"Tidurlah. Aku akan bangunkan nanti jika sudah sampai." ucap Jeongyeon dengan lembut sambil menarik pelan kepala Nayeon agar bersandar di bahunya.
Perjalanan ke Jeju memang tidaklah lama. Tapi setidaknya waktu yang singkat itu bisa dimanfaatkan untuk Nayeon beristirahat. Mengingat bagaimana paniknya ia tadi sampai berlarian dan berteriak-teriak di bandara tentunya akan sangat melelahkan baginya.
"Hm." hanya itu respon singkat Nayeon sebelum dirinya benar-benar terlelap tidur di sandaran bahu lebar Jeongyeon.
Jeongyeon tersenyum menatap Nayeon yang tertidur lelap. Ia tak bisa bohong, Nayeon begitu cantik di matanya. Umurnya yang sudah memasuki kepala 3 tidak bisa mematikan aura kecantikan Nayeon. Bahkan, aura kedewasaan dalam diri Nayeon membuat Jeongyeon semakin terpana. Dalam hati, ia bersyukur Tuhan memberikan Nayeon sebagai istrinya.
Dan untuk membunuh waktu dalam perjalanan, Jeongyeon meneliti kembali isi tas yang diberikan teman-teman Nayeon. Selain handphone, paspor, dan tiket hotel, mereka juga tak lupa menaruh dompet Jeongyeon dan Nayeon. Jeongyeon tertawa kecil membayangkan betapa niatnya mereka menyusun semua rencana ini sampai-sampai sudah memikirkan barang apa saja yang akan dirinya dan Nayeon butuhkan nanti.
Dan saat mengecek tiket hotel untuk mereka, Jeongyeon melihat brosur tempat wisata yang paling terkenal di Jeju. Ia melihat-lihat dan mulai mencari tau lebih dalam satu persatu tempat wisata yang ditawarkan tersebut. Dan sebuah senyuman terukir lembut saat sebuah ide muncul dalam benaknya.
***
"Kita harus membeli setidaknya pakaian untuk dua hari kedepan." ucap Nayeon. Dirinya dan Jeongyeon saat ini sedang berada di sebuah tempat perbelanjaan untuk membeli beberapa pakaian. Mereka yang hanya membawa tas dari teman-teman Nayeon tentunya tidak memiliki persiapan apapun, termasuk pakaian untuk 2 hari kedepan.
Jeongyeon dan Nayeon dengan cepat memilih beberapa pakaian yang cocok dan nyaman untuk mereka. Beruntung, baik Jeongyeon dan Nayeon sama-sama membawa kartu kredit mereka dan beberapa uang cash di dompet, sehingga membeli pakaian yang cukup banyak untuk 2 hari kedepan tidak terlalu masalah bagi mereka.
Mereka sampai di Jeju pada sore hari. Dan mereka langsung pergi berbelanja setelahnya. Setelah selesai dengan urusan pakaian, mereka menghabiskan malam mereka dengan makan malam bersama di sebuah restoran sederhana yang menyediakan berbagai makanan khas Korea.
"Pelan-pelan makannya, Nayeon." Jeongyeon tertawa kecil melihat mulut Nayeon yang belepotan saus dari teokbokki yang dimakannya. Ia dengan lembut mengusap sudut bibir Nayeon dengan ibu jarinya.
"T-terima kasih." ucap Nayeon dengan sedikit gugup. Walaupun sudah sering mendapatkan perlakuan manis dari Jeongyeon, entah kenapa Nayeon selalu gugup dan jantungnya kerap kali berdegup sangat kencang tiap Jeongyeon menatapnya selembut itu.
"Pipi kau memerah. Apa tteokbokkinya terlalu pedas?"
"Ini bukan karena tteokbokki, silly!" batin Nayeon.
"Iya, rasanya sedikit lebih pedas dari yang kubayangkan." bohong Nayeon. Ia masih tidak habis pikir Jeongyeon bisa sangat tidak peka seperti itu. Padahal jelas-jelas, pipinya memerah karena malu atas perlakuan sang suami.
"Jangan dihabiskan kalau begitu. Perutmu bisa sakit jika terlalu banyak makan makanan pedas." ucap Jeongyeon dengan nada khawatir.
Dan lagi-lagi, semburat rona merah muncul di pipi Nayeon yang mulai sedikit chubby setelah hamil. Hatinya selalu terasa hangat tiap kali Jeongyeon khawatir dan perhatian terhadapnya.
"Iya, Jeongyeon." jawab Nayeon dengan senyumannya.
Mereka menghabiskan makan malam dengan obrolan ringan. Pada pukul 9 malam, mereka baru pergi ke hotel yang sudah sengaja disewa oleh teman-teman Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand [✓]
Fanfiction2Yeon Fanfiction Menceritakan tentang kisah seorang wanita karir yang sudah menginjak umur 35 tahun. Ia tidak pernah merasakan yang namanya cinta karena terlalu sibuk dengan dunia kerjanya. Suatu hari, sang sahabat memaksanya ikut dalam sebuah pesta...