Di atas meja makan, dengan tatapan membunuh, Hinata menatap Sasuke yang dengan tenang menegakkan kepalanya ketika pelayan paruh waktu memasangkan serbet koktail ke sekeliling lehernya dan menghamparkan serbet lain ke pahanya.
Sambil menyendokkan salah satu menu sarapan ke piringnya, Hinata berpikir, 'Untuk apa Manusia Pecinta 'Kebersihan' ini datang pagi-pagi ke sini dan sarapan denganku di meja makan?! Mana mukanya juga tenang sekali ....'
Dengan pikiran itu, Hinata harus susah payah mengelus tangannya agar tidak melayang dan menonjok wajah datar Sasuke yang duduk di hadapannya. Ayolah, bahkan Hiashi dan Hikari hanya tersenyum sambil menyendok makanan ke piring! Mereka sama sekali tidak peduli tentang perasaan Hinata yang kesal.
"Malam ini kita mengadakan pernikahan. Ayah berpesan agar kalian tolong datang dengan cepat," kata Sasuke dengan anggun, lalu menatap wajah Hikari dan menyunggingkan senyum tulus, "Ibu Mertua, aku datang ke mari untuk itu."
Hikari membalas senyum Sasuke, memotong daging bacon di piringnya dengan pisau, dan membawanya ke mulut dengan garpu. "Ah ya, tanpa alasan pun, kau harusnya sarapan di sini sesering mungkin. Hari berikutnya kalian tinggal bersama, kan?"
Sasuke mengangguk dan kembali tersenyum.
Akan tetapi, di mata Hinata yang masih diliputi dendam kesumat karena dianggap sebagai 'cewek kotor', senyum Sasuke yang harusnya terlihat benar-benar tulus malah terlihat seperti senyum licik nenek sihir, mencurigakan.
"Betapapun aku ingin berkata, selamat atas pernikahan kalian berdua. Aku harap kalian bisa menjalani hidup ke depannya dengan bahagia," kata Hiashi.
Hinata mendadak ingin menangis.
'Ayolah, Ayah. Jangan bilang kau lupa betapa aku tidak ingin menikah dengan pria bajingan ini!'
"Tenang saja, Hyuga-sama," sahut Hikari, "lagipula sejak tadi, Hinata-chan¹ selalu memandangi Sasuke-chan dengan tatapan penuh cinta."
Hinata memandangi Hikari dan di dalam pikirannya, dia berteriak, 'Tatapan penuh cinta, IBUMU!!!'
Coba pikir, sejak tadi, mata bulan Hinata sudah berubah warna menjadi merah saking marahnya saat melihat Sasuke dengan seenaknya nyelonong ke rumah dan menggedor pintunya di pagi hari, lalu tanpa berkata apa-apa, dia ikut sarapan!! Demi apapun, mata merah Hinata sudah pasti dapat melelehkan salah satu gunung es di Antartika. Lalu, bagaimana bisa tatapan seperti itu dapat disebut sebagai tatapan penuh cinta?!?!
Hinata nyaris mengusap wajahnya, tapi dia dengan sangat terpaksa, menyunggingkan senyum yang membuat mulutnya justru lebih terlihat seperti satu garis tipis yang lurus (^ — ^), dan berkata, "Iya, sangat penuh cinta. Nanti kita lihat bagaimana tatapan penuh cinta itu diimplementasikan dalam kehidupan pernikahan kita ...."
Sasuke yang sedang menikmati pie susu di atas piring putih kecil hanya memandang dengan tatapan datar mendengar komentar Hinata yang bernada sinis.
Yeah, Sasuke tahu lebih dari siapa pun bahwa Hinata benar-benar tidak punya pilihan selain menikah dengannya. Kekasih gadis itu—yang sekaligus juga adalah kakak Sasuke, Itachi, malah memutuskan hubungan secara sepihak dan memilih bertanggung jawab atas Sakura yang telah dia nodai.
Sebenarnya, pernikahan mereka bisa diakali. Sasuke menikah dengan Sakura karena mereka berpacaran, dan Hinata dengan Itachi karena mereka jelas telah bertunangan.
Akan tetapi, jika Fugaku dan Hiashi sudah memutuskan, Itachi dan Hinata tidak akan bisa berkata apa-apa.
Lain halnya dengan Sasuke.
Sebeneranya, dia tidak sungguh-sungguh mencintai Sakura. Sakura Haruno, dia hanya sekadar gadis yang datang dan pergi untuknya. Tidak akan meninggalkan jejak.
![](https://img.wattpad.com/cover/190024350-288-k107902.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Something And I'll Give You Up {END}
Fanfic|FANFICTION STORY| Judul : Say Something And I'll Give You Up Genre : Romance, Drama, Slice of Life, Comfort, Minor Angst Length : 28 chapters + Epilog Aired : June, 2019 Status : Completed •Spoiler• "Katakan sesuatu .... Katakan sesuatu dan aku ak...