"Mau nambah?" tawar Daniel bikin aku jengkel. Tidak tahu apa, mie di mangkuk belum kulahap sekalipun, hanya potongan daging ayam saja yang masuk ke mulut.
"Daniel...," rengekku. "Aku nggak suka." Nggak suka sama mie ayamnya ya bukan Danielnya.
Malam-malam begini aku kira Daniel mengajak ke tempat yang keren dengan menu top. Misal, burger, steak atau makanan elite lainnya. Bukan malah ngajakin ke warung mie ayam di pinggir jalan di temani nyamuk-nyamuk nakal.
"Enak, kok, kenapa musti nggak suka?" Daniel melahap mie ayamnya menggunakan sumpit.
Demi Raffi Ahmad yang kelewat centil sama cewek, aku melahap mie ayam itu dengan tidak nafsu. Bisa kulihat Daniel terkekeh pelan. Nyaris tidak ada suaranya.
"Gitu dong," gumam Daniel. Walaupun malam itu aku menderita. Setidaknya aku bisa nge-date bareng si cowok kaku kelewat polos.
Satu nyamuk nakal menggigit kulitku. Aku menggaruk, satu bentol berwarna merah timbul di kulitku. Ih, percuma dong perawatan setiap minggu!
"Daniel... aku digigitin nyamuk! Sakit tauuu." Lagi-lagi aku merengek. Daniel cuma menoleh, menautkan kedua alisnya. "Tutupin pake jaket kamu dong...."
Hihihi. Mumpung ada kesempatan, aku juga pengin dong Daniel menutupi tubuhku dengan jaketnya. Bisa dibilang biar seperti drama korea.
"Nih." Daniel memberikan jaketnya padaku.
"Pakein dong, nggak romantis amat," kesal juga lama-lama (dalam kondisi seperti ini aku harus sabar).
Perkataanku hari lalu memang akan terjadi semisal aku berpacaran dengannya; Bisa jadi aku yang mengajarinya segala hal. Soalnya ini Cowok polos bangettt!
"Punya dua tangan, kan?" Eh?
Aku menjawab mantap. "Punya! Tapi aku pengin kamu yang pakein!"Daniel mendengus pelan sebelum memasangkan jaket di pundakku. Lalu melanjutkan memakan mie ayamnya.
Malam semakin larut. Di langit yang gelap bertaburan bintang. Andai saat itu tanganku bergenggaman dengan tangan Daniel, lengkap sudah keindahan malam itu.
Suara dari bawah meja menyentak hati, aku melihat, satu hewan menjijikkan berlari-lari tidak jelas di sana. Tikus hitam. Euww... apalagi tikus itu hendak berlari ke kakiku.
"Ahhh!!!" Aku melonjak kaget. Memeluk tubuh Daniel, erat. Melihat itu Daniel juga ikut terkejut.
"Kenapa?"
"Ada tikusss."
"Cuma tikus."
Apa? 'Cuma' dia bilang!
"Ih! Aku takut digigit! Bayangin aja kalau sampe ada berita dengan headline 'Seorang Model Cantik Mati Digigit Tikus' gila tau!" Oke, aku lebay kebangetan.
Daniel mencebikkan bibir, kami berjalan ke Abang penjual Mie ayam (posisi saat itu aku masih memeluk lengannya) untuk membayar.
"Satu mie ayam dibungkus ya, Bang?" minta Daniel.
"Siap!" jawab Abang itu.
"Lain kali jangan ngajakin ke sini. Udah tempatnya jelek, nggak ada romantisnya pula!" celotehku panjang lebar.
Eh tidak tahunya si Abang tadi menyahut. "Biar dikata jelek yang penting makanannya sehat. Nggak ada bahan kimianya."
Aku Cuma membalas dengan memutar kedua bola mata. "Itu mie ayam buat siapa?"
"Gio."
Oh... Gio. Kakak tuh emang beruntung banget.
Setelah mie ayam pesanan Daniel selesai, kami pergi dari sana. Daniel baru sadar kalau sedari tadi aku memeluk tangannya, cepat-cepat ia lepaskan. Dan, perlu kau tahu, Daniel berjalan duluan.
Sebagai cowok yang baik Daniel seharusnya bisa memperlakukan wanita dengan baik. Berjalan di belakang contohnya, menjaga supaya wanitanya tetap aman. Tapi, ini Daniel, cowok kaku dan kelewat polos.
***
Tok. Tok. Tok.
Pintu terbuka. Sesuai dugaanku, Daniel berdiri di depanku sambil mengucek-ucek matanya.
"Bukannya aku udah bilang kamu nggak perlu nganterin susu." Daniel menguap, aku buru-buru menutup mulutnya yang terbuka lebar. Ia nampaknya kaget dengan tindakkanku.
Aku melepas tangan dari mulutnya. "Maaf. Kalo nggak ditutupin nanti ada serangga yang masuk, kan jadi berabe urusannya." Terdengar masuk akal juga alasanku ini. Karena Daniel tidak marah, ia mengangguk.
Daniel menatapku seolah lewat tatapan itu ia berkata 'ngapain-pagi-pagi-udah-bangunin-orang?'
"Mau ngajakin olahraga." Aku menjawab. "Ikut, ya?" Dalam hati aku ingin Daniel menjawab 'iya'.
***
Di dunia ini cuma kamu cowok yang nggak ada romantis-romantisnya. Lama-lama pacaran sama Lee Min Hoo, aja!
Tertanda,
Dear Daniel
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahal Kita (Completed)
RomanceBiarkan aku memasuki hatimu. Jangan paksa aku berhenti, sebelum aku berkata; "Aku menyerah untuk mencintaimu." Tapi itu mustahil. Karena hati ini diciptakan untuk tetap mencintaimu. Kath mencintai Daniel. Tapi dia tidak tahu, apakah Daniel mencintai...