Mobil yang di kemudikan Changmin sudah berhenti di depan rumah Jaejoong.
Jaejoong yang terlalu gugup hanya bisa memandang ke arah Changmin. Dia hanya menggenggam erat seat belt yang dia kenakan.
Keraguan terpancar jelas dari sorot matanya.Changmin hanya memandang balik pada Jaejoong sambil menunjukkan senyuman untuk menenangkan Jaejoong. Lalu dia melepaskan pengait seat belt di sampingnya.
Sebenarnya Changmin juga tidak kalah gugupnya dengan Jaejoong.
Tapi dia harus bisa menunjukkan pada Jaejoong bahwa dia baik-baik saja. Dia ingin Jaejoong percaya pada nya.
Dan dia juga harus menguatkan tekad nya sendiri.
Ini adalah satu-satunya kesempatan untuk memperjuangkan masa depan dan perasaan keduanya.Meskipun dia jelas-jelas tahu bahwa akan ada pertentangan pada hubungan mereka berdua.
Tapi kini ada alasan untuk mempertahankan Jaejoong di sisinya.
Entah itu Yunho, orang tuanya dan juga orang tua Jaejoong.
Changmin tidak akan peduli lagi.
Dia akan memperjuangkan Jaejoong dan baby yang kini bersemayam di rahim Kekasih nya itu.
Apapun resikonya akan Changmin terima.
.yang penting dia dan Jaejoong akan tetap bersama."Hyung... Aku takut" rengek Jaejoong
Changmin hanya bisa memajukan dirinya dan mengecup lembut kening Jaejoong."Apa kau percaya jika aku katakan aku juga sama. Aku merasa takut. Tapi kita harus bisa melewati semua ini bersama. Aku tahu ini tidak akan mudah. Tapi percayalah, demi dirimu dan baby kita. Tidak akan membiarkan mereka memisahkan kita" seru Changmin sambil mengusap lembut pipi Jaejoong yang kini memucat.
Jaejoong hanya menggigit pelan bibir bawahnya.
Lalu dia pun menarik nafasnya dan mencoba menenangkan dirinya sendiri.
Perlahan-lahan dia mencoba tersenyum."Kau harus berjanji... Seberat apapun yang akan kita hadapi di dalam sana. Ayo kita hadapi bersama. Yang jelas. Aku tidak akan melepaskan mu.. untuk itu, aku mohon jangan lepaskan aku" mohon Changmin sambil memeluk bahu Jaejoong dengan lembut. Takut jika sedikit saja akan menyebabkan nyeri di punggung Jaejoong kembali terasa jika tersentuh oleh nya.
"Ne Hyung.. aku janji. Sekarang tidak ada alasan untuk kita berpisah lagi. Aku ingin Hyung menepati janji Hyung. Hanya ada aku, Hyung dan uri baby" jawab Jaejoong
"Baiklah... Ayo kita masuk" seru Changmin sambil melepaskan seat belt yang terpasang pada Jaejoong.🌟⭐⭐⭐🌟
"Jae-jae..." Pekik Junsu dengan heboh saat melihat Jaejoong dan Changmin memasuki rumahnya
"Hati-hati honey... " Seru Yoochun saat melihat Junsu yang berlari hendak menerjang sahabatnya itu.
Jika tidak hati-hati bisa saja namja yang masih menjadi kekasih nya dalam hitungan hari itu akan terluka.Tapi sebelum Junsu menerjang Jaejoong dia sudah terlebih dahulu di hadang oleh Changmin.
"Mian Junsu.. Jaejoong sedikit terluka" Halang Changmin yang memasang tubuhnya sebagai perisai untuk Jaejoong. Dia paham Junsu khawatir dan sekaligus senang melihat Jaejoong. Tapi dia tidak bisa membiarkan namja gembul itu menerjang Jaejoong dengan kekuatan lumba-lumba nya. Melihat kondisi Jaejoong yang sedang terluka dan berbadan dua. Jelas saja jika itu adalah ide yang sangat buruk.
Junsu yang di hentikan oleh namja jangkung di depannya itu pun otomatis langsung memasang wajah khawatir.
"Mwo? Jeongmal? Taecyeon Hyung benar-benar melukai mu jae?" Tanya Junsu hampir tidak percaya. Mengingat selama ini mereka sangat dekat dengan namja berkulit Tan itu. Bahkan Taecyeon yang selalu melindungi Jaejoong dan menjaga namja itu dari tangan tangan usil saat mereka bertemu di tempat racing.
"Suuie... Kenapa kau juga ada di sini?" Tanya Jaejoong yang bingung melihat sosok sahabat nya itu. Bukannya apa-apa. Hanya saja dia jadi bertambah gugup. Bukan karena tidak suka pada kehadiran atau perhatian soulmate nya itu.
Hanya saja...
Bagaimana jika soulmate nya itu kecewa melihat Jaejoong sebentar lagi?
Jika lagi lagi dia di benci oleh partner in crime nya ini, Jaejoong tidak tahu lagi akan bagaimana. Cukup hanya keluarga nya saja yang membenci nya. Sahabatnya yang satu-satunya ini jangan sampai ikut.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE MY HEART
FanfictionAku akan menjadi kan julukan itu sebagai kenyataan. setidaknya. Jika aku menjadi trouble maker. aku akan mendapatkan perhatian dari kalian. Please look inside my heart There are wounds that never heal...