Let's Party

2.2K 206 18
                                    

  Samar-samar Wooyoung melihat beberapa orang melambaikan tangan tepat depan wajahnya dan ia sedikit mendengar namanya terpanggil.

"Tuan Jung sadar" ucap seonghwa dengan sumringah. Lalu mingi dan beberapa polisi membopong Wooyoung menuju mobil.

"Ada kejadian apa barusan tuan? Apa anda baik baik saja? Sepertinya ada sedikit luka di bagian dahi mu" tanya mingi sambil mengambil kotak obat.

"Meleset lagi. Padahal aku sudah bertemu dengannya" ucap Wooyoung yang sedikit meringis saat lukanya di bersihkan oleh mingi.

"Siapa maksudmu tuan?" Belum di jawab oleh Wooyoung tiba-tiba salah seorang polisi menghampiri mereka.

"Tuan tuan Hyunjin menghilang! Kami telah berkeliling ulang gedung ini tetapi hanya pistolnya yang kami temukan".

Apakah orang itu yang melakukannya? Tetapi kenapa aku tidak sama di culik nya seperti Hyunjin? Pikir Wooyoung.

"Apa perlu kita kepung gedung ini dan memanggil bala bantuan tambahan lalu bawa dia jika tertangkap?" Ucap polisi woojin.

"Atau kita tembak saja agar dia tidak lagi sembunyi" kini polisi Chan mulai panik.

"Jangan ambil keputusan bodoh! Kalian selalu bersikap sembrono saat panik. Tenanglah kita hadapi dengan akal" bentak seonghwa yang seketika membuat semua polisi terdiam.

"Cukup, kita bisa bicarakan ini dengan yang lain. Terimakasih tuan seonghwa telah mewakili pikiran ku. Ayo bergegas tempat ini sudah tak aman" ucap Wooyoung lalu mereka pergi meninggalkan lokasi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  Saat ini mereka sedang membicarakan tindakan selanjutnya yang akan dilakukan untuk kasus baru ini. Mereka butuh lokasi aman untuk mengepung. Mereka tau yeosang lah yang handal dalam melacak lokasi.

"Ngomong ngomong setelah kepulangan kalian aku belum melihat yeosang kemana dia? Apakah tadi satu tim dengan mu mingi?" Tanya sang komandan.

"Ahh. Tidak tuan dia berada dalam tim pemantau dan aku tadi ikut bersama tim inti" jawabannya.

"Aku disini. Maaf atas keterlambatan" seketika semua orang melihat pada arah pintu ruang meeting. Ternyata itu yeosang.

"Mari bergabung. Kami butuh kau untuk tim" ucap mingi. Yeosang bergabung dan sempat berpapasan wajah dengan Wooyoung lalu mereka saling senyum sedikit canggung (?) Memang.
.
.
.
.
.
.
.
.
  Malam ini Wooyoung berada di apartemennya. Dia di perbolehkan untuk istirahat karena biasanya ia yang setiap hari begadang dengan mendalami bukti dan informasi kasus, mendatangi setiap tempat keributan, itupun setiap malam hari. Ia tau bahwa gangster itu beraksi saat malam dimana setiap manusia terlelap.

Saat ini ia sedang meminum secangkir beer dingin agar dapat menenangkan pikirannya.

"Jika tau begini aku akan memaksakan untuk bekerja nonstop agar memori ku tidak datang tiba-tiba saat ku diam" gumamnya.

Entah apa yang selalu menghantui pikiran nya sehingga menjadi sebuah trauma pada dirinya.

Lalu ia melepaskan kemeja putih tipis nya dan hanya menggunakan celana training panjang "begini lebih baik".
  Disisi lain...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Woojin, bangchan, seonghwa dan MinGi terus memantau beberapa orang berpakaian serba hitam yang menutupi wajah sedang memasuki sebuah gedung perusahaan.

Mereka menyebar sambil sembunyi dan terus melihat gerak gerik orang orang itu.

Mereka menatap tajam saat orang orang asing itu tak segan segan membunuh security yang sedang berjaga menggunakan pisau di bagian tenggorokan lalu membungkus nya kedalam kain hitam dan membawanya.

Seonghwa memberi isyarat bahasa tubuh agar semuanya tetap dalam posisi. Mingi memfoto tempat kejadian dan nama gedung perusahaan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  Wooyoung hanya mengerutkan keningnya saat melihat beberapa bukti dari rekannya. Dia tertarik pada sebuah info dimana dalam gedung tersebut tidak terjadi pencurian/kehilangan sesuatu dan aset berharga.

"Menurutmu apa maksud mereka?" Tanya Wooyoung pada rekannya.

"Aku masih belum mengerti tuan. Tapi selama bukti yang kita kumpulkan mereka hanya ingin membuat para polisi mengincarnya dan mereka merelakan nyawanya hanya untuk bersenang-senang" jawab seonghwa.

"Hanya? Hanya untuk bersenang-senang? Apa maksudnya?" Kini Wooyoung menaikkan sebelah alisnya.

"Sepertinya malam ini kita akan berpesta tuan tuan" ucap mingi sedikit memiringkan senyumnya sambil memberikan sebuah kartu bertuliskan 'Burning Sun Club'.

"Apa maksudmu?" Tanya keduanya bersamaan.

"Saat kau masuk dalam gedung perusahaan itu aku tetap berada di luar untuk memastikan keadaan dan menemukan ini di tempat tepat setelah pembunuh itu meninggalkan jejak" tanpa jawaban mereka mengerti apa yang di maksud mingi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
  Disini aku ga bermaksud buat menyinggung atau singgung atau gak enak buat yang tau kata 'Burning Sun' you know lah ini just for fun.

Btw yang ga tau Eden atau ideun 이든 ini orang nya

Btw yang ga tau Eden atau ideun 이든 ini orang nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia itu PD nya ateez.. ganteng kan? Keliatan masih muda kan?? Iya dong om aku :')

ATEEZ [Am i a criminal?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang