Hari ini, sudah dua minggu lebih sejak one night stand yang dilakukan Jeongyeon dan Nayeon. Dan sejak hari itu sampai detik ini, hati dan pikiran Jeongyeon tidak pernah bisa tenang. Ia selalu gusar menunggu kabar dari Nayeon, kabar baik ataupun kabar buruk. Di sela-sela waktu kerjanya, ia kerap kali melamun sambil memandangi layar handphonenya, menunggu seseorang untuk meneleponnya.
Seperti saat ini, Jeongyeon sedang duduk termenung di salah satu kursi pengunjung di tempat ia bekerja. Saat ini ia sedang menikmati waktu istirahatnya. Ia duduk di kursi yang tepat bersebelahan dengan jendela besar, membuat dirinya bisa dengan leluasa mengamati keadaan di luar kafe. Walaupun matanya menatap pemandangan luar, namun tatapan itu terlihat kosong. Tangannya terus-menerus setia menggenggam handphonenya.
"Jeongyeon.."
"Jeongyeon!"
"Ah, i-iya. M-Mina? Ada apa?" Jeongyeon sedikit terkejut saat Mina sedikit berteriak memanggilnya dan kini wanita itu sudah duduk di hadapannya.
"Kau tidak beristirahat?"
"Ini aku sedang menikmati waktu istirahatku, Mina."
"Maksudku, ini waktunya makan siang, Jeongyeon. Apa kau tidak makan?" tanya Mina. Tersirat tatapan khawatir di mata Mina.
"Ah, i-iya gampang, aku masih belum lapar." jawab Jeongyeon dengan senyum tipis yang terkesan dipaksakan.
"Jeong, aku memperhatikan akhir-akhir ini kau selalu melamun dan menatap handphonemu itu, seperti menunggu seseorang untuk menghubungimu. Apa kau sedang memiliki masalah? Kau tau kan, kita sudah bersahabat sejak lama. Kau bisa menceritakan padaku masalahmu," Mina menggenggam kedua tangan Jeongyeon yang berada di atas meja dan menatap Jeongyeon dengan lembut. "Walaupun mungkin aku tidak bisa membantu menyelesaikan masalahmu, setidaknya aku bisa menjadi pendengar yang baik untukmu. Ceritakan apapun masalahmu, dan aku akan selalu siap mendengarkannya."
Jeongyeon tersentuh mendengar ucapan Mina. Sejak dulu, Mina memang selalu menjadi pendengar yang baik untuk setiap masalahnya. Ingin sekali rasanya Jeongyeon menceritakan kegundahan hatinya saat ini. Namun, ia belum siap. Ia takut Mina kecewa dengannya atas perbuatan yang ia lakukan. Terlebih, bagaimana bisa Jeongyeon menceritakan pada wanita yang ia sukai bahwa dirinya baru saja meniduri seorang wanita asing yang ia temui di pesta? Sungguh tidak mungkin, bukan?
"Terimakasih, Mina. Jika nanti sudah saatnya, aku pasti menceritakannya padamu. Sekarang, kau tidak perlu khawatir. Aku baik-baik saja."
Mina tersenyum. Ia sedikit lega saat melihat Jeongyeon akhirnya bisa tersenyum dengan tulus di hadapannya. Mereka saling memandang tanpa melepaskan genggaman tangan mereka. Tanpa mereka sadari, di seberang kafe itu terdapat sebuah mobil yang terpakir dengan seseorang yang didalamnya mengamati kegiatan mereka.
Seseorang itu menatap sebuah kartu nama di tangannya kemudian menatap kafe serta 2 orang yang sejak tadi ia amati sekali lagi sebelum ia memilih untuk meninggalkan tempat tersebut.
"Yoo Jeongyeon, mungkin memang tidak seharusnya aku berharap banyak padamu.."
***
"Hey, Nayeon!" panggil Jihyo dari meja kerjanya saat melihat Nayeon yang baru saja keluar dari lift dan berjalan menuju ruangannya sendiri. Meja kerja Jihyo tentunya berada sebelum ruangan kerja Nayeon.
"Ada apa, Jihyo? Ada meeting untukku hari ini?" tanya Nayeon dengan suara lesu.
"Harusnya aku yang bertanya, ada apa denganmu, Nayeon? Kau meninggalkan ruang kerjamu begitu saja tadi dan tidak memberitahuku. Untung saja tadi tidak ada janji temu dengan client."
"Ah, maaf, Jihyo. Tadi aku hanya keluar sebentar ada urusan dan aku terburu-buru." satu tangan Nayeon kini bertumpu pada pinggiran meja kerja Jihyo. Satu tangannya lagi memegang pelipisnya, seperti sedang menahan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand [✓]
Fanfic2Yeon Fanfiction Menceritakan tentang kisah seorang wanita karir yang sudah menginjak umur 35 tahun. Ia tidak pernah merasakan yang namanya cinta karena terlalu sibuk dengan dunia kerjanya. Suatu hari, sang sahabat memaksanya ikut dalam sebuah pesta...