9 - About Us

5.6K 515 55
                                    

"Sekarang, kita harus membuat list yang harus kita lakukan sebelum kita menikah dan sesudah kita menikah!"

"Oke, sekarang kita mulai dari hal paling dasar yang harus kita lakukan dalam memulai hubungan kita ini." ucap Nayeon sambil tangannya sudah siap memegang sebuah pena dan sebuah kertas yang sudah siap di atas meja.

Setelah kesepakatan mereka untuk menikah kemarin, kini keduanya duduk berhadapan di ruang kerja Nayeon di apartemennya. Mereka akan berbicara serius tentang hal apa saja yang harus mereka lakukan untuk persiapan pernikahan mereka nantinya. 

"Hm, hal paling dasar dalam sebuah hubungan adalah saling mengenal satu sama lain menurutku." jawab Jeongyeon.

Nayeon terlihat berpikir sejenak kemudian mengangguk dan mulai menuliskan ucapan Jeongyeon di secarik kertas tersebut. "Oke, selanjutnya?"

"Bukan hanya kita yang harus saling mengenal, tapi keluarga kita juga harus saling mengenal. Kau harus mengenal keluargaku. Begitupun aku. Aku juga memiliki tanggung jawab untuk meminta restu kedua orangtuamu untuk menikahimu."

"Dia benar-benar bertanggungjawab.." batin Nayeon setelah mendengar ucapan Jeongyeon. Ia pun kembali menuliskan ucapan Jeongyeon tersebut.

"Selanjutnya?"

"Setelah meminta restu dari keluarga kita masing-masing, sepertinya kita harus segera mempersiapkan pernikahan kita."

"Oke, aku setuju denganmu, Jeong."

Jeongyeon kini sibuk memperhatikan Nayeon yang sangat serius menulis. Tanpa sadar, ia melamun memperhatikan lekuk wajah Nayeon. Mulai dari mata, hidung, bibir, semuanya tidak terlepas dari perhatian Jeongyeon. Seulas senyuman tanpa sadar sudah terbentuk dari bibir Jeongyeon.

"Baiklah, aku rasa cukup segini dulu. Kalau nanti ada yang perlu ditambahkan, bisa kita bicarakan nanti. Bagaimana menurutmu, Jeong?" Nayeon yang sudah selesai menulis kini bertanya menatap Jeongyeon. Namun, yang ditatap malah senyum-senyum sendiri.

"Jeongyeon!"

"Ah, i-iya? Ada apa, Nayeon?"

"Aku tadi bertanya padamu, namun kau malah melamun menatapku sambil tersenyum seperti itu. Ada apa? Apa wajahku terlalu cantik bagimu? Atau kau sudah mulai menyukaiku, hm?" goda Nayeon.

"Hahaha aku tadi hanya sedang memperhatikan wajahmu. Dan setelah kusadari, kau mirip dengan seekor kelinci."

"Kelinci? Ah, pasti karena gigi kelinciku ini, ya?" tanya Nayeon dan Jeongyeon mengangguk.

"Aku sebenarnya tidak terlalu percaya diri karena gigi kelinciku ini. Tidakkah kau pikir gigiku ini terlalu besar?"

Jeongyeon menggelengkan kepalanya berkali-kali. "Tentu saja tidak. Bagiku, justru itu terlihat sangat lucu."

"Kau tidak mengucapkan itu hanya untuk menghiburku, bukan?"

"Tidak, Nayeon. Di mataku, kau benar-benar terlihat cantik dengan gigi kelincimu itu."

Nayeon memicingkan matanya menatap Jeongyeon yang baru saja memujinya. "Ternyata kau sekarang sudah pandai menggombal, Tuan Jeongyeon!"

"Aish! Aku tidak sedang menggombalimu, Nayeon!" pipi Jeongyeon merona karena malu, membuat Nayeon tertawa kecil melihat tingkah polos Jeongyeon.

"Hahaha baiklah-baiklah aku percaya. Jadi, tadi aku bilang bahwa sepertinya sudah cukup sampai disini list-nya. Jika ada yang ditambah, bisa kita bicarakan nanti. Bagaimana menurutmu?" Jeongyeon hanya mengangguk setuju. "Baiklah. Kalau begitu, bagaimana kalau kita makan malam sekarang? Kau lapar juga, kan?" Jeongyeon kembali mengangguk. Nayeon kemudian mengambil handphone-nya dan terlihat sedang mencoba menelepon seseorang. Jeongyeon hanya diam memperhatikan.

One Night Stand [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang