Revisi ver.
.
.
.
Kalau ditanya tentang siapa sosok superhero di hidup Jimin, dia pasti dengan lantang menjawab jika Yoongi lah sosok idolanya, superheronya, pahlawannya.Min Yoongi, kakaknya.
Dulu sekali, Jimin kecil selalu kagum akan apa saja yang Yoongi lakukan. Jimin selalu takjub saat kakaknya bisa melawan empat anak-anak bongsor yang selalu menindasnya, Jimin kagum saat Yoongi bisa menghilangkan sakitnya hanya dengan tiupan ringan dan mantra yang ia cipta.
Segala hal yang menyangkut Min Yoongi adalah candu bagi Jimin. Dulu, kakaknya adalah penawar lukanya. Yoongi akan menjadi orang pertama yang mengetahui luka Jimin tanpa Jimin beritahu. Dulu, Min Yoongi adalah sosok yang selalu menjauhkan Jimin dari luka apapun.
Ya, itu dulu. 12 tahun yang lalu.
Karna sekarang, bahkan hanya dengan menatap kelam jelaga yang selalu beku untuknya itu, sudah cukup membuat nyeri didasar relung hati Jimin.
"Jimin!"
Jimin tersentak, saat seruan terlampau keras itu mengejutkannya. Sepasang iris kelamnya yang sayu itu menatap lamat sosok dihadapannya. Sampai sosok itu secara tiba-tiba menarik kuat tubuhnya hingga tubuh keduanya saling merapat dalam rengkuh hangat.
"Kau kemana saja, Ji. Mama mencarimu sejak kemarin." Jimin dengarkan suara Hyemi yang berujar dengan nada kelewat cemas sembari memeriksa tubuh putranya.
Ah, ternyata tanpa sadar Jimin sudah berjalan kaki sampai tiba di rumahnya.
"Jangan menghilang lagi, ya. Kau tahu Mama kelimpungan mencarimu." Hyemi kembali berujar dengan sirat nada tersembunyi pada Jimin, yang entah kenapa justru menciptakan perih di hati Jimin.
"Mama." Jimin mendongkak, menatap kedua netra Hyemi yang berkaca-kaca. Entah kenapa Jimin selalu kesakitan saat menatap pekat iris Mamanya.
"Maafkan aku, Ma. Taehyung kemarin kambuh, karna itu aku menginap di rumahnya untuk menjaganya." jelas Jimin dengan nada melirih hampir tersapu angin.
"Aku sudah meninggalkan pesan lewat tulisan di meja belajarku. Mama tidak pernah memperbolehkanku membeli ponsel, bukan? Kenapa Mama tidak mencariku dulu ke rumah Taehyung, bukan justru meminta kak Yoongi yang menjemputku."
Hyemi semakin merengkuh erat tubuh bergetar Jimin. Mengucap maaf berkali-kali atas kesalahan yang tanpa sadar kembali ia lakukan hingga membuat jarak antara si sulung dan si bungsu semakin terbentang jauh.
"Maaf, ini semua karna Mama. Maafkan Mama, Nak." Hyemi kembali berucap lirih dengan getar yang seirama dengan tangisnya.
"Jimin harus kuat, jangan tinggalkan Mama sendiri bersama ayahmu. Mama tidak kuat jika harus sendiri bersama ayahmu. Jimin tidak ingin di tinggalkan seperti dulu, bukan?"
Jimin menggeleng ribut dengan sekembar manik sayunya yang bergerak gelisah. Tentu Jimin tidak ingin mimpi buruknya dulu kembali terulang. Cukup sekali dan Jimin bahkan belum mampu melupakan bayang-bayang menyeramkan akan hari itu.
Hari, di mana sang Mama hampir membuangnya dengan meninggalkannya di pasar malam satu bulan setelah mereka pergi dari rumah sang Papa.
Ya, Jimin pernah hampir di buang oleh Hyemi duabelas tahun lalu.
Malam itu langit kota Busan meredup bersama bulan dan bintang yang menyembunyikan entitasnya.
Sebuah pasar malam yang terkenal di kota Busan itu tetap ramai kendati langit bahkan tertutup pekat awan kelabu yang menggumpal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodious [Sibling Brother] ✔
FanfictionBagi Park Jimin, Min Yoongi adalah kakak terbaiknya. Dan bagi Min Yoongi, Park Jimin adalah sumber melodinya. Melodi kebencian yang ia tuangkan dalam sebuah lirik lagu. _____________ Brothership Min Yoongi & Park Jimin