Nayeon melepaskan kacamata yang sejak pagi bertengger di batang hidungnya. Ia meletakkan kacamata itu dengan asal di meja kerjanya. Tangannya kini mulai sibuk memijit hidung hingga ke peilipisnya karena rasa penat yang ia rasakan.
Meja kerjanya kini sudah berantakan dengan kertas-kertas yang berisi dokumen penting perusahaannya. Ya, Nayeon adalah seorang direktur utama di perusahaan yang bergerak di bidang fashion. Sebenarnya, ia tidak hanya memiliki bisnis di bidang fashion. Ia juga memiliki bisnis yang bergerak di bidang kuliner. Nayeon juga menanam saham di beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang IT ataupun properti.
Jika dilihat secara sekilas, hidup Nayeon benar-benar terlihat sempurna dengan gelimang harta yang mengelilingi hidupnya. Nayeon juga merupakan seorang wanita yang cantik dan memiliki kharismanya tersendiri. Tak heran, banyak pria yang pernah berjuang untuk mendapatkan hatinya. Benar-benar terlihat sempurna, bukan?
Namun, tetap saja dibalik kesempurnaan seseorang di mata orang lain, tetap terdapat kekurangan yang mungkin tidak kita ketahui. Nayeon, wanita karir berparas cantik dan memiliki tubuh bak model itu ternyata memiliki kekurangannya sendiri. Di umurnya yang menginjak 35 tahun di tahun ini, Nayeon bahkan belum pernah merasakan jatuh cinta pada lelaki. Sejak lahir sampai sekarang, Nayeon menjadi wanita yang independen, alias single.
Tok! Tok!
"Masuk!" Nayeon berteriak, memberikan izin pada seseorang yang mengetuk pintu ruangannya untuk masuk.
Pintu terbuka, menampakkan seorang wanita cantik berambut sebahu dengan mata besarnya yang indah. Wanita itu langsung saja mengambil tempat duduk yang berada di depan meja kerja Nayeon.
"Ada apa, Jihyo?" tanya Nayeon dengan malas sambil kembali memasang kacamatanya dan kembali berkutat dengan dokumen kerjanya.
Tiba-tiba saja, Jihyo menarik paksa kertas yang ada di genggaman Nayeon, membuat Nayeon menatapnya bingung tak mengerti.
"Kau masih bertanya ada apa? Kau lupa hari ini kita ada janji dengan Momo dan Sana untuk hangout?"
Nayeon menepuk jidatnya seketika setelah mendengar ucapan Jihyo. Pekerjaan yang tiada habisnya membuat ia seperti lupa dengan yang lainnya. Dunia Nayeon seperti hanya berputar pada rapat, pertemuan dengan client, ataupun sejenisnya.
"Maaf aku lupa, Jihyo."
"Kau memang seperti autis jika sudah berkutat dengan pekerjaanmu, Nayeon. Sudah, sekarang tinggalkan pekerjaanmu ini dan kita berangkat sekarang." Jihyo bangkit dari kursinya dan langsung menghampiri Nayeon. Ia menarik tangan Nayeon, tidak memberikan kesempatan bagi Nayeon untuk menyentuh kertas-kertas dokumen itu lagi.
"Aish! Iya-iya sabar, Jihyo." Nayeon buru-buru mengambil tasnya dan langsung mengikuti tarikan tangan Jihyo.
***
Nayeon POV
Suara dentuman musik yang sangat kencang langsung menyambutku saat aku dan Jihyo memasuki klub malam tempat janji bertemu kami dengan Momo dan Sana. Aku sebenarnya tidak mengerti, kenapa Momo dan Sana senang sekali hangout di tempat yang berisik seperti ini.
"Nayeon! Jihyo!" sayup-sayup aku mendengar suara teriakan Momo memanggilku dan Jihyo. Setelah mengetahui dimana keberadaan kedua temanku itu, aku dan Jihyo langsung saja menghampiri mereka.
Ah, syukurlah mereka setidaknya memilih tempat duduk di pojok. Jadi, aku tidak harus merasa terlalu pusing karena orang-orang yang mondar-mandir. Dan suara musik dari sini tidak terlalu kencang.
"Kalian lama sekali!" protes Sana sambil meminum gelas berisi minuman berwarna biru yang entah aku tidak tau namanya.
"Salahkan Nayeon! Ia lupa jika kita memiliki janji hangout. Wanita tua ini selalu saja sibuk dengan dunia kerjanya." jawab Jihyo sambil menyindir diriku.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand [✓]
Fiksi Penggemar2Yeon Fanfiction Menceritakan tentang kisah seorang wanita karir yang sudah menginjak umur 35 tahun. Ia tidak pernah merasakan yang namanya cinta karena terlalu sibuk dengan dunia kerjanya. Suatu hari, sang sahabat memaksanya ikut dalam sebuah pesta...