Sebuah dering handphone yang saling bersahutan membuat tidur Nayeon dan Jeongyeon terganggu. Nayeon yang tertidur dalam posisi memeluk perut Jeongyeon dan menjadikan dada bidang Jeongyeon sebagai bantalnya kini tubuhnya bergerak untuk mencari sumber suara. Pergerakan Nayeon otomatis membuat Jeongyeon juga terbangun dari tidurnya.
Nayeon yang mengingat semua kejadian semalam tentunya biasa-biasa saja saat terbangun. Walaupun keduanya tidak memakai pakaian sehelai pun, Nayeon dengan entengnya bangkit dari kasur untuk mengambil tasnya yang berada di nakas samping ranjang.
Di sisi lain, Jeongyeon terbangun dengan rasa sakit kepala yang membuatnya sedikit mengernyit. Matanya berusaha menyesuaikan cahaya matahari yang masuk dari celah kamar tersebut. Ia bangkit untuk duduk, membuat selimut yang menutupinya terjatuh dan hanya menutupi bagian bawah tubuhnya yang polos.
Dengan polosnya, Jeongyeon mengamati keadaan kamar tersebut. Ia melihat ke arah lemari yang baru ia sadari tidak mirip dengan lemari yang ada di kamarnya. Ia melihat ke arah jendela, namun ia lupa sejak kapan ada jendela sebesar itu di kamarnya. Kemudian ia menoleh ke sampingnya dan melihat tubuh polos seorang wanita yang membelakanginya, tepatnya tubuh Nayeon yang membelakangi Jeongyeon karena ia sedang bermain handphone.
"Aku tidak ingat kapan aku memiliki saudara perempuan? Apa Chaeyoung berubah wujud menjadi wanita?" batin Jeongyeon. Ia masih belum sepenuhnya sadar atas apa yang ia alami saat ini.
Drrtt.. Drrtt..
Handphone Jeongyeon kembali berdering. Jeongyeon yang menyadari suara itu berasal dari handphonenya langsung berusaha bangkit dari kasur. Namun, pergerakannya tertahan saat Nayeon kini sudah membalikkan tubuhnya dan menyodorkan handphone miliknya.
"Ini, handphonemu." ucap Nayeon dengan santainya. Bagian atas tubuhnya yang terekspos seperti tidak diperdulikan oleh Nayeon.
Jeongyeon membelalakkan matanya saat melihat sepasang payudara terpampang indah di matanya. Namun, yang dasarnya ia pria polos saat sedang sadar 100% membuat ia langsung kaget saat melihat hal yang tidak seharusnya ia lihat.
"YAK!!"
Bruk!
"Jeongyeon!" Nayeon terkejut saat tiba-tiba Jeongyeon telonjak kaget dan terjatuh dari kasur. Buru-buru ia ke sisi kasur Jeongyeon untuk mengecek keadaannya. "Jeongyeon kau tidak apa-apa?"
"Ah, i-iya aku t-tidak- YAK!" Jeongyeon kembali berteriak kaget saat menyadari selimut yang tadi menutupi bagian tubuh bawahnya kini berada di kasur. Otomatis, kini tubuh polos Jeongyeon terekspos sempurna di hadapan Nayeon.
Nayeon tersenyum menahan tawanya saat melihat tingkah polos Jeongyeon. Pria yang sebelumnya 'menghajar'nya habis-habisan kini masih bisa-bisanya bertindak sepolos ini. Dengan senyum jahil, Nayeon melemparkan celana dalam Jeongyeon yang masih berada di kasur ke wajah pria itu.
Jeongyeon terkejut saat tiba-tiba sebuah celana dalam terbang ke wajahnya. Namun, ia cepat sadar dan buru-buru memakai celana tersebut. Setidaknya, aset berharganya kini tidak terpampang begitu saja di hadapan Nayeon.
"N-Nayeon, k-kenapa k-kita bisa berada-" Jeongyeon yang gugup berucap dengan terbata-bata. Nayeon semakin tersenyum melihatnya.
"Ini, urusi dulu urusanmu. Sejak tadi handphonemu berdering." Nayeon memotong ucapan Jeongyeon lalu ia bangkit dari kasur dengan selimut yang ia lilitkan di tubuhnya. Nayeon menyerahkan handphone Jeongyeon sebelum ia meninggalkan Jeongyeon sendiri di kamar untuk ke kamar mandi.
Tubuh Jeongyeon gemetaran. Otaknya berpikir sangat keras tentang alasan kenapa ia bisa berada di kamar yang tidak ia kenal ini berdua bersama Nayeon dan tidak memakai pakaian sehelai pun. Namun, dering handphone membuat pikirannya teralih. Dapat terlihat kini ada 50 panggilan tidak terjawab dan 20 pesan yang masuk ke handphonenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand [✓]
Fanfiction2Yeon Fanfiction Menceritakan tentang kisah seorang wanita karir yang sudah menginjak umur 35 tahun. Ia tidak pernah merasakan yang namanya cinta karena terlalu sibuk dengan dunia kerjanya. Suatu hari, sang sahabat memaksanya ikut dalam sebuah pesta...