P r o l o g

1.6K 66 1
                                    

Argghhh!!!" pekik salah seorang pemain yang tengah bertanding di lapangan sepak bola.

Melihat salah satu anggota timnya jatuh tersungkur, membuat amarah Aldo tak terkendali. "Woy! Santai dong kalo main," teriaknya nyaring pada tim lawan.

"Udah udah, gue gak papa. Lanjut!" ucap Althaf tenang meski kakinya terasa lumpuh untuk digerakkan, juga kepalanya yang terasa berat untuk ditegakkan kembali seperti semula.

Meski begitu, tidak meruntuhkan ambisi Althaf untuk membawa tim dan nama sekolahnya menuju babak final besok lusa. Itu menjadi salah satu alasan mengapa ia kembali bangkit meski tubuhnya tidak banyak merespon apa yang ingin ia lakukan.

Baru saja Althaf berhasil berdiri tegak dan mencoba untuk terlihat baik-baik saja, sebuah bola melaju dengan sangat cepat ke arahnya hingga mengenai keseluruhan wajah cowok itu. Tubuhnya ambruk seketika disertai dengan darah segar yang keluar dari lubang hidung. Kondisinya sama sekali tidak pantas jika disebut baik-baik saja, bahkan jauh dari kata baik-baik saja.

Althaf bukanlah pemain yang mudah ambruk ketika berada di lapangan. Namun, kali ini ia ambruk dengan sangat mudahnya, bahkan ini masih berada di babak awal, menit ke dua puluh.

"Heh!!! Dia belum bangun sepenuhnya kenapa udah dilemparin bola, lo lo pada buta ya?!" emosi rekan-rekan tim Althaf, merasa jika turnamen kali ini sangat menginginkan kekalahan dari timnya dengan cara meruntuhkan pertahanan utama yang kokoh milik sang kapten, Althaf Bagaskara.

"Sorry gak sengaja," balas Leo, salah satu anggota dari tim lawan. Meski ia tahu jika lemparan bola milik Ken —rekannya, tadi adalah perbuatan yang disengaja. Namun ia mencoba menengahi agar tidak terjadi bentrok yang tidak diinginkan dan membuat timnya didiskualifikasi dalam pertandingan kali ini.

Tiupan peluit milik wasit kembali terdengar nyaring di seisi lapangan menandakan pertandingan kembali dilanjut, tanpa Althaf sang kapten dari tim sepak bola SMA Garuda.

Pertandingan berakhir, dimenangkan oleh tim sepak bola SMA Garuda dengan skor 2-4.

Rekan tim Althaf sudah joget-joget sinting di tengah lapangan. Setidaknya dengan keluarnya ia dari lapangan tidak membuat tim kalah begitu saja. Tanpa sadar, ia tertawa menyaksikan kegilaan teman-temannya di tengah lapangan, ditambah dengan adanya Aldo membuat kegilaan itu menjadi sangat natural.

"Gue kira lo bakal mati di tengah lapangan tadi," cetus Ken yang tiba-tiba saja melintas, "saat lemparan bola gue tepat sasaran," lanjutnya tanpa melirik setitikpun ke arah Althaf.

"Dewasa itu tidak mengikutsertakan masalah pribadi ke dalam pertandingan ini."

Celetukan asal itu membuat Althaf dan Ken menolehkan kepalanya ke arah yang sama.

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang