Bagian 06 : Keraguannya

8.6K 1K 121
                                    

Revisi ver
.
.
.


"Aduh!"

"Huaaaa sakit, kakak..."

Yoongi, yang sedang belajar didalam rumah itu berlari keluar saat teriakan adiknya terdengar nyaring. Ia berlari, menghampiri Jimin yang telah tersungkur ditanah dengan pipi memerahnya yang basah oleh airmata.

"Jimin, hey, kenapa?" Yoongi bertanya pelan, berjongkok dan melihat luka goresan di lutut sang adik.

Sang adik terisak pelan. Bocah lima tahun itu merengek pilu pada sang kakak, "Jatuh, kak. Sakit sekali, hiks. Nyut-nyutan."

Yoongi terkekeh mendengar aduan sang adik, ia meraih sapu tangan biru laut bermotif doraemon, lalu menggunakannya untuk mengikat lutut Jimin kecil yang terluka. "Begini dulu supaya tidak nyut-nyutan."

Jimin kecil mengerjap polos, menatap luka di lututnya yang dibalut sapu tangan kakaknya. Lalu, Yoongi berbalik, menepuk punggungnya sekilas.

"Ayo naik. Kakak gendong masuk, supaya lukanya cepat di obati oleh Mama."

"Tapi Jiminie gendut."

Kembali, Yoongi di buat terkekeh pelan akan polos kalimat yang adiknya suarakan. "Kakak lebih besar dari Jimin, lho. Kakak ini kuat, sudah deh cepat naik saja. Sakit lho kalau buat berjalan."

Jimin kecil naik ke punggung Yoongi, lalu mengalungkan kedua tangan mungilnya dileher Yoongi.

"Terimakasih kakak. Jiminie sayaaang sekali sama kak Yoongi!"

"Kakak juga sayaaang sekali sama Jimin."

"Sayangnya Jiminnie lebih besaarr!"

"Eh, benarkah? sebesar apa memang?"

"Sebesar ini, kak!"

Senja di penghujung hari sore itu menjadi latar dari kakak beradik yang masih beradu kasih sayang, juga sore terakhir yang mereka habiskan bersama sebagai saudara, sebelum keegoisan orang dewasa merusak hubungan mereka.

Yoongi memandangi sapu tangan biru laut ditangannya lamat-lamat sambil mengingat kenangan tentang sapu tangan biru laut bermotif doraemon itu. Itu sapu tangan Mama yang ia gunakan untuk mengikat luka adiknya dulu.

Setelahnya kejadian itu, Yoongi tidak pernah melihatnya lagi. Sebab ia telah putuskan untuk buang semua hal tentang Jimin dan Mama dalam hidupnya. Tetapi kendati begitu, ternyata Jimin masih menyimpannya dengan baik.

Mendadak, Yoongi merasakan perasaan aneh yang ingin ia sangkal jauh-jauh. Perasaan hangat yang mencoba menyusup diam-diam dalam hatinya. Tentang presensi Jimin yang sempat ia anggap penting dulu.

Dulu, Jimin adalah prioritasnya, adiknya, dan kesayangannya.

Tetapi itu dulu, 12 tahun yang lalu.

Karna sekarang saat menatap wajahnya pun membuat Yoongi muak. Bukan hanya tentang bagaimana Hyemi yang memilih hanya membawa Jimin bersamanya, bukan tentang bagaimana mereka menghilang selama belasan tahun bagai di telan bumi.

Ini tentang bagaimana Yoongi yang selama duabelas tahun hidupnya ia habiskan untuk mengharap kedatangan mereka. Bagaimana Yoongi yang berusaha mencari Mama dan adiknya saat sang Papa begitu membatasinya dari dunia luar.

Juga, tentang waktu yang tidak akan pernah bisa mereka kembalikan kendati Mama dan Jimin kembali hadirnya dalam hidupnya.

Kenapa saat ia telah hampir berhasil menghapus presensi mereka dari ingatan Yoongi, Mama dan Jimin justru datang menghancurkan usaha yang Yoongi bangun selama belasan tahun.

Melodious [Sibling Brother] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang