10%

379 53 0
                                    

_______________________________________                             ◕‿◕                                

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______________________________________
                             ◕‿◕
                                 .
                                 .                          
Joohyun hanya menatap langit cerah yang menerpa wajahnya, dia duduk di tepi kolam renang sekolah yang kini sedang sepi, sempurna untuknya menyendiri. Joohyun juga memasuk 'kan sebagian kakinya ke dasar kolam renang.

.
Wanita itu langsung memakai earphones ke telinganya dan memutar musik yang membuat moodnya kembali baik. Matanya kian tertutup dengan rapat, ia membatin dan berharap ada seseorang yang bisa mendengar keluh kesahnya.

.
Menutup matanya 100%, berarti dia siap bernostalgia dengan pemikirannya semasa dulu. Pada saat itu sebenih air mata keluar dengan bebas membasahi pipinya.

.
"Seberapa besar pun usahaku, cinta tidak akan pernah bisa berubah. Cinta tetaplah cinta, sebuah kata sederhana namun sulit untuk dipahami. Aku tidak akan pernah bisa mengubah seseorang untuk mencintaiku dalam waktu yang singkat." Ucapnya dalam isak tangis.

            (Flasback on) づ ̄ ³ ̄づ
                                   .
                                   .
Hari ini keadaan sekolah cukup ramai, membuat beberapa murid termasuk Joohyun dan Wendy berlari dengan nafas terengah-engah untuk memasuki gerbang yang hampir di tutup. Sungguh, mereka bangun ke siangan pada pagi secerah ini ...

.
"Ya ampun Joo, cape banget, sumpah," Gusar Wendy sambil cengengesan.

.
"Aku juga bilang apa, semalam harusnya kita gak usah begadang. Kan jadinya hampir telat gini. Besok-besok aku gak mau lagi-lagi ah." Gerutu Joohyun yang mendapat anggukan dari lawan bicaranya. "Iya deh, maaf yah Nyai Joohyun." Ledeknya tapi hal itu malah membuat Joohyun tertawa ringan.

.
Pintu gerbang pun ditutup pada waktu yang sudah ditentukan pada papan peraturan. Hal itu membuat jengkel beberapa siswa yang gagal tepat masuk ke sekolah. Termasuk laki-laki bernama Kim Taehyung itu.

.
Dia tidak menyerah menggoda Pak Security untuk membukakan gerbang untuknya. "Pak, ayolah kita bertiga cuma telat 1 menit kok." Piluh Taehyung menggoda dengan nada di lembut-lembutkan.

.
"Banyak alasan kamu, kalo udah telat ya telat saja. Sudahlah, kamu sangat mengganggu waktu saya." Pekik pak security itu meninggalkan 'nya ke belakang.

.
"Hish! PELIT BANGET SIH JADI ORANG TUA!" Gerutunya berteriak namun tak di gubris sama sekali, mengingat Bapak security itu sudah menghilang kebelakang.

.
"Oh Wendy, kamu ngapain?!" Kaget Taehyung heran. "Sssst, jangan berisik. Kamu mau masuk 'kan?" Ucap Wendy berbisik. "Ya ampun Wen, kamu baik banget sih, jadi makin cinta deh." Goda Taehyung cengengesan.

.
"Ih, kalo bukan karena temenku yang minta aku mana ma---" ucapnya tidak terdengar oleh Taehyung.

.
"Wen, cepetan Pak security nya datang!" Seru Joohyun memantau dari kejauhan. "Waduh, ayo cepet-cepet masuk." Geger Wendy mendorong-dorong tubuh ketiga siswa itu untuk masuk. Akhirnya mereka pun lolos dari pantaun security.

                    (Skip) 👉 ˘ω˘ 👈
                                  .
                                  .
Wendy dan Joohyun berjalan sambil membawa buku yang dipeluk di dadanya. Mereka berbincang dan beberapa kali tertawa ketika saling bertukar cerita. Namun tiba-tiba langkah Wendy terhenti karena es krim strawberry mendarat di hidungnya karena perlakuan laki-laki bermarga Kim itu.

.
Karena kesal, Wendy langsung mengejar si pelaku, sambil memukul-mukul 'kan buku ke pundaknya. Melupakan teman yang sedari tadi bersamanya. "Taehyung!!!" Peliknya.

.
"Taehyung sama Wendy serasi yah, kenapa mereka gak jadian aja sih?" Ucap salah satu siswa yang Joohyun lewati. Gadis itu sengaja memelankan langkahnya guna mendengar percakapan mereka.

.
"Iya serasi banget, Wendy juga tolongin aku pas telat tadi. Baik banget dia, apa mungkin karena ada Taehyung, hehe ..." Ucapnya sumringah.

.
"Wah serius? Kayanya udah saling suka sih. Mereka nempel terus dari kelas satu!"

.
"Siapa sih yang gak setuju, hehehe."

Dengar Joohyun tersenyum tipis.

                      (Skip)  ⑅•ᴗ•⑅ 🍭
                                  .
                                  .
"Wen, selamat yah. Lain kali traktiran 'nya dong." Sahut Mark menegur.
"Maksud kamu?"

.
"Wendy selamat yah, akhirnya gak jomblo lagi hahaha ... Pajaknya mana nih!" Tegur Rose.  "Iyah, gak nyangka sih bakal jadian sama temen kecilnya sendiri. Yak gak temen-temen?" Tegur yang lainnya lagi membuat Wendy menjadi pening.

.
"Aduh aku gak paham kalian ngomong apa?!" Gerutu Wendy menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

.
"Wen, aku ke toilet dulu ya." Pamit Joohyun namun tak disadari oleh Wendy karena sibuk menjawab pertanyaan teman-temannya. Ia pun bangkit tanpa harus mendengar jawaban dari Wendy.
Tiba-tiba ...

Brugh!

.
Gadis itu terjatuh karena menabrak seseorang, namun ia berusaha untuk  menahan beban tubuh dengan tangannya.
"Eh maa---" Ucap seseorang itu.

.
"Permisi." Ucap Joohyun bangkit tanpa melihat paras orang yang di tabraknya walau hanya sekilas, karena dia tau siapa seseorang itu?

.
Orang itu terheran-heran dengan ekspresi wajah gadis itu. Pipinya memerah bak kepiting rebus, ia seperti menahan tangisnya. "Kepiting rebus, bisa jalan. Wah ..." umpatnya.

.
"Eh Taehyung! Wen, liat tuh pangeran kamu." Goda Mark membuat Wendy kelabakan.

.
Joohyun tersimpuh pada bilik kamar mandi sambil menangis terisak. Ia mengingat segala hal menyakitkan tentang kisah percintaannya. Entah mengapa, gadis itu selalu merasa buruk tentang hal ini.

.
Biasanya gadis-gadis yang lain akan bersuka ria membicarakan laki-laki yang di sukainya. Kenapa harus laki-laki itu, kenapa harus dia yang jadi cinta pertamanya Joohyun? Kenapa?!

.
Namun berbeda bagi Joohyun, ia merasa harus memendam 'nya sendirian. Terkadang ia merasa benci menjadi dirinya sendiri, ia selalu berpikir betapa senangnya jika ia menjadi Wendy. Apapun yang gadis itu lakukan pasti mendapat pujian, tapi dia? 

.
Jika saja Joohyun tidak mengingat bahwa Wendy sedang mempertaruhkan hidupnya, ia pasti sudah melakukan hal keji seperti menjatuhkan Wendy. Namun gadis itu terlalu lugu untuk melakukannya, hatinya terlalu baik.

.
"Apapun yang terjadi, sahabat harus jadi yang paling utama, walaupun itu butuh pengorbanan diri dan hati!" Ucap Joohyun terisak sambil mengingat wajah Wendy yang tersenyum.

___________________________↑ω↑________

See you part 11%

Jangan pelit vote yaa!!!!

Tinggalin jejak kek, kali-kali ...😁😁

Krisar juga boleh ehe~~

Ending Scene 🎥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang