16 - New Job

3.9K 407 44
                                    

"Oke Jeongyeon, kami akan berdiskusi terlebih dahulu mengenai hasil fotomu ini. Kami meminta waktu tiga puluh menit. Kau bisa bersantai dan jika butuh sesuatu, kau bisa meminta pada sekretarisku."

"Iya terima kasih, Hyung."

Tzuyu dan beberapa karyawan yang berada di Divisi Model masuk ke ruang meeting. Sekarang, Jeongyeon hanya perlu menunggu keputusan tentang akan diterima atau tidak dirinya di perusahaan milik Tzuyu ini.

"Hey." sapa Sana. Dirinya sudah berganti baju dari outfit pemotretannya tadi. Ya, Jeongyeon tadi dites melakukan pemotretan pada Sana karena memang itulah yang akan menjadi pekerjaan nanti jika ia diterima.

"Hai, Noona." balas Jeongyeon dengan ramah. Ia sedikit menggeser duduknya agar Sana memiliki ruang yang cukup di sofa yang ia duduki.

"Bagaimana rasanya setelah menikah?" tanya Sana setelah dirinya sudah bergabung duduk di samping Jeongyeon.

"Tidak banyak yang berbeda karena aku dan Nayeon sudah melakukan pendekatan beberapa waktu lalu. Aku tidak merasa aneh lagi saat setiap bangun tidur berada di sampingnya. Atau setiap hari mengantar-jemput dirinya. Mungkin hanya tanggung jawabku yang sekarang sudah semakin bertambah."

"Kau tau? Kau benar-benar pria idaman Nayeon."

Jeongyeon menatap Sana dengan alis yang bertaut. Sebuah senyuman terbentuk di bibirnya. "Benarkah? Memangnya bagaimana tipe ideal Nayeon?"

Sana tersenyum. Ia menyilangkan kakinya, menumpukan kaki kanannya di atas kaki kirinya. "Well, aku sudah berteman dengan Nayeon sejak masa kuliah. Walaupun dia seniorku, hubungan pertemanan kami sangat dekat. Tentu aku tau bagaimana kehidupan Nayeon sampai sekarang. Jujur saja, ia belum pernah berpacaran. Sejak kuliah, ia sangat fokus dengan tujuan hidupnya untuk menjadi pebisnis sukses. Sampai akhirnya dia merintis usahanya, ia benar-benar tidak memikirkan seorang pria sedikitpun. Kau benar-benar beruntung menjadi pria satu-satunya dalam hidup Nayeon, Jeong,"

Jeongyeon semakin tersenyum mendengarnya. Entah kenapa ada rasa kebanggaan tersendiri dalam hatinya saat mendengar hal tersebut. Jeongyeon hanya diam, memberikan waktu untuk Sana menyelesaikan ucapannya.

"Nayeon adalah sosok yang ambisius dan pekerja keras. Ia sangat menyukai passion-nya sebagai pebisnis. Dan tentunya, ia menyukai pria yang memiliki kepribadian yang mirip dengannya. Aku bisa melihat kau adalah pria yang bertanggungjawab. Kau juga memiliki passion yang kuat. Dan walaupun kau lebih muda dari Nayeon, dirimu sangat dewasa. Kau bisa mengimbangi Nayeon. Dan aku benar-benar lega saat sahabatku akhirnya mendapatkan pasangan seperti dirimu. Nayeon pantas mendapatkan pria sebaik dirimu."

Jeongyeon tertawa kecil mendengar setiap pujian yang terlontar dari mulut Sana. "Terimakasih atas pujianmu, Noona. Tapi, aku merasa aku belum sebaik itu. Aku masih harus terus belajar untuk mengerti dan mengimbangi Nayeon."

"Terkadang Nayeon akan sangat keras kepala. Dan aku harap kau bisa mengimbangi sifat keras kepalanya itu. Jika kau membutuhkan apapun, ingin berbagi cerita atau apapun itu, kau bisa mendatangi aku, Momo, Jihyo, atau Danyun dan Tzuyu. Kami semua sudah seperti keluarga. Dan kau sekarang juga sudah menjadi bagian dari keluarga." ucap Sana dengan senyuman yang tulus.

Jeongyeon bisa melihat ketulusan dari mata Sana. Dalam hati, ia benar-benar tidak menyangka Sana memiliki sisi kedewasaan seperti ini. Karena selama ini, ia baru melihat sisi Sana yang konyol dan mesum.

"Terima kasih, Noona. Aku sangat menghargai itu."

Sana mengangguk. Sepersekian detik kemudian, senyum tulus yang tadi diberikan Sana kini berganti dengan senyuman jahil dan mesum. "Ngomong-ngomong, bagaimana malam pertama kalian? Bagaimana dengan hadiah dari aku dan yang lainnya? Sangat membantu, bukan?"

One Night Stand [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang