_______________________________________
✌≧ω≦✌
.
.
Pria itu langsung menghentikan aktivitas nya dan merenggangkan otot-otot tubuh yang mulai kaku. Kemudian tumbang ke lantai."Ehhhhh.. Ayam-ayam!" Kaget Yerim.
.
Yerim menutup mulutnya menggunakan kedua tangan, dengan perlahan mendekati pria itu. Betapa terkejutnya dia melihat laki-laki yang kini terbaring di atas matras."Jungkook!" Kejutnya menghampiri laki-laki itu.
.
Yerim terus menggoyang-goyangkan badan Jungkook berharap kesadaran atas dirinya. Kemudian beberapa kali menyahuti namanya berharap dia mendengar suara itu..
Yerim semakin panik, kenapa juga pria itu berlatih sekeras ini sampai daya tahan tubuhnya melebihi batas. Ingin sekali dia memarahi pria bermarga Jeon itu. Dan entah mengapa hati ini terasa sakit melihatnya terbaring lemah."Kook! Bangun!"
.
Tak kunjung bangun, Yerim pun membangkitkan tubuhnya untuk keluar ruangan. Namun saat akan beranjak, tiba-tiba tangannya ditarik dengan kencang sampai tubuh mungil itu terjatuh tepat diatas dada bidang Jeon Jungkook."Astaga!"
.
"Gak ayam-ayam?" Ledeknya terkekeh. Oh astaga, benar-benar menyebalkan hari ini.Pertama dia harus di hukum, kedua dibuat panik setengah mati, ketiga malah kena tipu. Keempat malah di ledek. Apa lagi? Huh apa lagi! Geramnya dalam hati.
.
Saat Yerim mulai membangkitkan tubuhnya tiba-tiba pria itu mengeratkan pelukannya.Sampai-sampai nafas gusar Yerim terasa di dada berbalut seragam karate itu.
"Kaya gini dulu." Ujar Jungkook.
"5 menit!" Tekas Yerim.
"10 menit."
"Hish, 3 menit!"
"5 menit dil_-."
.
Selama waktu itu berlangsung, tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir keduanya. Mereka hanya bermain dengan pikirannya masing-masing..
"Waktu habis." Ujar Yerim mendongakkan kepala menatap laki-laki yang ternyata sedang menatapnya sendu.Yerim semakin salah tingkah dengan tatapan itu. Entah apa yang ada di pikiran Jungkook, dia benar-benar tidak mengetahuinya.
.
Yerim pun memaksa untuk bangkit, dan untungnya saja laki-laki itu melepaskannya dengan mudah."Kamu tau kalo aku yang datang?" Tanya Yerim.
"Taulah, wangi." Ucapnya membuat Yerim mengernyitkan alisnya sempurna.
"Wangi Yer, tubuh kamu wangi vanilla. Aku suka." Ucapnya membuat hati Yerim sedikit tersentak, dan rona merah mulai terbit di pipi chubby nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ending Scene 🎥
Romance"Aku bisa mengatasinya karena kamu mendukungku, aku bisa menahan rasa sakitnya, karena aku mendengarmu meneriakkan namaku." Tegarnya menangis dalam diam "Harusnya gue gak pernah kenal sama cewek selemah dia... Hiks!" Gumam pria berkulit putih itu. _...