Bab 5: Sad Girl On My Bed

2.6K 237 34
                                    

Ketika pertama kali melihat matanya, Sasuke sudah tahu bahwa itu adalah Hinata, dan dia juga tahu dengan jelas apa alasan gadis itu tampak hancur begini. Jadi, walaupun dipeluk dengan ketat sampai tulangnya terasa mau remuk, Sasuke tidak bisa melakukan apapun dan membiarkan gadis itu terus bergelung di dadanya sambil menumpahkan berember-ember air mata.

Yah, gadis mana yang tak 'kan sedih?

Coba bayangkan ini, kau punya kekasih yang sangat kau cintai dan kau harus terpaksa melihat pernikahan pria tersebut dari tempat dudukmu di samping pria lain!

Sasuke sendiri bahkan tak mampu membayangkannya—hanya karena dia tak kan melihat hal itu dengan perasaan yang sama.

Sebenernya itu bukan berarti bahwa Sasuke adalah pakar para wanita atau sejenisnya. Tapi yang jelas, dia sudah bersama banyak perempuan terlalu lama, jadi dia bisa mengenal mereka walaupun sedikit-sedikit.

Setelah beberapa saat memeluk bahu seseorang yang begitu lebar, punggung Hinata terasa kram, jadi dengan malu-malu dia menarik dirinya dan menggigit bibir, menyesali dirinya yang tiba-tiba lepas kendali.

Sambil menatap mata Sasuke yang terlihat berkilau karena memantulkan cahaya, Hinata berkata, "Maafkan aku."

Lalu kelopak matanya turun sehingga matanya tiba-tiba tertarik ke setelan linen putih yang dikenakan Sasuke di bagian dada. Bagian dada setelan Sasuke sangat kotor dan penuh bercak kohl yang mengalir di sana-sini seperti arang yang digosok.

Mata Hinata membulat saat melihatnya dan secara refleks membersihkan mereka dengan jemarinya.

Melihat Hinata yang panik, Sasuke menyetel wajah dalam mode datar, padahal dalam hatinya dia ingin tertawa terbahak-bahak sambil berguling-guling di kasur.

Masalahnya dia ternyata bisa hidup-hidup untuk bisa menyaksikan wajah lecek putri Hyuga yang paling dibanggakan ini!

Begini, Hinata Hyuga itu seorang gadis yang sangat berwibawa dan penuh kharisma, dingin dan kalem, tapi Sasuke bisa diberikan anugerah untuk bisa melihat wajah mengenaskan ini.

Tidakkah itu sedikit lucu?

Belum lagi tangan mungil gadis ini yang terus-menerus mengelus kemejanya yang basah dan kotor sisa air matanya yang membuat riasannya mengalir.

Oy oy!! Itu tak kan bersih hanya dengan menggunakan tanganmu!

Tapi Putri Hyuuga ini ternyata juga bisa bersikap begitu bodoh.

"Berhenti menangis," kata Sasuke sambil menepis tangan Hinata dan pergi ke ranjang.

Hinata menatap tangannya yang ditampar begitu saja selama beberapa detik dan berdiri dalam diam di atas lantai yang dilapisi karpet.

Bodoh! Apa yang kau lakukan!

Hinata memaki dirinya sendiri dalam hati. Tapi hati dalam dirinya sedang kalut. Dia bahkan tidak berpikir sebelum bertindak. Apa yang telah terjadi pada otaknya!?

Itachi-kun menikah. Dan itu bukan dengan dirinya ....

Kalimat itu terngiang-ngiang di kepala Hinata dan membuat matanya mendadak memanas lagi.

Tidak. Berhenti menunjukkan wajah seperti itu pada pria berengsek seperti Sasuke! Dan apa-apaan tadi dengan kau yang memeluknya?! Sudah jelas dia menganggapmu kotoran, oy!¹

"Tidurlah," ucap Sasuke pelan. Kalimatnya terdengar lembut seperti campuran antara bisikan dan angin yang bertiup memukul jendela di luar rumah, jadi Hinata secara impulsif bergerak ke ranjang seperti baru saja dihipnotis.

Sambil menepuk sisa tempat tidur di sampingnya, Sasuke berkata, "Duduk di sini."

Hinata yang telah berubah menjadi kue kecil rapuh yang diselimuti mendung, hanya menurut seperti kerbau gang dicocok hidungnya.

"Kau adalah istriku sekarang. Tujuan utama kita menikah adalah menghasilkan anak dan membangun relasi."

Kalimat itu kasar, sayangnya benar. Tapi Hinata tahu dia tidak bisa melakukan apapun lagi sekarang. Besok pagi, namanya resmi berubah menjadi Uchiha Hinata, dan peraturan Uchiha—di mana prialah yang mengendalikan semuanya—harus dia patuhi, mau tak mau.

Ibu Hikari adalah wanita terhormat yang lembut dan luar biasa. Itu pasti bukanlah langkah sulit untuk meneruskan jejak wanita itu karena dia adalah ibu Hinata sendiri.

Hinata memikirkan ini di benaknya dan mengangguk pelan untuk menyahuti pernyataan Sasuke.

Setelah mendapatkan afirmasi, Sasuke berkata dengan datar, "Jadi ayo buka kakimu. Aku akan menyetubuhimu sampai hamil."

Mulut Hinata nyaris terbuka dan matanya melotot.

Kalimat barusan sangat kasar dan vulgar, sangat tidak cocok diucapkan oleh seorang Lord!

Tidakkah Sasuke pernah mendapat pendidikan kelas satu? Mengapa dia punya gaya bicara yang buruk sekali? Bahkan Ayah Hiashi tidak pernah melewatkan akhiran 'Hime'² untuk Ibu Hikari!

Harga diri Hinata mendadak terkoyak begitu saja.

Namun, dia menekan keinginan untuk makan garam dengan meludahi³ nama Uchiha karena dia sendiri sudah bermarga Uchiha yang artinya jika dia melawan, itu sama artinya dengan menepuk dulang terciprat ke muka sendiri.

Eugh!

Sasuke yang melihat Hinata yang berwajah rumit, nyaris tertawa.

Mengapa? Bukankah membuat bayi adalah kegemaran setiap manusia? Mengapa wajah Hinata terlihat seperti dia baru saja disiram dengan air mendidih dari termos?

"Ayo, buka sekarang!"

Yah, walaupun nyaris tertawa, Sasuke tahu dia tidak bisa tiba-tiba mengubah nada bicaranya menjadi lembut.

Hinata tidak menjawab atau melakukan apapun, jadi Sasuke dengan kasar membanting Hinata ke tempat tidur dan melebarkan kakinya sampai Hinata meringis.

Dengan mudah, Sasuke melepaskan celananya dan merobek celana olahraga rumahan yang Hinata kenakan dalam dekali sentak, berharap mendengar satu saja teriakan menyedihkan. Tapi tampaknya Hinata setenang danau yang tanpa riak, walaupun mulutnya berkedut dan matanya terpejam kuat-kuat.

Sasuke menyentuh kejantanannya dengan ibu jari yang membuatnya terbangun seketika dan menusukkan benda itu pada lubang yang terbuka di hadapannya.

Ini kejam. Ini penghinaan. Ini pelecehan. Tapi itu oleh suamimu. Apa yang bisa kau lakukan?

Rasa sakit yang luar biasa ketika seseorang tiba-tiba melakukan itu, terasa di bagian bawah Hinata ketika seluruh kejantanan Sasuke masuk sepenuhnya. Matanya terbuka lebar secara mendadak dan air mata dengan cepat merembes keluar.

Sakit. Itu sakit.

Dari atas, Sasuke bisa melihat wajah Hinata dan air mata yang mulai mengalir.

Dan yah kalaupun dia bergerak dengan teratur dan tempo yang terus dipercepat, Sasuke tidak bisa membohongi hatinya sendiri ... bahwa melihat air mata itu lagi, hatinya sperti diiris ribuan sembilu.

***

¹Ingat bab sebelumnya, fufufu

²Hime adalah semacam panggilan kehormatan yang digunakan untuk para wanita bangsawan (umumnya bagi yang belum menikah). Frasa ini bisa diartikan sebagai 'Nona' atau 'Lady'.

³Makan garam dengan meludahi adalah idiom yang dapat diartikan sebagai menelan kenyataan pahit dan menghina pihak lain.

**

T/N

Www, gomen karena chapnya pendek. Tapi kalo pendek begini, kayaknya bisa up dua hari sekali. Ada yang seneng kalo begitu?

Btw, akhir-akhir ini, Gao ngerevisi story sebelah dan berasa mual minta ampun karena jyj*k sendiri, wkwkwk.

Susah juga, ya.

Salam,
Yasuko Gao

Say Something And I'll Give You Up {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang