Hell (2)

906 114 15
                                        


   "Yosh... Bersikaplah biasa saja!"

"Apa kalian butuh sesuatu?" Tanya salah seorang bermasker hitam yang menutupi wajahnya.

"Apa peduli kalian?!" Celetuk hyunjin.
"Kau sangat tidak sopan!" Respon salah seorang lagi.

"Karena itu aku bertanya, aku peduli pada kalian" jawabnya.
"Kalau begitu bebaskan kami" ucap hyunjin pada seorang bermasker tadi.

Lalu orang itu membuka maskernya "oh sayang... Maafkan aku. Aku tak mungkin mengabulkan permintaan itu" dan ternyata itu san dengan seringai nya.

"Apa maksud kalian menculik kami?" Tanya Yunho tiba-tiba.
"Maksud? Hmmm... Apa pertanyaan itu menghantui pikiran mu manis?" Jawab san dengan nada remeh.

"Cih! Dasar keparat yang menyebalkan" decih Yunho.

"Hahaha emosi mu sulit dikendalikan rupanya. Begini begini... Dengar ya yunho, jika kau bosan apa yang akan kau lakukan? Bersenang-senang tentunya. Jika kau marah pada seseorang apa yang akan kau lakukan? Melampiaskannya. Jadi, inilah kami" ucap san yang sama sekali tidak di mengerti yunho.

"Maksudmu?" Tanya Yunho bingung.

"Huh bodoh! Kau ini... Kau memang tidak tau caranya bersenang-senang ya? Kami meneror kota hanya ingin bersenang-senang lalu kami menyulik orang yang pernah menyakiti kami dan membunuhnya"

Yunho yang mendengarnya hanya menganga ngeri.

"Haaaaaah.. menyenangkan sekali rasanya saat aku menyiksa lalu menggantungkan tubuh mereka. Kau tau? Sakit dihatiku perlahan hilang saat melakukan itu" lanjutnya sambil menghayati.

"Kau gila! Kau sakit san!" Ucap Yunho sedikit seperti menyentak.
"Apa maksudmu!?" Ucap san dengan nada yang tak kalah dengan Yunho.

"Aku mengerti perasaan mu tetapi Semua yang telah kau lakukan salah! Kau tak perlu melampiaskannya dengan cara seperti itu. Kau bahkan tau rasanya disakiti tapi kau malah menyakiti mereka juga. Kau tau san? Satu korban mu akan menimbulkan hancurnya perasaan keluarganya karena kehilangan. Seharusnya kau-"

"Diaamm!!" Penjelasan Yunho terpotong.

"Kau tak mengerti dan jangan sok tau! Aku sangat ingin mereka merasakan apa yang aku rasakan. Aku ingin mereka tau kehidupan dunia itu kejam dan gelap. Haha! Bahkan mereka yang berdasi hanya duduk manis dan hanya bisa memerintah tak mengerti kami selalu jadi budak. Seharusnya kau sadar pada Mereka yang memiliki kuasa tinggi. Kenapa mereka yang gila hormat tidak kalian tangkap? Kenapa para polisi bodoh" kini wajah san mulai memerah.

"Jaga bicaramu! Kami tak mungkin bertindak seceroboh dirimu dan jangan mengalihkan perkataan ku. Apa kau pikir tindakanmu ini benar? Kau seenaknya menyalahkan mereka. Kau seharusnya sadar apa yang telah kau lakukan. Tindakan mu menimbulkan kerugian semua orang" emosi Yunho hampir sampai puncak.

"Jangan banyak bicara atau akan ku bunuh kau!" Ancam san

"Hey sudahlah san. Kau terpancing emosi olehnya, tenanglah" ucap hongjoong yang datang entah kapan. Lalu san terdiam dan mendengus kesal.

"Apa kalian butuh sesuatu? Tolong jawab dan jangan tanyakan hal yang membuatku marah" ucap hongjoong dengan senyum lebarnya.

(Aneh, seram sekali wajahnya. Ah! Menyebalkan!) Itulah yang ada dalam pikiran hyunjin saat melihat senyum palsu hongjoong.

"Kami tak butuh apapun. Terimakasih" jawab Yunho dingin.
"Benarkah? Kalian belum makan 3 hari lho. Aku yakin kalian lapar kan? Baiklah aku akan membuat kalian nyaman disini dan jangan menolaknya" ucap hongjoong lalu pergi bersama san dan yang lainnya.

"Apakah menurutmu senyum nya berlebihan tuan?" Tanya hyunjin pada Yunho yang masih menatap tajam mereka.

"Yah begitulah. Apapun yang terjadi tetaplah waspada"

"Kapan kalian akan menjemput kami tuan? Apakah diluar sana masih banyak masalah? Kami tidak tau kapan kami masih bisa bertahan disini. Istirahat lah,, buatlah strategi rencana bagus untuk mengurus semua tugas mu. Jika terus begini, aku akan berusaha sebisa ku untuk membawa pulang hyunjin dengan selamat" kata-kata itu terus terulang di pikiran Yunho.

Ia yakin tuan nya, Wooyoung bisa diandalkan. Ia tau Wooyoung pasti bisa memecahkan masalah ini. Hanya saja ia harus ikut berjuang dengan cara bisa bertahan di neraka itu dan mengorek informasi sebesar-besarnya.

"Tuan? Kenapa kau sangat baik padaku?" Tanya hyunjin lirih

"Jangan berbicara berlebihan. Aku hanya menjalankan tugas ku" jawabnya.

"Tidak ada yang lebih baik dari tuan Wooyoung. Bagiku, dia adalah senior sekaligus guru terbaikku. Beruntung sekali kau satu kantor dengan nya. Dengan begitu kau bisa berjumpa dengannya setiap saat" ucap Yunho

"Ya kau benar tuan. Aku sangat mengagumi sosok itu. Entah bagaimana bisa ia menghadapi masa lalunya sehingga ia bisa sekuat sekarang" sambung hyunjin.

"Yaa begitulah"

Flashback on

Hari cerah dimana kebetulan hari ini adalah hari ulang tahun anak laki-laki yang baru berusia 8 tahun. Duduk manis di pangkuan sang kakek sambil menghadap pada sebuah taman di penuhi bunga matahari, wajah tampannya menunjukkan senyum manis sehingga membuat pipinya merona.

"Yunho? Apa kau tau sesuatu? Ini seharusnya rahasia yang bisa kau rasakan" ucap pak tua yang memangku sang cucu.

"Apa maksudnya kek?" Tanya nya.

"Aku sangat menyayangimu. Kamu satu satunya cucu yang aku punya. Jika kau sukses nanti jangan pernah lupakan aku, walaupun aku sudah tak ada lagi saat kau sukses nanti tapi aku harap aku akan ada pada sebuah cetakan foto bersama keluarga baru mu"

"Hihihi kakek ini bicara apa.. tentu saja kakek akan terus bersama ku, kakek akan terus menjagaku dan yang paling utama, kakek akan selalu membela ku dari mama kan? Hiks--"
Ucapan Yunho terhenti karena rasa sakit dari hati nya yang tiba-tiba.

Sebenarnya ayah Yunho menginginkan anak perempuan dari anak pertamanya, ibu nya begitu frustasi saat sang suami meninggalkannya karena hal sepele seperti ini. Tetapi entahlah... Sepertinya bukan hanya permasalahan anak pertama, tapi suaminya memiliki asisten penggoda yang membuat rumah tangganya hancur. Terlebih lagi sang pelakor itu sahabatnya dulu. Siapa yang tak kecewa? Dia ditinggalkan dengan alasan tak masuk akal. Hari demi hari ia sangat membenci anak tampan itu, sampai-sampai dia pernah menyiksa anaknya sendiri sehingga anaknya mempunyai trauma berat.

Setiap kali Yunho mengingat kejadian itu lututnya bergetar hebat, keringat dingin bercucuran dan menggigil takut. Ia seperti melihat monster jika menatap wajah ibunya sendiri.

"Hush hush sudahlah sayang kakek selalu ada untukmu, kakek akan selalu menjagamu. Maka dari itu, cepatlah kau dewasa ya? Hahaha aku tidak sabar ingin melihat mu memakai seragam yang gagah layaknya polisi pria" ucapan sang kakek membuat Yunho kembali tersenyum.

Flashback off

"Aku... Pasti... Bisa bertahan. Aku tau betul rasa sakit hati dan fisik, maka dari itu aku harus selamat" pikir yunho.






.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

New chapter Minggu depan lagi yaaaa hehehe

BONUS

BONUS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ATEEZ [Am i a criminal?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang