Exiled

798 105 9
                                    

Flashback on

Di sebuah desa kecil, kumuh dan terasingkan terdapat orang-orang yang berjuang mempertahankan tempat tinggalnya yang hampir di gusur beberapa kali oleh pemilik perusahaan yang di setujui oleh pemerintah.

Seorang anak lelaki bernama Kim Hongjoong di besarkan, ah bukan! Ia mengurus dirinya sendiri dengan susah payah. Ia hidup diantara penduduk yang tidak paham dengan kemajuan teknologi dan materi.

Kebodohan, kemiskinan dan segala kekurangan yang mereka derita setiap hari nya.

Hongjoong berlari ke arah pembuangan sampah dan menyelinap masuk ke jalan tikus agar tidak tertangkap oleh orang yang mengejarnya. ia harus makan hari ini, hampir seminggu sejak ia memulung rongsokan, ia hanya di perlakukan seperti budak dan tidak di bayar. Jadi, ia mencuri sepotong roti yang ada di pasar kecil desa itu.

"Anak gelandangan! Dimana kau? Sudah berapa kali kau mencuri yang bukan milikmu?" Teriak seorang berkepala plontos mencari Hongjoong.

Secepatnya Hongjoong melahap roti itu tanpa mengunyahnya lalu lari secepat mungkin. Tanpa ia ketahui orang berkepala plontos itu melihatnya dan langsung mengejarnya.

"Aduh!" Hongjoong terjatuh karena menabrak seseorang berbadan besar. Ia tak dapat melihat sosok itu karena orang itu membelakangi matahari, terlebih lagi Hongjoong sedang berada di posisi terduduk Karena jatuh tadi.

"Ikutlah denganku" ucap orang itu. Hongjoong mencoba mundur dan merasa takut saat orang itu mengulurkan tangannya.

"Aku akan mengurus mu. Tenang saja" lanjutnya. Hongjoong hanya bisa menatapnya dengan penuh ketakutan. Ia takut orang itu sekongkol dengan si kepala plontos yang mengejarnya.

"Akhirnya ketemu juga.. kembalikan dagangan ku bocah!" Ucap Si kepala plontos itu yang kini berada di belakang Hongjoong sambil meletakkan tangannya di pinggang.

Saat si kepala plontos itu menjewer telinga Hongjoong, seorang pria berbadan besar itu langsung menendangnya.

"Kau ingin anak ini mengembalikan sepotong roti basi dagangan mu? Dasar miskin! Ambil ini" ucap orang berbadan besar itu melempar 2 lembar uang dan menggandeng tangan Hongjoong.

"Berapa umurmu nak?" Tanya orang berbadan besar itu.

Hongjoong masih memperhatikan lengannya yang sedang di gandeng "10! Umurku 10 tahun" jawab Hongjoong canggung.

.
.
.

Dari umurnya yang masih 10 tahun hingga kini, 18 tahun. Hongjoong di besarkan oleh orang yang ia anggap tuan besarnya. Bukan sebagai ayah, Hongjoong hanya merasakan orang yang memungut nya itu memanfaatkan dirinya untuk mencuri dan membunuh orang-orang yang tuannya perintah.

Tapi Hongjoong sangat bersyukur bisa dapat tempat tinggal dan makan yang jauh lebih layak dari biasanya.

Ia tak punya orang tua, pada umurnya yang di bawah 10 tahun. Ia menghidupi dirinya sendiri. Ia rasa saat ia balita, ia hanya mengingat seorang wanita yang sangat tua entah siapa itu. Lalu, saat umurnya 7 tahun. Seorang tetangga memberitahu nya sesuatu.

"Kami tak bisa berbuat lebih untuk dirimu. Kami juga hidup dalam kemiskinan dan kekurangan. Aku harap kau bisa bertahan hidup apapun caranya".

Mulai dari situ Hongjoong tidak lagi bergantung pada tetangga baik hati itu. Ia mulai bekerja mencari sampah daur ulang untuk di tukarkan menjadi uang receh agar ia bisa makan.

"Aku selalu merasakan sakit di daerah sini" ucap Hongjoong meletakkan sebelah tangan yang di genggam di dadanya sambil berkaca-kaca.

"Kenapa aku hidup? Siapa aku? Dari mana aku punya nama?" Ia terus bertanya pada dirinya sendiri.

Tapi saat Hongjoong mengingat kembali kehidupannya, 'tuannya' mencoba menghibur "kau di beri nama oleh orang penduduk disana, kau tak perlu khawatir lagi. Segala keperluan mu akan aku penuhi. Dalam sebuah keinginan kau harus mengabulkan sebuah perintah. Hanya itu syarat dariku". Ucapan itu selalu terngiang dalam pikiran Hongjoong.

Ia di besarkan oleh seorang bos Banda narkoba terbesar. Tuannya mempunyai orang-orang buronan ahli dalam tugasnya. Hongjoong pun mulai lihai dalam hal itu.

Suatu ketika, tuannya terkena penyakit jantung sangat parah sehingga kehilangan nyawanya. Posisinya digantikan oleh Hongjoong hingga saat ini. Tetapi, tidak semua anak buahnya mau menuruti perintahnya dan memilih meninggalkan pekerjaannya.

Hongjoong sedikit melenceng dari tujuan mendiang tuannya. Ia malah merekrut bawahan lain dan membentuk geng 'pirate king'.

Flashback off.

Di sebuah bar, terdapat seorang duduk santai sambil menghisap rokok dan ada alkohol di sebelah tangannya.

"Bos! Kemana saja kau? Aku mencarimu di markas tapi tidak ada. Ternyata kau ada disini" ucap san menghampiri bos nya.

Mengisap, membuangnya dan menghirup. Hanya itu yang di lakukan bos nya tanpa menjawab.

"Kau marah padaku? Ayoklah.. aku hanya pergi semalam. Jangan-jangan kau merindukanku" canda san yang kini ikut duduk di depan bos nya.

"Berisik! Di saat kau di butuhkan malah menghilang. Mau menantang seorang Kim Hongjoong!?" Ancam bos nya.

"Ya ampuuunnn.. masih saja begitu. Anak buah mu kan bukan hanya aku. Aku hanya butuh hiburan sedikit apa salahnya". san merasa sedikit kesal dan mempout kan bibirnya.

"Hanya kau yang bisa tuntas memenuhi perintah ku. Tidak ada satupun yang bisa seperti mu. Apa kau tidak bersyukur?" Ucap Hongjoong.

"Pastilah! Kan aku hanya satu. Coba kalau aku ada 3. Kau akan memuji ketiga tiganya aku. Aku sangat pintar bukan?"

"Haahh dasar bocah" celetuk Hongjoong sambil berdiri dari tempat duduknya.

"Eeh mau kemana lagi?" Tanya san

"Mencari udara segar, muak jika berhadapan dengan mu terus" lalu Hongjoong pergi meninggalkan san

"Hilliiihh... aku pergi dia marah. Saat Aku ada di campakkan. Haah menyebalkan" lalu san merebahkan tubuhnya sejenak di sofa bar itu.


.
.
.
.




Perhatian! :

Masih ada yang bingung alur cerita ini? Jadi, sepanjang chapter yang aku publish cukup belibet. Tapi coba kalian perhatikan lagi, cerita ini menceritakan kehidupan masa lalu mereka. Sikap dan perilaku mereka yang saat ini terbentuk akibat masa lalu mereka.

Ngerti ga gais? :)

ATEEZ [Am i a criminal?]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang