10 - Jeongyeon's Family

5.1K 488 47
                                    

"Jeongyeon, aku takut." lirih Nayeon.

Jeongyeon dan Nayeon kini sudah berada di depan rumah Jeongyeon. Rumah tingkat 3 berdesain minimalis dengan tema cat monokrom terlihat begitu menawan. Sebuah pagar hitam besar menjadi penghalang untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Mobil Jeongyeon berhenti di depan pagar rumahnya. Ia tidak langsung masuk karena Nayeon tadi menahannya.

Ya, Nayeon takut. Lebih tepatnya, ia gugup dan grogi akan bertemu dengan keluarga dari calon suaminya. Setelah mendengar cerita Jeongyeon tentang keluarganya waktu itu, ia menyadari bahwa dirinya sangat berbeda dengan keluarga Jeongyeon. Namun, ia terus-menerus mencoba meyakinkan dirinya bahwa ia bisa dan semua akan baik-baik saja. Tapi sekarang setelah dirinya sudah berada tepat di depan rumah Jeongyeon, rasa gugup itu datang kembali.

"Nayeon, tidak perlu khawatir. Ada aku. Kita akan menghadapinya bersama-sama," Jeongyeon mengambil satu tangan Nayeon dan mengusapnya lembut. Dapat dirasakan Jeongyeon kini tangan Nayeon sedikit dingin dan berkeringat. Ia mengerti bahwa saat ini Nayeon pasti sedang gugup karena akan bertemu dengan keluarganya. Jeongyeon sebenarnya juga gugup, namun ia berusaha tetap tenang agar Nayeon bisa sedikit lebih tenang karenanya. "Nayeon, percaya padaku, semua akan baik-baik saja." Jeongyeon sengaja menarik lembut dagu Nayeon agar wanita itu menatapnya. Akhirnya Nayeon berani menatap mata Jeongyeon dan dapat ia lihat tatapan mata Jeongyeon begitu meneduhkan. Dalam hatinya, Nayeon yakin bahwa ia mempercayai orang yang tepat.

"Iya, aku percaya padamu, Jeongyeon." Jeongyeon tersenyum lega mendengarnya jawaban Nayeon. Ia pun langsung membunyikan klakson mobilnya agar penjaga rumahnya membukakan pintu pagar untuknya.

Saat mobil Jeongyeon memasuki rumah, pemandangan taman depan rumah Jeongyeon yang dipenuhi berbagai jenis tanaman langsung menyambut pandangan mata Nayeon. Ia jadi teringat dengan cerita Jeongyeon waktu itu bahwa Jeongyeon dan ibunya sangat suka dengan alam dan suka menanam. Seulas senyuman tanpa sadar terukir di wajah Nayeon. Sepertinya, pemandangan meneduhkan itu berhasil membuat hatinya sedikit tenang.

Nayeon yang masih melamun melihat taman depan rumah Jeongyeon tidak sadar saat pintu mobil bagiannya terbuka dan menampakkan Jeongyeon yang mengulurkan tangannya untuk mengajak Nayeon keluar. "Ayo, Nayeon."

"Ah, i-iya." Nayeon langsung membuka sabuk pengaman dan mengambil tasnya di bangku belakang. Ia kemudian meraih tangan Jeongyeon untuk keluar dari mobil.

"Ayo!" Jeongyeon masih menggenggam tangan Nayeon dengan erat sambil menariknya untuk ikut masuk ke dalam rumah.

Seperti biasa, Jeongyeon akan membuka sepatunya dan menaruhnya di rak sepatu dekat pintu. Nayeon yang melihat itu langsung saja mengikuti jejak Jeongyeon. Setelahnya, Jeongyeon membuka pintu rumahnya yang tidak terkunci itu dan langsung masuk sambil mengajak Nayeon.

"Aku pulang!" teriak Jeongyeon. Ternyata, keluarganya sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menonton TV.

"Kita pasti bisa!" bisik Jeongyeon pada Nayeon sekali lagi sebelum menghampiri ketiga anggota keluarganya tersebut.

"Appa, Eomma, Chaeyoung, aku pulang!"

"Hey, Hyung! Ayo-" ucapan Chaeyoung terhenti saat melihat Jeongyeon berdiri sambil menggandeng tangan seorang wanita yang tidak ia kenal. Orang tua Jeongyeon yang menyadari ucapan Chaeyoung terhenti akhirnya ikut berbalik badan dan dapat terlihat kini mereka juga terkejut melihat Jeongyeon membawa seorang wanita ke rumah.

"Hai, Sayang. Kau sudah pulang. Siapa wanita cantik yang kau bawa ini, hm?" ibu Jeongyeon yang pertama kali bangkit dan menyapa Jeongyeon serta Nayeon, diikuti oleh ayah Jeongyeon dan Chaeyoung.

Dapat Jeongyeon rasakan kini tangan Nayeon berkeringat dalam genggamannya. Jeongyeon semakin mengeratkan genggaman tersebut, berusaha meyakinkan Nayeon. Dan dengan helaan napas panjang, Jeongyeon mengucapkan sebuah kalimat yang berhasil membuat ketiga anggota keluarganya sangat terkejut. 

One Night Stand [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang