46. Our Pain

763 173 25
                                    

Malam ini udara terasa sangat dingin seakan akan menusuk sampai ke dalam nadi.

Jung Changmin hanya berdiri di depan rumah nya sambil menatap penuh kerinduan kearah bulan yang menampilkan sosoknya dengan angkuhnya.

Lalu Changmin mengalihkan pandangannya kearah kegelapan malam yang ada di depannya.

Seakan sedang berharap sosok yang sedang dia rindukan setengah mati saat ini akan datang dari sana, berlari dengan riang sambil menunjuk kan senyum indahnya yang membuat Changmin merasa kecanduan.

Secara tidak sadar, Changmin tersenyum sambil meraih sosok Jaejoong yang berlari kearahnya. Tapi kenyataan langsung menampar wajah Changmin dengan keras

Dia hanya meraih kekosongan di depan telapak tangannya. Senyuman tadi otomatis luntur meninggalkan parasnya bersamaan dengan tangannya yang turun dengan tidak bertenaga.

Changmin hanya bisa berdiam diri menikmati rasa sakit yang menggerogoti dari hatinya.
Dia benar-benar merasa lemah. Dia sekarat tanpa ada Jaejoong di sisinya

"Jae... Bogoshipo" hanya kata-kata itu yang bisa terucap dari bibirnya bersamaan dia yang terjatuh dengan lutut yang menyentuh permukaan tanah lebih dulu.

Dia hanya bisa menangis tanpa suara saat ini.
Hatinya terasa tercabik-cabik saat dia merasa kan kerinduan yang mendalam pada Jaejoong, tapi tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengobati nya.
Di sana.

Namja yang dia cintai itu sudah mulai menata hidupnya yang baru bersama keluarga kecilnya

Jika Changmin tiba-tiba muncul di depan Jaejoong begitu saja. Namja manis itu tidak akan merasa nyaman
Dia pasti merasa sangat bersalah pada Changmin.
Kehadiran Changmin hanya akan membuat namja manis itu kembali ragu.

Dia tidak akan bisa bahagia selama Changmin ada di dekatnya.

"Jaejoong... " Changmin hanya bisa mendesah kan nama Jaejoong dengan penuh kesedihan.

🌃🌃🌃🌃🌃

Jauh melintasi jarak.

Jaejoong yang sudah terlelap dalam pelukan hangat suaminya kini hanya bisa tersentak dalam tidurnya.

Tiba-tiba saja dia terbangun dan membuka matanya.
Seakan baru saja ada yang memanggil namanya.

Jaejoong melepaskan diri dari pelukan hangat yang membungkus tubuhnya.

Entah sejak kapan dia tidur di dalam pelukan Jung Yunho. Seingat nya tadi dia sedang bersantai di sofa malas yang ada di depan televisi.
Jaejoong hanya bangun dan mendudukkan dirinya.
Hatinya terasa gelisah entah karena apa.

Jaejoong pun hanya bisa memandang ke arah perutnya, tangannya secara refleks terulur untuk mengusap permukaan perut nya sendiri.
Lalu Jaejoong menghela nafasnya dengan berat.

"Changmin Hyung... Bogoshipoyo" desahnya dengan pelan sambil sedikit terisak. Tiba-tiba saja perasaan nya di hinggapi rasa sedih yang entah kenapa mengganggu nya.

Tanpa sepengetahuan nya.
Yunho yang diam-diam terbangun di sampingnya saat Jaejoong melepaskan diri dari pelukannya hanya bisa menahan gemuruh hatinya yang terasa menggila.
Dia hanya mengepalkan tangannya dengan erat saat dia mendengar suara Jaejoong yang mendesah. Meskipun sangat pelan tapi Yunho bisa mendengar perkataan Jaejoong dengan jelas.

"Mian Jae... Sekalipun kau merasa sedih atau membenci ku..  aku tidak akan pernah melepaskan mu" tekad Yunho dalam hati.

Yunho hanya mengawasi Jaejoong yang diam diam menangis dalam keheningan.
"Apa kau merasa sesedih ini berada di samping ku jae? Apa perhatian dan rasa cinta ku tidak sedikit pun bisa menggoyahkan hati mu? Tapi... . meskipun begitu, aku tidak akan pernah menyerah pada mu" seru Yunho dalam hati.

Setelah beberapa saat memperhatikan Jaejoong yang tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti, Yunho pun tidak bisa menahan diri lagi

Dia bangun dan menyentuh bahu Jaejoong dengan pelan. Berusaha sehalus mungkin agar tidak mengagetkan namja yang kini sudah sah menjadi pendamping nya itu?

"Jae? Ada apa? Apa kau merasa ada yang sakit? Atau kau menginginkan sesuatu?" Tanya Yunho dengan lembut, berpura-pura seakan dia baru saja bangun tidur.

Jaejoong yang sempat terkejut hanya bisa menggeleng kan kepalanya dengan cepat sambil menghusap air matanya.

"Gwenchana?" Tanya Yunho lagi.
Jaejoong hanya mengangguk dengan gugup.

"Ne..  aku.. aku baru saja terbangun karena mimpi buruk" jawab Jaejoong dengan ragu. Entah kenapa di merasa seakan dia baru saja tertangkap basah karena melakukan suatu kesalahan.

"Benarkah? Apa mimpi mu seburuk itu? Jangan takut, aku selalu disini untukmu" seru Yunho yang tidak tahan untuk tidak menarik namja miliknya itu kedalam pelukannya
Seolah-olah tidak ingin melepaskan namja manis itu sebentar saja.

Jaejoong hanya bisa pasrah saat Yunho memeluk nya dengan posesif. Bahkan dia bisa merasakan namja itu menghirup aroma tubuhnya dengan rakus.
Jaejoong hanya merasa terlalu lemas untuk berontak hingga dia pasrah saja pada tingkah Yunho.

"Yun... Apa kita akan seterusnya seperti ini?" Tanya Jaejoong dengan lemah.
Yunho merasa jantungnya seakan berhenti dengan paksa saat mendengar perkataan Jaejoong barusan.
Feeling nya mengatakan bahwa Jaejoong akan mengatakan sesuatu yang akan membuatnya sakit hati.

"Kau tidur lah jae... Sekarang sudah tidak apa-apa lagi. Aku merasa sangat haus saat ini." Seru Yunho yang sengaja mengelak.

Dia tidak ingin mendengar apapun yang akan Jaejoong katakan pada nya saat ini.

Dia tidak siap mendengarkan jika Jaejoong mengatakan sesuatu yang akan membuat hatinya terluka.
Hingga membuat Yunho memutuskan lebih baik menghindar.

Dia hanya melepaskan pelukannya begitu saja dan bangun dari tidurnya.
Meninggalkan Jaejoong yang berdiam diri di tempat tidur mereka.

Yunho hanya bersandar di balik pintu kamarnya.
Dia sudah lelah berpura-pura jika dia baik-baik saja.

Kenyataan nya.

Setiap saat melihat penolakan dari Jaejoong yang sengaja ataupun tidak dia sengaja sudah cukup membuat Yunho merasa menderita.

Dia tidak bisa menutupi luka bakar yang terus menghancurkan hati nya sampai menjadi serpihan kecil.

Yunho juga hanya manusia biasa yang memiliki hati yang rapuh di balik topeng arogan nya.
Jika lagi-lagi dia mendengar perkataan yang menyakitkan dari sosok namja manis itu, Yunho tidak akan bisa menahan diri nya lagi

Bisa bisa dia menjadi lepas kendali dan secara tidak sengaja akan memaksa Jaejoong dengan kekerasan lagi.

Dan dia benar-benar tidak ingin hal seperti itu terulang lagi
Cukup satu kali dia menunjukkan sifat iblisnya pada Jaejoong.

♨♨♨♨♨

Beberapa saat kemudian.
Begitu Yunho masuk kedalam kamar tidur nya.
Dia hanya melihat sosok Jaejoong yang kembali tertidur.
Saat Yunho mendekati istrinya itu, dia bisa kembali melihat bekas airmata yang meninggal jejak di bantalnya.

Yunho lagi-lagi hanya bisa menahan nafasnya dengan tangan yang terkepal.

Hingga perhatiannya teralih kan kearah handphone nya yang terletak di atas nakas berkedip-kedip.

Yunho pun berjalan kearah nakas dan meraih benda pipih itu.
Pandangan otomatis menajam saat melihat nama yang berkedip di layar handphone itu

"Hyung... Kau menang..  tolong pertemukan aku dengan Jaejoong untuk yang terakhir kalinya" seru suara dari seberang sana begitu Yunho menerima panggilan di handphonenya itu.


TBC

Makin dekat ke ending rasanya makin absurd aja nih cerita.

😢
Makin susah ada waktu ngetik...

INSIDE MY HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang