat, rupanya sang pangeran vampire tersulut amarah. Bagaimana bisa rogue menyerang kerajaannya? Selama ini rogue sama sekali tak menginjakkan kaki di daerah kekuasaan vampire.
Taring Dimitri mencuat tajam, secepat mungkin Dimitri melesat menuju luar kastilnya. Matanya menatap nyalang ke arah sekelompok vampire liar dan rogue yang sepertinya saling bekerja sama untuk membuat kekacauan di kerajaannya.
Tak ada ekspresi ramah yang Dimitri tunjukkan di wajahnya sekarang, para rogue dan vampire liar itu dengan kurang ajarnya berani memasuki wilayahnya dan berniat menyerang kastilnya. Pangeran vampire itu menatap ayah dan ibunya yang berjarak dua meter dari sisi kanannya.
Sepertinya Raja dan Ratu vampire itu juga tidak tahu mengapa rogue juga ikut menyerang mereka, benar-benar tidak terduga.
Dimitri menyeringai menampakan dua taringnya yang tajam, rogue rendahan dan vampire liar tak bermartabat seperti mereka tak akan bisa melangkahkan kaki ke dalam kastilnya seinchi pun.
Devian, Clara dan juga Dimitri mulai memandang sekelompok makhluk kurang ajar itu dengan seringaian lebar dan mata berkabut membuat ketua rogue itu menggeram dalam wujud serigalanya dan ketua vampire liar itu mengeluarkan taringnya. Tak butuh basa-basi lagi rogue dan vampire busuk tersebut mulai maju menyerang keluarga vampire tersebut.
Bangsawan vampire itu langsung melesat ke arah para rogue itu begitu pun prajurit-prajurit mereka, dengan secepat kilat Dimitri memutuskan leher rogue itu satu per satu.
Namun, anehnya kepala serigala yang hampir putus sempurna tersebut dapat menyatu kembali seperti semula membuat Dimitri heran begitu pun dengan keluarganya.
Ini terasa aneh, regenerasi mereka terasa sangat cepat dan membuat mereka hampir tidak bisa dilenyapkan. Clara geram, ibu Dimitri sekaligus Ratu kerajaan vampire tersebut semakin mencuatkan taring dan memanjangkan kuku-kukunya.
Matanya pun
semakin memerah pekat bercampur kehitaman, Clara berteriak keras dan menyerang para rogue dengan brutal, wanita cantik itu benar-benar tak bisa bersabar lagi.Berbeda dengan Clara yang terlihat marah, Devian justru menatap para rogue dengan wajah dinginnya. Bibirnya menyunggingkan senyum licik dengan taring yang mencuat tajam, sepertinya pria gagah ini ingin mempermainkan para serigala busuk itu dahulu.
Sekelompok vampire busuk itu tak tinggal diam saat sekutunya bertarung dengan musuhnya. Para vampire itu juga menyerang keluarga Cromwell dengan gesit.
Dimitri menyeringai, walaupun ia mendapat beberapa luka dari cakaran vampire dan juga werewolf, pangeran mahkota itu tetap berdiri tegak tak terlihat lemah sedikitpun.
Matanya semakin menyala terang, taringnya dan mulutnya penuh dengan darah musuhnya, dengan brutal Dimitri menarik jantung vampire-vampire bodoh itu dan tertawa sadis saat melihat mereka semua merasa kesakitan.
Tak mau kalah dengan sang anak, Devian, Raja vampire itu juga membunuh para vampire itu dengan sekali kedipan mata. Devian adalah vampire yang dapat memberikan rasa sakit hanya dengan tatapan matanya saja.
Berbeda dengan sekelompok vampire yang hampir musnah itu, para rogue masih tersisa cukup banyak mengingat mereka bukan rogue biasa. Clara dengan kekuatannya berusaha untuk benar-benar membunuh para rogue licik tersebut.
Bangsawan vampire itu tahu, kelemahan werewolf ada pada wolfsbane dan perak, sayangnya mereka tidak membawa wolfsbane saat ini.
Beruntungnya Clara membawa belati perak saat ini, walaupun perak juga kelemahan mereka paling tidak saat mereka tidak menyentuh langsung belati itu mereka akan tetap aman.
Tak butuh waktu lama, Clara memutus leher para rogue itu dengan belati perak. Wanita itu kini tidak terlihat seperti Clara ramah yang biasa ditemui setiap hari, wanita berumur ratusan tahun itu terlihat sadis dan sedikit tak terkendali.
Benar saja, penggunaan belati itu cukup berhasil membuat rogue-rogur itu mati. Dimitri mulai sedikit kesakitan dengan luka-lukanya yang ia dapat dari cakaran vampire, walau wajahnya terlihat datar dan tenang, Dimitri merasa sedikit nyeri pada beberapa lukanya.
'Sial, kuku vampire-vampire bodoh itu menggunakan racun. Aku bisa merasakannya!' Umpat Dimitri dalam pikirannya.
Dimitri harus segera menyelesaikan perang kecil ini atau lukanya akan semakin menyakitkan dan ia melemah di depan musuhnya, itu tidak boleh terjadi.
"Mom, Lemparkan belati itu padaku!" Dimitri berteriak, tapi tidak terlalu keras karena ia tahu bahwa vampire memiliki pendengaran yang tajam.
Clara mengangguk dan melempar belati itu ke arah Dimitri. Dimitri menyeringai sinis, sudah cukup bermainnya sekarang ia ingin menyelesaikan semuanya, lukanya harus segera di obati.
Dengan brutal, kasar, dan sadis Dimitri menebas kepala para rogue yang menyerangnya hanya dengan sekali tebasan menggunakan belati pendek itu. Dimitri memandang sekelilingnya, beberapa prajuritnya gugur karena penyerangan dadakan ini.
Tak butuh waktu lama, klan Cromwell berhasil menumbangkan semuanya. Devian tersenyum memandan putranya yang sudah sangat pantas memimpin klan, Clara pun terlihat bahagia melihat anaknya yang kuat.
Mata Dimitri kembali seperti semula, biru laut. Ia tersenyum hangat pada kedua orang tuanya, namun tak lama kemudian ia bersimpuh. Lukanya terasa cukup nyeri dan ia mengerang kesakitan.
Devian dengan cepat membopong tubuh putranya sedangkan Clara berteriak menyuruh para healer untuk memeriksa keadaan anaknya, sedangkan bekas pertempuran kecil itu sudah di urus oleh para prajurit mereka.
.......
Hai readers setiaku, author kembali setelah sekian lama tidak update karena ide cerita sedang buntu dan author sedang mendapat beberapa masalah.
Buat yang masih setia sama cerita ini, author mau berterima kasih karena udah meluangkan waktu kalian untuk membaca cerita abal-abal author.
Jangan lupa vomment yaa, karena satu vomment dari kalian sangat penting untuk author. Terima kasih, sampai jumpa di chapter selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNA QUEEN
WerewolfHis rank : #6 in real [ 28-03-2019 ] #1 in wolves [ 28-03-2019 ] #3 in juan [ 28-03-2019 ] #4 in immortal [ 28-03-2019 ] #6 in alena [ 28-03-2019 ] #6 in human [ 28-03-2019 ] DALAM PROSES REVISI Kepindahan Alena ke Alaska membawa dampak besar untuk...