Bagian 02 : Permasalahannya

10.8K 1.1K 120
                                    

Revisi ver.
.
.
.

Sejak dulu, hingga usianya kini menginjak angka tujuh belas tahun, Jimin tidak pernah tahu alasan yang mendasari perpisahan Mama dan Papa. Hingga dirinya terpaksa pergi bersama Mama menginggalkan sang kakak juga sosok superheronya.

Dulu sekali, saat Jimin masih memiliki pola pikir polos bocah lima tahun, Jimin berspekulasi bahwa pertengkaran Papa dan Mama mungkin karna dirinya yang terlalu nakal atau sekedar perdebatan biasa seperti dirinya dan sang kakak saat beradu argumen.

Lambat laun seiring waktu berjalan hingga sosok Jimin kecil pun tumbuh dewasa. Jimin mulai mengerti bahwa pertengahan Mama dan Papa malam itu bukan sekedar perdebatan layaknya ia dan sang kakak yang berebut mainan. Hal itu bahkan lebih kompleks dan lebih rumit.

Jimin hanya tidak habis pikir bagaimana Mama dan Papa begitu mudah membodohinya saat kecil dulu. Menggunakan kata-kata piknik dan liburan untuk membawa Jimin pergi menjauh dari sang kakak bahkan tanpa dirinya sempat berpamitan.

"Jadi, kak Jimin seorang atlet lari?"

Jimin alihkan atensinya pada sosok remaja dengan kelereng bambi di sampingnya. Ya, di sinilah Jimin sepulangnya dari sekolah. Di taman belakang rumah besar keluar Min. Duduk bersantai bersama Jungkook yang sudah sangat akrab dengan Jimin.

Sudah satu bulan sejak pertemuan Hyemi dan Kyunsoo setelah duabelas tahun lamanya, kini Jimin menjadi lebih dekat dengan keluarga Min. Selain karna Hyemi yang kerap menitipkan Jimin di rumah keluarga Min untuk memperbaiki hubungan Jimin dan Yoongi, Min Kyunsoo sendiri juga berpesan pada Hanna untuk mengajak Jimin tinggal di rumah keluarga Min.

Kendati setelah pertemuan pertama satu bulan lalu, Jimin sendiri belum bertemu lagi dengan sosok superheronya semasa kecil itu.

"Aku masih berlatih keras untuk impianku itu." Gelengan kepala ringan menjadi jawaban atas tanya yang sedari tadi bungsu keluarga Min itu tanyakan pada Jimin. "Aku belum jadi atlet sesungguhnya. Untuk sekarang yang aku ikuti hanya kejuaraan lari jarak jauh tingkat antarsekolah dan provinsi."

"Woah! Hebat! Ku dengar dari Bibi Hyemi, Kak Jimin sudah sering mendapat banyak mendali." Tepuk tangan heboh menyambangi telinga Jimin saat mendapati reaksi yang Jungkook berikan. "Kata Bibi Hyemi, kak Jimin juga mendapat beasiswa penuh di sekolah favorit. Aku bisa pamer pada temen-temanku, selain kak Yoongi yang seorang produser, aku jadi punya kakak seorang atlet."

Kata-kata Jungkook yang penuh dukungan menciptakan sensasi asing dalam diri Jimin. Sebelumnya, tidak ada yang menghargai kerja keras Jimin yang berlatih mati-matian hingga kakinya membengkak untuk memecahkan rekor tercepatnya.

Ya, Jimin memiliki satu impian tinggi untuk menjadi seorang atlet lari nasional. Sejak memasuki sekolah menengah junior, Jimin memang menaruh minat penuh pada salah satu cabang olahraga atletik tersebut.

Bagi Jimin, berlari merupakan salah satu obat untuk mengalihkan rasa sakit juga melampiaskan emosinya. Setiap Jimin berlari di lintasan, Jimin selalu mampu melepas resah juga sesak yang membelenggu dalam dirinya. Jimin akan merasa ringan meski kakinya membengkak dan kulit kakinya mengelupas karna terlalu lama berlari.

"Ku fikir dulunya kak Jimin juga menaruh minat di bidang musik seperti kak Yoongi. Karna biasanya selera kakak beradik tidak beda jauh. Ternyata kak Jimin lebih tertarik menjadi seorang atlet, sangat berbeda jauh dengan kak Yoongi yang seorang Pianis dan produser," ucap Jungkook sembari menyadarkan punggungnya pada hamparan rumput bersih di rumahnya.

"Ternyata kak Jimin dan kak Yoongi benar-benar berbeda ya," sambungnya setelah hening menjeda.

"Ya, mungkin benar. Kami sangat berbeda dalam segala hal. Bahkan dari impian pun sudah sangat jauh berbeda." Jimin ucap kalimatnya dengan getir di ujung lidah yang coba ia sembunyikan dalam getar suaranya.

Melodious [Sibling Brother] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang