22 - Boy or Girl?

4K 298 13
                                    

"Ayo, Jeongyeon! Aku sudah siap."

Jeongyeon yang sedang membaca koran paginya langsung mengalihkan pandangannya ke arah sang isteri yang kini sudah berdiri di depan pintu kamar. Wanita yang kini perutnya sudah semakin membesar itu sedang kesulitan memakai sepatu sandalnya.

"Sini, biar kupakaikan." Jeongyeon menarik tangan Nayeon dan membawanya untuk duduk di sofa. Dengan sangat telaten ia memakaikan kedua sepatu sandal Nayeon pada kakinya.

Cup!

"Terima kasih, suamiku." ucap Nayeon setelah memberikan kecupan di pucuk kepala Jeongyeon.

"Ayo, aku sudah tidak sabar ingin mengetahui kondisi anak kita." Jeongyeon mengulurkan tangannya pada Nayeon yang tentunya langsung disambut oleh sang isteri.

Hari ini, memang jadwal Jeongyeon menemani Nayeon untuk check-up kandungan. Seperti sebelum-sebelumnya, Jeongyeon memang selalu setia menemani sang isteri ke dokter karena ia juga ingin tau tumbuh kembang bayi mereka.

Umur kandungan Nayeon sudah memasuki 6 bulan. Perut Nayeon yang semakin membesar memberikan pengaruh cukup besar dalam aktivitas sehari-hari Nayeon. Dirinya kini lebih mudal pegal-pegal dan lelah. Saat tidur pun, Nayeon sedikit kesulitan menemukan posisi tidur yang nyaman setiap malamnya. Beruntung, ia memiliki suami yang siaga. Setiap malam, Jeongyeon dengan sabar memanjakan Nayeon dengan memberikan pijitan di kaki atau punggung Nayeon. Walaupun sebenarnya ia juga lelah, namun baginya kondisi Nayeon yang utama.

Dan setelah perjalanan honeymoon mereka 2 bulan yang lalu, hubungan Jeongyeon dan Nayeon semakin harmonis. Mereka bahkan sudah tidak malu-malu lagi untuk menunjukkan kemesraan mereka di hadapan teman-teman Nayeon atau keluarga mereka masing-masing.

"Kondisi kehamilan Nyonya Nayeon sangat baik. Janinnya tumbuh dengan sehat. Pikiran yang positif memang sangat berpengaruh pada kesehatan janin. Tolong untuk terus pertahankan kondisi seperti ini, ya. Saya akan resepkan vitamin untuk Nyonya Nayeon." ucap Dokter Jung yang merupakan dokter kandungan pribadi Nayeon.

"Syukurlah kalau begitu. Tapi Dok, apakah di kondisi kehamilan isteri saya yang sudah semakin membesar ini tetap diperbolehkan untuk berhubungan intim?" tanya Jeongyeon dengan hati-hati. Akhir-akhir ini, dirinya memang sedang khawatir pada kondisi Nayeon saat mereka sedang melakukan hubungan intim. Ia takut hubungan intim yang mereka lakukan akan mempengaruhi kondisi dan kesehatan bayi mereka.

Dokter Jung tertawa kecil. Sudah hal yang lumrah jika pasangan bertanya hal seperti itu. "Tidak apa-apa kok, selama Nyonya Nayeon nyaman. Jika saat melakukan hubungan intim tidak terjadi kontraksi atau sakit lainnya, itu tidak apa-apa. Mungkin kalian hanya perlu untuk menemukan posisi yang tepat agar Nyonya Nayeon lebih nyaman saat berhubungan. Aku sarankan posisi spooning. Biasanya wanita hamil merasa cukup nyaman dengan posisi tersebut." jelas Dokter Jung panjang lebar yang disimak baik-baik oleh Jeongyeon dan Nayeon.

"Baiklah, terima kasih, Dok."

"Kalian benar-benar tidak ingin tau jenis kelamin bayi kalian?" goda Dokter Jung, yang membuat Jeongyeon dan Nayeon saling pandang.

"Kami memilih untuk menjadikannya sebagai kejutan." jawab Nayeon.

"Ya walaupun aku sebenarnya sangat ingin tau, tapi jika isteriku ingin mengetahuinya nanti, aku bisa apa? Bisa-bisa aku tidur di sofa jika membantah." timpal Jeongyeon yang menyindir isterinya dengan sedikit meledek.

Nayeon memukul pelan lengan Jeongyeon. "Aish, Sayang! Kau kan sudah setuju denganku waktu itu untuk tidak mengetahuinya."

"Hahaha iya-iya, Sayang. Aku hanya bercanda."

Dokter Jung ikut tertawa melihat keharmonisan pasangan di depannya ini. Dalam hati ia berdoa agar hubungan rumah tangga pasiennya ini bisa selalu harmonis.

One Night Stand [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang