Revisi
.
."Jadi ..., apa yang ingin ada bicarakan dengan saya?"
Jimin suarakan kalimat pertamanya sejak lima menit berlalu sia-sia tanpa percakapan. Seharusnya, waktu yang Jimin berikan telah berakhir sejak lima menit yang lalu.
Jimin dan pemuda itu—Jo Haesung— tengah duduk saling berhadapan di kursi yang tersedia di depan toserba yang telah ia tutup sebelumnya. Juga para pengawai dadakan yang ia usir paksa hingga ia berhasil meluangkan waktunya.
"Hal yang ingin kubicarakan denganmu memang berkaitan dengan Yoongi. Dan aku yakin, hanya kau yang bisa menghentikannya." Haesung kembali perdengarkan dingin kalimatnya tanpa mengubah arah tatapnya.
"Kakakmu, Min Yoongi adalah mantan pecandu dulunya."
"Dan sekarang, setelah kau dan Mamamu kembali, aku menemukan kembali beberapa obat tidur dan pil antidepresan berdosis rendah."
"Dan sekarang, hanya kau yang bisa menghentikan kakakmu."
Jimin tidak mampu lagi menahan sesak yang menjalar di dadanya hingga ia tumpahkan dalam birai airmata yang membasahi pipinya setelah Haesung merampungkan kalimat terakhirnya.
•••
Angkasa telah menggelap sejak beberapa jam lalu. Dingin dari musim bersalju membuat orang-orang enggan keluar rumah. Mereka lebih memilih untuk mencari sisa hangat yang ada di dalam rumah.
Sama seperti Park Jimin dan Min Jungkook.
Kedua remaja itu terlihat tenang menikmati acara televisi sambil menyantap hidangan hangat yang tersaji.
Tidak sebelum Hanna datang dan merusak ketenangan mereka.
"Astaga Jung! Kenapa gigimu semakin bertambah panjang." Hanna memekik gemas mengetuk gigi kelinci Jungkook. "Ibu jadi ingin memasangkannya pada Hally. Dia pasti sangat menggemaskan."
Jungkook lantas merotasikan matanya jengah. Memang terkadang mempunyai seorang Ibu kekinian membuatnya harus memiliki sabar lebih banyak. "Wahh Ibu lupa ya tentang jadwal pemotretan Ibu. Hari ini lho."
"Ya ampun Ibu lupa!" Hanna kembali memekik nyaring setelah mengingat pekerjaan pentingnya. Dia lantas meraih mantel tebalnya, lalu mengecup singkat kening Jungkook dan Jimin sebelum pergi.
"Ibu pergi dulu. Jaga diri kalian."
Wanita itu berderap melangkah terburu. Membuat Jimin yang sedari tadi menyaksikan interaksi ibu dan anak itu jadi tersenyum tipis. Dia sangat jarang menghabiskan waktu bersama sang Mama. Hyemi benar-benar sibuk mencari uang agar mereka tidak mendapat pukulan saat pulang. Berbeda dengan Hanna yang meski sibuk, tak membiarkan Jungkook kekurangan kasih sayang seorang ibu.
Ah, bertambah lagi daftar keirian Jimin pada Jungkook. Sudah menjadi kesayangan Min Yoongi, diterima baik oleh sang Papa, pun mendapat limpahan cinta dari sang Ibu kandung pula.
Sepertinya bahagia sekali menjadi Jungkook.
"Kak Jimin!"
Jimin tidak sempat mengelak saat Jungkook melemparinya dengan bantal sofa. Detik selanjutnya yang terjadi adalah pergulatan Jimin dan Jungkook di atas sofa. Jimin sibuk memelintir leher Jungkook dengan tangan kecilnya. Jungkook sendiri justru berpura-pura kalah kendati tangan kekarnya dapat menahan tangan Jimin yang lebih kecil darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodious [Sibling Brother] ✔
FanfictionBagi Park Jimin, Min Yoongi adalah kakak terbaiknya. Dan bagi Min Yoongi, Park Jimin adalah sumber melodinya. Melodi kebencian yang ia tuangkan dalam sebuah lirik lagu. _____________ Brothership Min Yoongi & Park Jimin