Jeongyeon POV
Aku terbangun dari tidurku dengan rasa berat di lengan kananku karena Nayeon sepanjang malam menggunakan lenganku itu untuk menjadi bantalannya. Tentunya pemandangan pertama yang menyambutku di pagi hari ini adalah wajah teduh Nayeon yang masih terlelap tidur. Tangannya melingkar indah di perutku, memelukku sepanjang malam.
Aku ingin bangkit, namun aku tidak ingin membuat Nayeon terganggu tidurnya. Alhasil, aku hanya bisa terdiam mengamati wajah Nayeon yang berada sangat dekat dengan wajahku saat ini. Jika dilihat dari sedekat ini, aku benar-benar menyadari bahwa Nayeon sangatlah cantik. Auranya yang dewasa dan elegan memberikan nilai tambahan tersendiri baginya. Dan disaat dirinya sedang terlelap seperti ini, wajah polosnya yang terlihat sangat lugu benar-benar membuatku gemas.
Aku jadi teringat bagaimana perbedaan Nayeon semalam dengan saat ini dirinya yang sedang tertidur. Jika mengingat kejadian semalam, itu benar-benar membuatku menggila. Kami melakukan hubungan seks sepanjang malam. Aku mencoba mengingat lagi berapa ronde yang kami lakukan semalam, namun rasanya sudah tak bisa kuhitung. Minuman herbal dari Sana membuatku seperti tidak pernah kehabisan tenaga. Penisku terus saja menegang sepanjang malam. Dan anehnya, tenaga Nayeon juga seperti tidak ada habisnya. Ia terus-menerus meladeniku dan bahkan memintaku untuk terus melakukannya lagi.
Sepertinya, aku harus mengajak Nayeon melakukan check-up ke dokter kandungan dalam waktu dekat ini. Aku khawatir hubungan seks kami yang berlebihan bisa membahayakan kondisi kandungan Nayeon.
Tanganku dengan lembut refleks membenarkan anak-anak rambut Nayeon yang menutupi wajahnya. Dan pergerakan kecilku itu ternyata membuatnya terbangun. Dengan perlahan ia membuka matanya dan dengan sekejap mata kami bertemu. Aku tersenyum menatapnya. Ia seperti berusaha mengumpulkan nyawanya sejenak sebelum tersenyum dan menyapaku.
"Selamat pagi, Jeong."
"Selamat siang, Nayeon."
"Siang?! Ah, jam berapa sekarang?" kaget Nayeon.
"Hampir jam dua belas. Apa kau ada kegiatan hari ini?" tanyaku dengan lembut. Aku dengan mudah bisa tau waktu saat ini karena jam yang ada di dinding kamar Nayeon terletak menghadapku.
"Sebentar, aku akan mengecek jadwalku dari Jihyo." Nayeon bangkit dari tidurnya untuk mengambil handphonenya yang berada di meja samping tempat tidur.
Aku mengamati pergerakannya. Tubuh kami masih sama-sama polos. Setelah terlalu lelah semalam, kami sudah tidak memikirkan pakaian. Aku hanya menarik selimut untuk menutupi kedua tubuh polos kami. Sekarang, saat Nayeon bangkit dari duduk, otomatis tubuh bagian atasnya terekspos sempurna.
Aku jadi teringat pertama kali saat aku terbangun di kamar apartemen Nayeon pada saat one night stand kami. Betapa terkejutnya aku melihat tubuh polos Nayeon terpampang di depan wajahku. Wajahku memanas mengingat betapa malunya aku saat waktu itu aku sampai terjatuh dari kasur karena terkejut.
"Jihyo bilang hari ini aku tidak ada jadwal. Sepertinya dia sengaja merencanakan ini semua semalam sehingga hari ini jadwalku dikosongkan. Teman-temanku benar-benar gila!" ucapan Nayeon membuyarkan lamunanku.
Aku ikut bangkit dari tidurku lalu ikut duduk bersandar di kepala kasur bersama Nayeon. Aku melirik kembali ke tubuh bagian atasnya sesaat. Terdapat banyak sekali bercak merah keunguan di leher dan dadanya. Seketika aku merasa bersalah karena aku lah pelakunya. Aku yang terlalu liar semalam meninggalkan banyak bekas ciuman dan hisapan di kulit mulusnya. Aku segera memalingkan wajahku darinya.
"Nayeon." panggilku.
"Hm?" aku bisa merasakan Nayeon menatapku saat ini dari samping. Aku tidak berani menatapnya langsung saat ini karena perasaan bersalahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand [✓]
Fanfiction2Yeon Fanfiction Menceritakan tentang kisah seorang wanita karir yang sudah menginjak umur 35 tahun. Ia tidak pernah merasakan yang namanya cinta karena terlalu sibuk dengan dunia kerjanya. Suatu hari, sang sahabat memaksanya ikut dalam sebuah pesta...