Preview chapter 35 : Book Version
.
.
••••Yoongi tidak tahu jika mendengar celotehan Jimin yang tidak ada putusnya mampu membuat lelah dan penatnya setelah bekerja jadi menguar begitu saja. Renyah tawa si bungsu seolah melodi paling candu yang pernah Yoongi dengar di dunia.
"Lalu sekarang, kau sudah pulang?"
"Belum, kak. Aku ingin bertemu Taehyung. Sudah lama sekali kami tidak bertemu."
Yoongi menghela napas, dalam hati ingin melarang adiknya berkeliaran lebih lama, tetapi ia tidak cukup tega untuk membuat riang suara Jimin menjadi desah kecewa saat ia mematahkannya dengan larangan.
"Jangan terlalu lama. Aku akan pulang malam ini."
"Um! aku juga akan segera pulang setelah bertemu Taehyung, kok."
Setelahnya, Yoongi biarkan waktu kerjanya terbuang sia-sia hanya untuk merekam bagaimana pekik riang si bungsu mengisi ruang sepinya.
Pemuda itu tidak lagi peduli pada Hoseok yang sudah mendengus jengah menunggunya mengakhiri percakapan, tidak juga peduli pada lembar-lembar kertas yang telah sepenuhnya terabaikan olehnya.
Pusat semesta Yoongi tengah bercerita begitu antusias. Dan Yoongi tidak akan peduli pada apapun selain pekik riang Jimin yang terus bercerita tanpa henti.
"Kakak ... "
"Ya, Jiminie?"
Yoongi menunggu. Sebab Jimin belum lagi bersuara setelahnya. Namun Yoongi tetap bersabar, menunggu si bungsu untuk kembali perdengarkan suaranya.
"Kemarin aku menemukan obat tidur di kamarmu. Dan ... aku membuangnya."
Garis wajah Yoongi berubah seiras dengan bagaimana nada suara Jimin yang tidak lagi seceria sebelumnya.
"Kak, ayo kita saling berjanji untuk sembuh bersama-sama."
"Aku tahu kakak masih belum bisa sepenuhnya lepas dari obat tidur. Aku tahu, kakak masih belum bisa melupakan hal-hal pahit yang kita lalui dulu, dan aku pun terkadang masih begitu. Karena itu, ayo saling berjanji untuk melupakan hal-hal buruk yang pernah terjadi sebelumnya. Ayo kita buat cerita baru yang lebih menyenangkan mulai sekarang."
"Aku akan berusaha keras agar bisa sembuh secepat mungkin dari cideraku agar bisa memberikan mendali pertamaku untukmu. Dan kakak juga harus berjanji untuk sembuh dari obat-obat itu. Aku bisa memeluk kakak untuk membuat kakak tidur nyenyak tanpa mimpi buruk, aku bisa menyanyikan lullaby yang dulu sering kakak nyanyikan untukku. Aku akan selalu di sisi kakak, menggenggam tangan kakak dan menjadi pengganti obat kakak."
Baris kalimat yang Jimin suarakan dengan tulus yang tersampaikan membuat jelaga hitam Yoongi memerah berbingkai kaca. Pemuda itu merasa jika ia tidak membutuhkan apa-apa lagi jika Jimin berada di sisinya, dan menjadi obat dari segala luka yang orangtuanya berikan.
"Jimin-a..."
"Eung?"
"Berjanjilah padaku untuk tidak pernah meninggalkanku lagi. Tolong, jangan pergi lagi."
"Eung! Aku tidak akan pergi lagi. Aku janji!"
Yoongi diam, berusaha mengusir resah yang mendadak singgah kendati ia telah mendengar sendiri sang adik berjanji untuk kedua kalinya agar tidak pergi.
Dan entah mengapa, Yoongi merasa tidak ingin mengakhiri panggilan telepon dengan sang adik. Yoongi ingin lebih lama mendengar celoteh riang dan renyah tawa si bungsu yang kini kembali mendapatkan warnanya.
••••
Versi lengkapnya bisa kamu baca di novel Melodious
Untuk info pemesanan bisa langsung DM IG : @mycasa.books
Dan jangan lupa follow IG ku @lalanaraya
••••
Banyak kejutan di novel Melodious nanti! Alurnya bener-bener aku rombak dan tata bahasanya jauh lebih rapih lagi karena udah di sunting editor.
Aku juga bikin bonus chapter tambahan yang belum pernah aku publish di mana pun. Buat yg butuh asupan manis manis si sulung dan si bungsu, atau asupan Papa Kyungsoo dan si bungsu, buku ini wajib banget kamu peluk.
Dan aku puk menyiapkan plot twist yang gak akan kalian sangka di ending melodious nanti.
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodious [Sibling Brother] ✔
FanfictionBagi Park Jimin, Min Yoongi adalah kakak terbaiknya. Dan bagi Min Yoongi, Park Jimin adalah sumber melodinya. Melodi kebencian yang ia tuangkan dalam sebuah lirik lagu. _____________ Brothership Min Yoongi & Park Jimin