Sebatas teman namun diperlakukan layaknya seorang yang spesial.
-Rain AzardianSeperti biasa kini mereka tengah berkumpul entah apa yang akan dibahas. Mungkin masalah pribadi atau masalah lainnya. Keadaan cukup hening membuat siapapun mencari kesibukan sendiri ada yang makan, minum, main game, ataupun ngevape dan merokok. Bagi mereka nakal boleh asal jangan berlebihan .
Bagas yang memang memiliki sifat tidak bisa diam akhirnya membuka suara karena tidak tahan melihat semua temannya hanya diam dan fokus pada kegiatan mereka masing-masing.
"Ini sebenarnya kita disini buat ngumpul atau sekedar diam-diaman aja kayak gini?" Tanya Bagas
Mendengar penuturan Bagas mereka semua menengok kepada sumber suara. Yang ditatap justru menaikkan sebelah alisnya.
"Nah gini kek daritadi gue nunggu ada yang ngomong" ucap Gibran
"Ngomong doang pake nunggu lo kalo mau ngomong ya ngomong aja kali" celetuk Ken
"Hehe" Gibran membalasnya dengan cengengesan
Kevin yang mendengar itu malas untuk menanggapinya. Entahlah dia teru kepikiran dengan Rain . Memikirkan kapan waktu yang tepat untuk meminta maaf padanya.
"Lo kenapa?" Dion bertanya seraya menepuk bahunya
"Gue kepikiran Rain" jawab Kevin
"Kapan lo mau minta maaf?" Dion kembali bertanya dengan tatapan lurus ke depan
"Gue gak tau" balas Kevin seadanya
"Jangan nunda waktu karena kita gak tau bahaya apa yang akan mengancam dia nantinya dan gue yakin mereka ngambil kesempatan disaat lo jauh sama Rain" ucap Dion
Kevin terdiam meresapi kata-kata Dion. Lalu ia bangkit menuju motornya dan tujuannya saat ini adalah ia ingin bertemu Rain lalu meminta maaf padanya. Mungkin tidak akan semudah yang dikira tapi setidaknya ia mau untuk mengakuinya.
"Kevin mau kemana Di?" Tanya Ken
"Nyelesain masalahnya" jawab Dion
Ken hanya mengangguk paham. Karena yang disebut masalah oleh Dion pasti bukan hanya sepele tapi menyangkut sesuatu yang harus dijaga.
Kevin menyadarinya bahwa ia secara tidak langsung telah menyeret Rain masuk ke dalam kehidupannya yang penuh dengan jurang dan tebing.
Motor Kevin kini telah berhenti di depan rumah Rain. Perlahan ia membuka pagar dan masuk untuk mengetuk pintu.
Tok tok tok
1 ketukan namun tidak ada yang menjawabnya
Tok tok tok
"Iya tunggu sebentar" Rain berteriak dari dalam rumah
Saat Rain membuka pintu ia dikejutkan dengan kehadiran Kevin di depan rumahnya. Ia mulai menerka-nerka 'untuk apa Kevin kesini? Untuk memaki-makinya lagi atau justru untuk memibta menjauh'.
Rain hanya memasang wajah datar .
"Mau apa lo?" Tanya Rain tanpa basa-basi karena melihat wajah Kevin hanya akan kembali mengingatkannya akan kejadian itu
"Ikut gue" sahut Kevin dengan wajah tanpa ekspresi
"Kemana?" Tanya Rain
Bukan menjawab justru Kevin langsung menarik tangan Rain lembut menuju motornya yang terparkir di depan rumahnya.
Untung saja hari ini Rain memakai baju t-shirt putih, jeans hitam panjang dan juga flatshoes andalannya.
"Naik dan gue gak terima penolakan!" Ucap Kevin
Rain hanya mendengus sebal. Bisa-bisanya setelah mengatakan hal menyakitkan itu Kevin justru memerintahnya sekarang.
Tidak ingin berdebat akhirnya Rain mengalah dan menaiki motor ninja milik Kevin.
Sepanjang perjalanan keduanya hanya saling diam dan tak bicara. Sampailah motor Kevin membawa mereka ke suatu tempat yang dibilang tidak asing tentunya bagi Kevin. Lain halnya dengan Rain yang masih tetap diam.
"Gue kesini mau minta maaf sama lo atas ucapan gue saat itu, gue cuman lagi kebawa emosi" ucap Kevin to the point
Rain menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya.
"Segampang itu lo ngucap kata maaf?" Tanya Rain dengan pandangan lurus menatap mata Kevin
"Gue tau gue salah maka dari itu gue minta maaf sama lo" sahut Kevin
Terlihat jelas di manik mata cewek itu tersimpan banyak luka dan saat itu juga Kevin merutuki dirinya yang terlalu bodoh mengucapkan hal yang menyakiti hati Rain.
"Lo gak tau Vin saat lo bilang lo kasihan sama gue karena gue anak yatim dan itu benar-benar kata yang paling menusuk yang pernah gue denger dan sekarang dengan gampangnya lo ngucap kata maaf?dimana hati lo Vin DIMANA!" Rain mulai tersulut emosi
Kevin yang mendengar itu terdiam lalu menarik Rain kedalam dekapannya.
"Nangis aja kalo lo mau dan gue benar-benar minta maaf gue bodoh banget saat itu" ucap Kevin dengan rasa bersalahnya
Terdengar lembut di telinga Rain.
Rain terus memukul Kevin dan menangis. Kevin hanya diam menerimanya karena ia pantas.
Sampai akhirnya selang 10 menit akhirnya tangis Rain reda dan mereka duduk di tepi danau.
"Lo mau maafin gue?" Tanya Kevin dengan mata yang masih menatap Rain menunggu jawaban
Rain terdiam sejenak.
"Gue maafin lo" ucap Rain
Kevin tersenyum mendengarnya. Senyum yang tak pernah ia tunjukkan kepada siapapun. Senyum yang benar-benar terlihat manis. Jika boleh kalian tau saat ini hati Rain tengah dibuat dag dig dug. Bayangkan saja Kevin tersenyum kepadanya!
"Gak usah segitunya juga gue tau gue ganteng" ucap Kevin
Baru saja Rain memujinya tapi Kevin sudah kepedan abis.
"Idih geer banget lo" Rain hanya bergidik
Kevin mengangkat bahunya acuh.
Tanpa sadar kini keduanya sudah berada pada garis takdir. Garis yang akan menentukan nasib mereka di masa depan nanti. Cinta yang akan tumbuh pada hati keduanya akan membawa mereka pada jurang yang cukup tinggi. Jika mereka tidak saling menjaga maka salah satu diantaranya akan jatuh dan terluka.
Haloooo!
Aku update loh gais hehe maaf lama ya😉Jangan lupa VOMENT ya ditunggu!
Gimana part ini? 1 2 3 kata untuk part ini? Dan spam koment untuk next!
See yoy next part🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Althar [On Going✔]
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA YA! Althar? ini bukan nama seseorang tapi ini adalah nama sebuah geng motor terbesar seantero SMA Cempaka Putih. Bahkan anggotanya hampir dari seluruh siswa yang ada di SMA Cempaka Putih. Leader dari geng Althar adalah Kevin Maha...