6%

400 47 0
                                    

_______________________________________                     🐹🐿🐹🐿🐹🐿                                  

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_______________________________________
                     🐹🐿🐹🐿🐹🐿
                                   .
                                   .
Sooyoung sudah kesal sekarang, anak laki-laki dari kelas sebelahnya itu terus saja mengikuti dan menguntitnya sedari tadi tanpa henti.

.
Kemana pun Sooyung pergi dia pasti ada. Entah dibelakang, depan, samping kanan dan kirinya membuat Sooyoung jadi gundah dan tidak nyaman.

.
Saat akan menegur, anak laki-laki itu langsung kabur terbirit-birit, membuat Sooyoung tidak bisa mengejar dia.

.
Kini gadis itu hanya duduk dikelasnya sambil mendengarkan musik menggunakan earphone pink kesayangannya. Sooyoung menyadari keberadaan anak laki-laki itu yang sedang mengintipnya dari balik pintu.

.
"Tunggu sebentar Soo. Pasti ada celah buat narik tangan tuh bocah!" Batin Sooyoung.

.
"Woozi!" Sahut temannya membuat si empu berbalik secara otomatis karena merasa terpanggil. "Sekarang!" Seru Sooyoung mulai bangkit.

.
Tepat di depan laki-laki itu Sooyoung berdiri dan langsung mengenggam tanganya dengan kencang membuat laki-laki itu tersentak kaget bukan main. "Mau lari kemana?!" Pekik Sooyoung.

.
Pria bernama Woozi itu berusaha kabur dengan berusaha melepaskan tawutan tangan Sooyoung. Namun sialnya dia tidak memiliki tenaga sekuat gadis bernama Sooyoung itu. Lemah memang, badannya saja kecil seperti Amuba.

.
"Lepasin ..." Rusuh Woozi. "Enak aja, capek tau kalo harus ngejar kamu terus. Mentang-mentang badan boncel, larinya cepet banget. Kamu nguntit aku kan?" Ucap Sooyoung geram.

.
"Hah?" Kaget Woozi. "Maksudnya apa?" Lanjutnya heran. Sooyoung tiba-tiba melepas tautan tangannya dan menatap bocah di hadapannya dengan raut wajah tidak kalah bingung.

.
"Kamu nguntit 'kan? Iya kan? Setiap ke kantin ada, ke kamar mandi juga ada, Sekarang juga ada di depan kelas. Mau ngelak apa lagi hah?!"

.
"Sorry, Sorry ... Kamu kayanya salah paham deh. Aku kesini, ke kantin, kamar mandi bukan buat liat kamu. Tapi temen di sebelah kamu, Tyuzu!" Jelasnya menyeringai.

.
Seketika pikiran Sooyoung menjadi kosong dan berdebu. Sistem saraf otaknya seperti putus di potong gunting tajam.

.
Malu, sangat malu memang. Dia kira selama ini bocah itu menguntitnya. Tapi bukan, Bukan dia yang diuntit. Tapi teman yang selalu ada disebelahnya, Tyuzu.

.
Kini dia menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang sambil berbisik mengejek dirinya.

.
"Brengsek!" Ucap Sooyoung. "A-apaa?" Syok Woozi. "Cowok kaya kamu tuh brengsek, bego! Kenapa, kesel aku bilang gitu? Huh?" Ucapnya dengan mata yang mulai berair.

.
"Brengsek? Kamu tuh yang kege-eran. Kamu kira bakal ada yang suka sama cewek kasar kaya kamu!" Ucapnya penuh penekanan sambil menunjuk wajah Sooyoung geram.

.
Sooyoung tidak bisa membendung air matanya lagi, beberapa wanita berbisik yang aneh-aneh padanya, ada juga yang mengejeknya. Beberapa pria juga tidak berani melerai pertikaian itu dan hanya melihatnya saja.

.
Namun tiba-tiba, seseorang melangkahkan kakinya ke arah mereka dengan santai dan berkata.

.
"Kata siapa gak ada yang suka sama dia? Aku suka!" Ucapnya tegas tanpa pengulangan membuat Woozi dan orang-orang di sekitar menganga tidak percaya.

.
"Kak Seokjin gak gila 'kan?" Ucap Woozi dan gelengan singkat sebagai jawabannya. "Sooyoung, dia gadis manis yang udah bikin hati aku terpanah." Ujar Seokjin lantang sambil melihat sekilas ke arah Sooyoung yang terlihat tidak percaya.

.
"Ka, yakin bisa ngasih bukti kalo emang bener Kakak suka sama cewek kasar satu ini?" Tanya Woozi penuh penekanan sambil menunjuk ke arah Sooyoung membuat Seokjin membulat sempurna.

.
Seokjin tanpa pikir panjang langsung mengusap pipi Sooyoung lembut dan menghapus air mata yang terus menetes dari matanya itu. "Soo, kamu percayakan sama ak---,"

.
"Udahlah gak perlu pura-pura, aku tau kamu cuma bercanda. Dan aku gak bakal tertipu untuk kedua kalinya." Ucap Sooyoung menepis lengan Seokjin dari pipinya dan mengusap air matanya kasar. Sooyoung pun mulai membalikkan badannya berniat untuk pergi.

.
Namun tiba-tiba terasa bahwa tangannya ditarik dengan kecang membuat Sooyoung terbelalak saat Seokjin dengan sangat tiba-tiba juga menarik tengkuk leher dan menciumnya membuat seluruh penghuni yang ada disitu bersorak riuh.

.
"Aku gak bercanda Park Sooyo---." Bisiknya teropotong.  Merasa tidak terima dengan perlakuan laki-laki itu, Sooyoung mendorong paksa dada Seokjin membuatnya tersentak hampir terjatuh.

.
"Sialan! Aku gak butuh di kasihani, jadi gak usah nekat-nekat lagi buat tolongin aku. Kalian para cowok, emang mahluk paling brengsek!" Ucapnya pergi dengan isak tangis.
__________________________________🐦__

See you part 7%

Comment anda vote

I hopeeeeeeeee.. 😇

Tinggalin jejak intinya bevv_-

Ending Scene 🎥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang