Bab 28: Childish Kiss

1.5K 153 15
                                    

Saat duduk menghempaskan dirinya ke kursi di balik setir mobil putihnya yang mungil, Hinata membenturkan dahinya ke setir yang empuk saat dia dengan gugup memikirkan pembicaraan mereka—dia dan Sasuke—barusan.

Tadi, setelah Hinata mengatakan kalimat ajaib, "Nani ga hoshii?", wajah Sasuke yang pucat mendadak menjadi bersinar seolah ada peri labu yang datang ke hadapannya. Wajah tersenyum Sasuke beberapa waktu yang lalu itu terlalu menyilaukan sampai Hinata bisa melihat Sasuke sebagai pantulan dan citra seorang malaikat yang begitu bercahaya, dan bukannya pria brengsek yang ada di pikirannya selama ini.

Dengan senyum cerah yang seolah terentang dari satu telinga ke telinga lainnya, Sasuke berkata, "Temani aku."

Eh? Hinata membulatkan matanya sedikit karena kaget. Apa Sasuke benar-benar meminta hal seremeh itu, menemaninya, sebagai permintaan terakhir? Hinata pikir, permintaan terakhirnya akan menjadi sesuatu yang tidak wajar ... entahlah.

"Menemanimu? Itu saja?" tanya Hinata.

Senyum Sasuke melembut saat dia menarik tangannya dari tangan mungil Hinata yang melingkupinya dan membalikkan tangan gadis itu sehingga mereka jadi saling menggenggam. "Aku sakit, kau tahu itu, tapi aku tidak ragu jika kau menyuruhku menandatangani surat perceraiannya hari ini. Akan tetapi, kau harus memenuhi dua keinginanku terlebih dahulu.

"Pertama, temani aku selama persidangan berlangsung dan putusan hakim benar-benar mantap. Dan, itu artinya kau akan kembali ke mansionku ...."

Hinata menatap ke Sasuke, tidak berkedip. Beberapa kejadian manis, pahit, dan sakit, berkelibat di benaknya saat Sasuke menyebutkan tentang mansion itu. Sejujurnya, Hinata tidak ingin kembali ke mansion yang sudah memberinya pengalaman buruk itu, tapi jika ini merupakan permintaan terakhir Sasuke, Hinata pikir dia bisa menahannya. Lagipula, itu hanya sampai putusan hakim dijatuhkan, kan? Dan itu paling lama akan menjadi dua bulan. Hinata punya Neji sebagai pengacara yang hebat dan Keluarga Hyuuga punya koneksi yang bagus. Masalah perceraian pasti dapat diselesaikan hanya dalam waktu beberapa hari. Semoga saja. Jadi, saat Sasuke mengatakan itu syaratnya, Hinata mengangguk pelan.

Melihat reaksi Hinata yang tidak tampak akan protes sewaktu-waktu, senyum Sasuke semakin merekah seperti bunga.

"Baiklah, itu saja dulu," ucap Sasuke, lalu dengan lembut memejamkan mata.

Hinata mengawasi Sasuke yang telah menutup mata dengan tenang, lalu menyadari sesuatu dan tersentak. "Itu saja? Sungguh?"

Rasanya, untuk mendapat permintaan ringan semacam itu, agak sedikit terasa tidak nyata ....

Sasuke membuka sebelah matanya, lalu melirik Hinata dengan ekspresi bingung? "Kenapa? Mau tambah? Mau aku meminta bulan madu yang panjang darimu sehingga kita mungkin bisa bercinta sepanjang hari dan sepanjang malam. Kalau kau mau itu ... aku akan membawamu ke pulau kecil milik keluargaku. Di sana memiliki pemandangan hutan yang gelap, tapi juga ada pantai berpasir halus yang indah. Kita bisa mengelilingi tepi pantai tanpa mengenakan apa-apa, lalu bercinta di mana saja kita mau. Aku bahkan tidak masalah kalau kita berenang agak jauh dari pantai dan bercinta di lautan seperti duyung. Air laut akan masuk dan itu akan memudahkan kita untuk ...."

Cukup! Detik berikutnya, kalimat-kalimat Sasuke menjadi semakin erotis dan Hinata tidak menyadari ketika lehernya menjadi panas dan wajahnya memerah seperti semua darah merembes ke pipinya. Sejujurnya, saat mengetahui Sasuke meminta beberapa permintaan darinya, satu hal yang Hinata pikirkan adalah permintaan yang semacam ini, jadi saat Sasuke mengatakan untuk menemaninya saja, Hinata agak sedikit kaget ... atau kecewa? Eh!!!

Melihat ke arah pipi Hinata yang sangat merah seolah ditumpahi cat, Sasuke terkekeh dan berbisik, "Dengan kamu yang mau datang ke sini saja, itu adalah keajaiban. Kemudian, ketika kamu menyetujui permintaanku, itu bahkan sudah lebih hebat daripada sekadar keajaiban." Hinata mengangkat pandangannya sehingga pipinya yang merah menjadi semakin merona. "Aku tidak bisa merepotkanmu lebih banyak dari ini." Sebuah senyuman nakal melintas di mulut Sasuke yang sensual. "Tapi kalau kau mau seperti yang barusan, aku tidak masa—"

Say Something And I'll Give You Up {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang