Hari ini adalah hari ibu. Hari dimana semua orang berkumpul bersama orangtuanya dan mengungkapkan rasa sayang juga cinta pada ibu mereka.
Berbeda dengan Wooyoung yang saat ini berada di tempat peristirahatan Hyung nya.
Karena sedari lahir ia tak mengenali sang ibu. Ayah? Apalagi, saat kecil ia hanya mengenali ayah tirinya. Ayah yang tak mau menganggap Wooyoung sebagai anaknya.
Perkataannya selalu menyakiti hati Wooyoung. Hingga ada kata-kata yang masih terngiang dalam pikirannya hingga kini. "Kau bukan anakku! Aku ayah tirimu, ayahmu orang yang cacat dan sekarang sudah menjadi tanah".
Wooyoung sendiri tak mengerti perihal keluarganya. Hyung nya lah yang selalu membela dan menemaninya. Sayang, nyawa Hyung nya harus berakhir di tangan penjahat brengsek yang tak bertanggung jawab. Hyung nya meninggal saat ia sedang berpendidikan tinggi di sekolah polisi. Padahal keinginan sang Kaka melihat adiknya sukses. Dan Kaka nya lah yang mewarisi sikap tegas dan cerdas nya.
"Hyung, lihatlah Aku memakai seragam polisi. Realita ku saat ini melebihi ekspektasi mu Hyung. Aku senior mereka, apa kau bangga? Tapi masalah ku semakin hari semakin bertambah. Itu seakan-akan membuat ku gila, kau bahkan belum menjawab pertanyaan ku saat itu. Mengapa kau sangat tenang saat menjalankan tugas. Kau tentara yang cerdas dan tangguh aku bangga padamu Hyung. Kini aku akan mencari jawaban itu sendiri. Akan aku jaga warisan keluarga kita selama aku hidup. Aku mengikhlaskan setengah harta kita di rebut oleh ayah tiri brengsek itu. Hahaha aku Tak tau apa reaksinya setelah melihat aku berhasil karena termotivasi oleh Mulut kotornya itu" ucap Wooyoung pada batu nisan bertuliskan nama Jung minYoung, sambil menaruh seikat bunga mawar merah pada batu nisannya.
Wooyoung tak tau apa yang ia rasakan sekarang. Mungkin ada tapi rasa itu rasa hampa. Siapa yang bisa ia rindukan selain Hyung nya?
Baginya tak ada hari ibu. Jikalau ada, mungkin ibu nya akan datang walau dalam mimpinya.
"Aku ini kan anaknya. Manusia akan melahirkan lagi seorang manusia. Tapi yang aku rasakan... Aku seperti di ciptakan dengan segumpal daging dan besi lalu di beri nyawa. Aku manusia tak berperasaan, aku bahkan tak tau rasanya di sayangi orang tua sendiri" pikir Wooyoung sambil tersenyum masam.
Ddrrt! Drrrt! Getaran telepon membuatnya berhenti dari lamunannya. Lalu ia mengambil ponsel dari saku celananya. "yaa? Baik, aku akan segera kesana. Tunggu aku dalam waktu 10 menit". Lalu ia bergegas pergi meninggalkan jajaran makam itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.*Setelah sampai di kantor polisi*
"Aku mendapatkan sedikit informasi dari Felix" ucap Eden serius.
"Maaf tuan bukannya tidak menghargai usaha mu. Hanya sedikit? Bukankah Anda sendiri yang bilang kalau anda akan mudah mengorek informasi pada Felix tentang 'pirate king' dengan mudah?". Tanya Wooyoung heran.
"Asal kau tau. Felix orang yang keras kepala dan ia terlanjur setia dengan bos sialannya itu. Jadi, dia hanya memberi sedikit cerita tentang geng itu. Dan aku tau tugas selanjutnya untuk mu dan rekan mu" jawab Eden.
"Baiklah, mari kita bicarakan dengan rekan ku. Mohon tunggu sebentar". Lalu Wooyoung menelepon rekannya untuk berkumpul. Tak lama dari itu para rekannya datang dan diskusi di mulai....
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hello gengs aku back. Maaf yaa 2 bulan menghilang wkwk.. aku sibuk. Kemarin baru beres TO dan simulasi UN. Belum lagi bulan Desember mulai magang huwaaa:( *eh maap curhat:v* insyaallah bakal update setiap Minggu satu chapter. Doain aku ya guys biar menghadapi ujian kelas akhir ini dengan lancar. Aamiin see u guys❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ATEEZ [Am i a criminal?]
Random(selesai) "Am i a criminal?" "cihh! kurasa tidak. hidup kan sekali... jangan sia siakan hidup mu, marilah kita berbrutal ria bersama agar kesan hidup mu ada cerita untuk mu mati nanti" "Kau hidup sekali, bila nanti kau sedang berbrutal ria dan mati...