25 - Sorry

4.5K 327 36
                                    

"Jeongyeon jangan pergi!"

"JEONGYEON!"

"Nayeon! Nay! Sadarlah!"

Nayeon terbangun dari mimpi buruknya dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Mimpinya yang terasa seperti kenyataan berhasil membuatnya takut setengah mati.

"Jihyo, jam berapa sekarang? Apa Jeongyeon sudah pulang?" tanya Nayeon dengan napas yang belum teratur.

"Tenang dulu, Nay. Sini, duduk bersandar. Tenangkan dirimu terlebih dahulu." Jihyo membantu Nayeon untuk duduk bersandar di kepala ranjang.

"Aku bermimpi sangat buruk. Jeongyeon.. dia ingin pergi meninggalkanku." ucap Nayeon saat deru napasnya mulai stabil.

"Itu hanya mimpi. Aku yakin Jeongyeon tidak akan mungkin meninggalkanmu. Sekarang sudah pukul lima pagi. Tadi aku buru-buru membangunkanmu karena kau berteriak nama Jeongyeon berkali-kali."

Nayeon terdiam. Dirinya masih shock karena mimpi buruknya itu.

"Aku akan menemui Jeongyeon." ucap Nayeon tiba-tiba.

"Kau tau dimana keberadaannya?"

"Sepertinya aku tau. Aku akan mencobanya. Aku tidak tahan bertengkar dengan Jeongyeon terlalu lama. Aku harus meminta maaf padanya."

Jihyo mengambil satu tangan Nayeon untuk digenggamnya, berusaha mengalirkan kekuatan. "Aku akan mendukungmu. Hari ini aku akan mengatur jadwalmu agar sepenuhnya kosong."

Nayeon tersenyum. "Terima kasih, Jihyo. Terima kasih." Nayeon benar-benar berterimakasih pada Jihyo karena sahabatnya itu yang sudah menemaninya sejak semalam. Jihyo juga membantunya mengurus semua jadwalnya hari ini agar dirinya bisa leluasa menyelesaikan masalahnya bersama Jeongyeon. Nayeon sangat bersyukur memiliki sahabat yang pengertian seperti Jihyo. 

"Ya sudah, sekarang lebih baik kau mandi agar tubuh dan pikiranmu bisa kembali fresh. Aku akan menyiapkan sarapan untukmu." ucap Jihyo dengan senyum hangatnya.

"Baiklah."

***

Nayeon berdiri dengan gugup. Ia sedang menunggu pintu di hadapannya terbuka setelah sebelumnya ia telah menekan bel 3 kali. Ia berharap semoga dirinya bisa menemukan Jeongyeon di rumah yang sudah tidak asing lagi baginya ini.

"Noona?!"

"Hai, Chaeyoung."

Nayeon sedikit bernapas lega karena yang membukakan pintu adalah Chaeyoung. Dalam hati, ia khawatir apabila yang membukakan pintu adalah ayah atau ibu Jeongyeon. Ia belum siap jika ditanya kenapa dirinya bertengkar dengan suaminya itu.

"Pasti ingin menemui hyung, kan?"

Nayeon mengangguk. "Jeongyeon ada disini?"

"Dia masih tidur di kamarnya. Ayo masuk, Noona!" Chaeyoung mengajak Nayeon masuk ke dalam rumah. Saat Chaeyoung ingin langsung membawa Nayeon ke kamar Jeongyeon, langkahnya dihentikan oleh Nayeon.

"Kenapa, Noona?"

"Apa appa dan eomma ada di rumah?" tanya Nayeon dengan gugup.

Chaeyoung tersenyum. Ia mengerti ketakutan yang dirasakan kakak iparnya itu. "Appa sudah berangkat ke restoran. Eomma juga ada pertemuan penting di kampus sejak pagi tadi." jelasnya.

"Apa mereka tau Jeongyeon pulang ke rumah kemarin?"

"Tidak. Hyung sengaja kembali ke rumah saat sudah tengah malam. Sebelumnya, aku menemui hyung di restoran dekat rumah. Dan saat kami pulang, appa dan eomma sudah tidur, sehingga mereka tidak curiga karena mereka pikir aku hanya pulang seorang diri semalam."

One Night Stand [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang